Bagian satu

29.7K 1.3K 96
                                    

.

.

"Kau itu wanita yang tidak berguna! Percuma kita menikah kalau kau tidak bisa memberiku keturunan!"

Kalimat yang membuatku terdiam seketika.

*

*

*

*

Pernikahan...

Apa itu pernikahan? Bagiku, pernikahan adalah ikatan sakral yang menyatukan antara laki-laki dan perempuan dalam satu hubungan. Menyatukan dua sifat yang berbeda. Kebahagiaan, permasalahan, perdebatan berkumpul menjadi satu di hubungan ini. Kekangan, aturan ada di dalam ikatan ini.

Aku...

Aku hanyalah wanita biasa yang tidak mempunyai banyak bakat. Lahir di tengah keluarga biasa-biasa saja. Memiliki sifat pendiam, tak banyak menuntut dan selalu mengalah. Mungkin itulah yang disebut kesabaran. Atau mungkin lebih tepatnya kebodohan?

Usiaku yang terbilang masih muda yaitu 25 tahun, sudah menjalani sebuah ikatan pernikahan dengan pria bernama Park Jimin yang usianya lebih tua satu tahun dariku.

Kang Hyerim. Itulah namaku.

Awalnya semua baik-baik saja. Aku bertemu dan menjalin hubungan dengan suamiku sejak duduk di sekolah menengah atas. Kami menikah pun karena cinta, bukan karena hamil di luar nikah atau karena paksaan.

Bukankah itu miris? Saat wanita dan pria berusia demikian, seharusnya kami memikirkan bagaimana caranya menata masa depan bukan? Mencari pekerjaan demi kebahagiaan orang tua.

Tapi kami berani memutuskan, menjadikan pernikahan satu-satunya jalan untuk menyatukan cinta kami berdua. Sejak itulah aku sangat menyesali keputusan yang akhirnya menjadi boomerang dalam kehidupanku.

Penderitaan fisik dan batin aku rasakan setiap saat. Aku hanya bisa bungkam tak berani menceritakan pada siapapun termasuk keluargaku.

Di saat aku tengah lemah dengan semuanya. Seseorang datang secara tiba-tiba ke dalam pernikahanku yang suram. Menelisik, menggoda dan menghancurkan pertahananku sebagai seorang istri. Pria itu datang mengisi kekosongan di setiap rongga kesepianku.

Menemaniku dan mewarnai kehidupanku dengan kebahagiaan baru.

Apa perasaan itu salah? Tentu saja salah. Bukan hanya salah, aku bisa menyebut nya dengan perasaan terlarang.

*

*

Malam ini terasa sama saja dengan malam-malam sebelumnya. Aku bisa merasakan panasnya tamparan tangan Jimin yang memang sengaja ia lakukan pada sebelah pipiku. Bekas tangan pastinya sudah tercetak di sana. Memerah dengan sedikit cekikan yang ia lakukan pada leherku.

"Tidak...Oppa...hentikan!" Seakan Jimin menuli, pria itu terus saja menunduk untuk menciumku. Memagut dengan gigitan menyakitkan pada bibirku.

Membuatku memekik kesakitan, menjerit nyeri. Aku ingin melepaskan tautan itu, tapi aku tak cukup tenaga untuk menghindar. Yang bisa aku lakukan hanyalah pasrah dan meredam tangis dalam batin.

"Sebentar, Sayang..." Jimin mendesah, masih saja menampari pipiku sambil tetap menyetubuhiku.

Bukanlah nikmat yang aku rasakan, namun sakit teramat sangat di raga serta batinku. Bahkan bisa ku lihat beberapa gigitan dia tinggalkan di area dada dan lenganku.

Iya. Bekas merah keunguan yang tercetak jelas di sana.

Ini salah. Ini tidak benar. Dia tidak normal. Jimin seorang penderita Seksual Sadisme. Dengan menyakiti ia akan menambah kenikmatan fantasinya.

SAJANGNIM || BTS-Min Yoongi|| ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang