satu

72 8 0
                                    

  Aurel terkejut ketika seseorang menarik lenganya dengan tiba-tiba hingga tubuhnya bangun dari duduknya"kak faza"desis aurel dengan mencopot headset yang terpasang ditelinganya
"Ayo pulang"ajak faza dengan wajah datarnya
"Tapi ini masih hujan"eles aurel
"Kakak bawa mobil aurel mana mungkin kakak bawa motor dan membiyarkan kamu basah kuyup kena hujan"ujar faza dengan lembut,itulah sifat faza yang disukai aurel,sangat memperdulikanya hingga tak memperdulikan dirinya sendiri.
  Aurel mengikuti faza yang menggandeng erat lenganya menuju mobil.faza melepaskan jaket yang dikenakanya sebagai pelindung agar tidak basah kuyup terkena hujan.mata aurel terbelalak ketika melihat kakaknya yang masih mengenakan sragam sekolah apa dia bolos sekolah?benaknya.
"Ayo"ajak faza yang siap dengan jaketnya untuk melindunginya
"Tapi itu hanya cukup untuk satu orang"elak aurel dengan dahi yg berkerut.faza menghela nafas verat menatap adiknya yang terlihat polos dan menggemaskan.
"Tubuhmu tak sebesar gajah hingga ini hanya muat untukku saja"jawab faza dengan senyum jahilnya.
"Ishhh"desis aurel meninju ringan lengan faza.
  "Kaka bolos sekolah?"tanya aurel memecahkan keheningan,faza hanya menggeleng sebagai jawaban dan tetap fokus pada jalanan yang dilaluinya,hujan yang semakin deras membuat membuatnya harus super waspada agar tidak terjadi sesuatu yang tak diinginkan.
"Lalu?"tanya aurel lagi untuk memastikan jawaban dari kakaknya
"Kakak izin buat jemput kamu yang kabur manjat pager"jawab faza yang membuat aurel membuka matanya dengan sempurna.
"Ka-kakak tahu dari mana?"tanya aurel terbata-bata.
"Aris"jawab singkat faza dengan senyum jahilnya.aurel berdesis dengan kedua tangan terlipat didada awas aja tuh bocah kalo kelihatan batang hidungnya bakal gue jeburin kekolam ikan yang baunya massya allah ancam aurel dalam hati.
"Utung kamu pake jaket,kalo engga orang-orang bakal tahu kalau kamu anak nakal yang suka ngebolos waktu jam sekolah"ujar faza tak menatap aurel denga tetep fokus pada jalanan didepanya.itu membuat aurel memandangi dirinha yang masih mengenakan sragam sekolah yang menempel ditubuhnya.
"Hehe"aurel menunjukan cengiran kudanya
"Dasar nakal"cibir faza mengacak-acak rambut aurel yang membuat adik mungilnya mendesis kesal dibuatnya.

  Aurel merebahkan  tubuhnya dikasur empuk kesayanganya,memgingat ulang kejadian pagi tadi yang membuatnya kesal.Aurel berfikir faza akan membawanya pulang kerumah setelah menjemputnya dicafe,tetapi pemikiran aurel adalah salah besar faza mengantarkanya kembali kesekolah,menyuruhnya untuk melanjut sisa waktu sekolah yang masih ada.Aurel sudah membuat beribu-ribu alasan utuk membuat faza luluh,tetapi hasilnya nihil,alibi untuk mempengaruhi kakaknya tidaklah mempan dari berpura-pura sakit perut,takut dimarahk pak wanto yg super killer karena belum mengerjakan pr bahasa inggrisnya"kakak tahu semua pelajaran kamu aurel hari ini ngga ada bahasa inggris.jadi kamu ngga usah takut akan kena marah pak wanto"begitu jawaban faza saat aurel memulai alibinya,yang membuat aurel harus mengikuti pelajaran sekolah dengan sangat terpaksa.
  Aurel melirik arloji yang terlilit dipergelangan tanganya sudah menunjukan pukul 9 malam,pantas saja matanya terasa berat minta ditutup dan mengharapkan mimpi indah mendatanginya,aurel memejamkan matanya perlahan hingga akhirnya dia benar-benar tertidur.

  Pagi ini aurel harus bangun pagi karena kakaknya ada pelajaran tambahan dijam awal.faza tak mau terlambat satu menitpun untuk pelajaran tambahan itu
"Itu sangat penting karena keluar saat ujian"itulah jawaban yang faza berikan saat aurel menanyainya.
"Ayah bunda kita berangkat duku ya assalamualaikum"pamit faza amencium tangan kedua orang tuanya begitu juga dengan aurel yg masih sibuk mengunyah sarapan dimulutnya
"Hati-hati nak jaga adik kecilmu baik-baik"pesan ayahnya pada faza yang dibalas dengan anggukan tanda mengerti.
  Seasampainya disekolah aurel tak terkejut dan merasa aneh dengan pemandangan desekitarnya.murid-murid perempuan yang mentapnya lebih tepatnya menatap kakanya secara terang-terangan.seorang faza mantan ketua osis yg mnjdi pentolan sekolah.aurel hanya menggekengkan kepala bingung dengan sikap kakaknya yang acuh pada seamua tatapan itu lebih tepatnya berpura-pura tidak tahu.
"Kak"panggil aurel lirih yang hanya dibalas dengan gemingan dr kakanya
"Kakak kok ngga ngerespon atauoun menjawab orang-orang si???eh maksud aurel pada cewe-cewe cantik itu"tanya aurel dengan menatap kakaknya
"Kagak doyan"jawab faza padat singkat dan jelas

Aurel membalikan tubuhnya ketika mendengar ada yg memanggil namanya.perempuan tinggi mancung sangat cantik dengan senyum menawanya.perempuan itu melambaikan tangan dengan lari kecil menghampiri aurel dan faza
"Eh alut"ujar aurel melirik kakanya.ya aurel tahu kakanya menyukai seorang alut diam-diam
"Hai kak"sapa aurel pada faza yg dibalas dg anggukan ya tentunya dengan wajah datarnya.tatapan mereka saling bertemu
"Ekhem"suara aurel membuyarkan tatapan mereka berdua.faza menggaruk tengkuknya yg tak gatal alias salting.Khonsa lutfiah gadis cantik dengan postur tinggi yg kerap dipanggil dengan nama alut,sedikit aneh tp itu adalah panggilan sayang untuknya.

My boy friendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang