lima

34 3 0
                                    

Pagi ini adalah pagi yg paling terkutuk untuk seorang aurel.faza menyiapkan untuk mereka sarapan.ya kini dia yg hrs melayani adik tercintanya.pembantunya sedang izin untuk cuti karna anaknya sakit.orang tua mereka sedang pergi ke singapore.ya orang tua mereka sangat sibuk.hingga jarang untuk berkumpul.walaupun berkumpul itu saja jika sarapan pagi.aurel memang tak mempermasalahkan itu.namun dlm lubuk hati yg paling dalam ia menangis karna baginya orang tuanya hanya memperhatikan pekerjaanya.ia masih beruntung krna mempunyai kaka seperti faza.
"Ngga makan?"tanya faza yg melihat adiknya sedari td hanya memandangi sarapanya,tak menyentuhnya sama sekali.

"Aurel ngga lapar?"
Jawab aurel dengan suara lemah.

"Tdk usah memikirkan seseorang yg bahkan tidak memikirkan kamu.dia yg sedang kamu pikirkan belem tentu memikirkan kamu jg.kamu sangat mencintainya blm tentu juga dia mencintai kamu juga.jangan terlalu banyak berharap nanti jatuhnya sakit"
Ujar faza spt membaca pikiran aurel.aurel hanya tersenyum kecut menanggapinya.ya perkataan kakaknya memang benar.dia terlalu mencintai dan berharap pd lana yg menyakitinya.

"Minum susunya.kita berangkat sekarang"
Ujar faza menyuruh aurel  yg dibalas dengan anggukan saja.faza menghela nafas berat melihat adiknya seperti mayat hidup yg tak tentu arahnya.

Sepanjang perjalanan sekolah hanya ada keheningan diantara mereka.aurel yg sibuk dengan pikiranya sendiri dan faza yg fokus menyetir mobil.ya aurel memikirkan lana yg sejak malam trs menelfonya namun tak prnah ia angkat.

Jika kita ingin melupakan sesuatu.kita hrs siap untuk tersakiti bukan??

"Kak"..panggil aurel memecahkan keheningan.

"Hm"

"Ayah sama bunda 1 bulan di singapore apa ngga bosen?mereka ngapain disana.kok tiap tahun kesana?bukanya karyawan mrk tuh banyak ya kak?tp knp hrs mrk yang pergi?"oceh aurel dengan seribu pertanyaanya.ya dia juga memikirkan orang tuanya yg setiap tahun kesingapore itu.dia jg bingung knp hrs mrk yg prgi.padahal banyak karyawan yg siap untuk menggantikan.

"Mereka kerja.kan ayah bunda juga punya bisnis disana rel."

"jangan-jangan ada sesuatu yg mereka sembunyikan dr kita"

Faza menginjak pedal rem secara tiba-tiba.itu membuat aurel terdorong ke depan.
"Kenapa si kak.kaka ngga papa.kaget aurel?"tanya aurel memastikan kakanya dalam kondisi baik-baik saja.
Faza menatap adiknya dengan lekat.aurel yg merasa dirinya ditatap spt itu mengangkat satu alis kananya tak mengerti.

"Kak"panggil aurel menyadarkan kakanya.

"Eh..eng_ngga papa..tadi ada kucing lewat"jawab faza langsung menjalankan mobilnya lagi.
Sesampainya disekolah aurel langsung menuju bangku tempat duduknya.ia tak memperdulikan aris dan fajar yg sedari td mengganggunya.ia melipat kedua tangan diatas meja dan menenggelamkan kepalanya.alut yg duduk disampingnya heran dg aurel yg spt itu.begitu juga denga any dan chilma.

"Lo kenapa?"tanya alut memastikan

"Elah dia pasti msh blm move on sm la....."blm sempat any menyelesaikan kalimatnya chilma buru-buru menabok lengan any.bukan krn dia jahat namun agar ucapan any tidak menyinggung perasaan sahabatnya.any merengek kesakita dan memaki chilma.sedangkan chilma geram pada any dan menyuruhnya untuk diam saja.

"Lana semalem telfon gue trs.45 panggilan tak trjawab dr dia"ujar aurel memberanikan diri menatap sahabatnya dengan tatapan lemah.

"Lo pernah angkat?"tanya chilma
Aurel hanya menggeleng lemas sbg jawaban.
"Bagus lah"

"Jangan terlalu mencintai seseorang.wajah tampan tdk menjanjikan cinta untuk menetap pada satu hati.dan jangan mudah terpengaruh dengan gombalan receh para laki-laki.karna itu adalah senjata mereka untuk melelehkan hati"
Perkataan any membuat aurel chilma dan alut melongos dibuatnya.pasalnya any tak pernah berbicara seserius yg mereka dengar sekarang ini.

My boy friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang