2. Flashback #1 Tahun Ajaran Baru

778 11 0
                                    

"Tri ...Putri bangun. Nanti telat loh".

Kenapa suara ibu ada disini, akukan lagi berpetualang.

"Ayo bangun... Katanya harus berangkat pagi".

Kok ada yang menepuk bokong ku sih dan makin lama makin keras. Aku pun terbangun dan melihat wajah ibu yang terlihat sebal.

"Kamu ini dibangun dari tadi enggak bangun-bangun. Dasar kebo, katanya mau berangkat pagi karna MOPDB tapi malah molor aja". Kukira suara tadi mimpi lha kok ternyata asli suara ibuku.

"Iya buk. Ini bangun nih". Terpaksa deh bangun padahal lagi enak-enak mimpi berpetualang sama Shinee hehehe.

"Sana cepet mandi, ini sudah jam 4 pagi".

"Okey buk". Aku pun langsung pergi mandi dan bersiap-siap. Jam 5 aku sudah siap berangkat.

Ini MOPDB atau disuruh bersihin sekolah sih, masak harus dateng pagi-sekali. Baru dateng, eh udah diteriakin kakak pembina padahal ini masih setengah 6 lewat 5 menit dan seharusnya kumpulnya jam 6 kurang 15 menit.

Aku buru-buru menaruh tas dipelataran perpus dan bersiap mengenakan rompi dari kardus. Sialnya aku lupa kalau aku tidak bisa pakai harnet, akhirnya aku asal pakai dan memakai topi dari pot bunga.

Dilapangan para peserta MOPDB melaksanakan upacara pembukaan, setelahnya masih dijemur tapi untungnya tidak lama dan kami pindah ke dalam kelas. Tapi sialnya gara-gara kakak pembina terlalu lama nerangin jadi saat disuruh kelapangan jadi datang terakhir dan kami dihukum sama kakak pembina lainnya dan mereka enak-enak an juga ikut menghukum kami. Uh sial.

Hufh akhirnya selesai juga MOPDB nya hari ini. Pasti setelah MOPDB dan kesemaptaan selesai bisa dipastikan kulit ku putih bersih ini menjadi item dan kusam. Di sekolahan ini panasnya gila dan debu pada berterbangan, beda jauh sama SMP ku dan aku harus bertahan selama 3 tahun disini, yah kapan dong kulit ku jadi bersih lagi.

Sekarang aku benar-benar capek sampai males rasanya pulang. Andai saja Reva masuk, sudah kupastikan ia yang menyetir tapi dianya sekarang sakit. Tanpa sengaja aku melihat Devano teman se SMP dan sekelas berjalan menuju gerbang, aku langsung lari menyusulnya dan menepuk keras penggungnya lalu pergi meninggalkannya. Usaha ku melarikan diri pun sia-sia karna dia punya kaki panjang dan tubuh cungkring yang mempermudah menyusulku dan membalas menepuk punggung ku walau tidak terlalu keras seperti aku.

"Tetap kena kan yank". Eits jangan salah sangka dulu, kami ini cuma teman tapi dia suka panggil aku sayang kalau enggak beb sejak pendaftaran di SMK ini.

"Iya jelaslah kakimu itu panjang sedangkan aku pendek". Aku melipat tanganku didepan dada sambil mengerucutkan bibir ku.

"Enggak papalah kamu pendek, kan cocok pendek kamu itu".

"Menyebalkan". Ku tinggalkan dia dan menuju tempat parkiran motor ku. Untungnya kami tidak satu parkiran kalau tidak mungkin kami digosipin pacaran.

Aku pun pulang dengan keadaan luar biasa lelah dan kulit ku terasa terbakar karna tersengat teriknya matahari. Sesampainya dirumah, keadaan rumah sangat terasa sepi, aku ingin kembali kemasa saat aku smp saat aku pulang ada kedua kakak ku dirumah dan terkadang ada ibuku dirumah. Kalau ayah, ayah ku meninggal sejak 13 tahun yang lalu saat aku berumur 3 tahun, ia meninggal karna kecelakaan yang menyebabkan pembekuan darah diotak dan akhirnya meninggal sebelum dioperasi. Dan ibukulah yang banting tulang untuk menghidupi aku dan kedua kakak ku, tapi sekarang kedua kakak ku telah menikah dan ikut istri dan suami masing-masing. Itulah yang menyebabkan merindukan keramaian dirumah ini.

Aku merebahkan tubuh dikasur kesayangan ku tanpa melepaskan kaos kaki ku dulu, kalau dulu saat kak Agung melihat aku pulang tak langsung ganti baju pasti ia mengomeli aku dan menyuruhku ganti baju dulu tapi itu dulu, sekarang ia jarang kesini. Aku pun mengambil tablet ku dan memutar lagu korea kesukaan ku.

Cinta Beda AgamaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang