Baca yang paling bawah ya nanti..
aku lagi mau update sekarang jadi...
selamat membaca!¥¥¥
Tak kurasa matahari sudah mau berada di atas kepala. Untungnya urusanku di pasar suda selesai. Banyak sekali bawaanku saat ini. Aku menaruh semua barang di gelembung air yang kubuat. Itu berguna juga untuk menghilangkan sedikit beban.
Oh, aku hampir lupa kalau aku ada janji dengan Kaeba. Tak apalah bila aku duluan. Aku berjalan menuju toko baju yang tadi aku datangi. Semakin siang toko ini semakin ramai. Ku harap Kaeba mau datang.
"Yo, Kaeba!" seruku saat aku melihat Kaeba sedang berjalan menuju toko.
"Pakai ini. Ikuti aku, aku akan mengajakmu ke suatu tempat. Dan kalau bisa aku sekalian saja melatihmu," ucapku sambil memberinya jubah putihku.
"Melatihku?" tanya Kae heran sambil memakai jubah.
"Iya, melatihmu. Aku ingin melatih kekuatan barumu itu," ucapku sambil tersenyum.
"D-Dari mana kamu mengetahui hal itu? Aku bahkan belum memberitahu siapapun!"
"Hey? Kenapa kamu ketakutan? Bukannya kau ingin menunjukkannya pada kami?" tanyaku. Ada yang tidak beres!
"Memang awalnya begitu. Tapi pamanku bilang jangan beritahu siapapun tentang masalah ini. Aku bahkan kaget setelah apa yang kau bilang waktu di dalam toko. Kau bertanya tentang kekuatanku, kan?"
"Memang benar. Dan aku berjanji tidak akan memberitahu siapapun masalah ini. Dan sepertinya kamu banyak berubah, ya? Aku kaget saat bertemu denganmu. Sikapmu yang menyebalkan hilang seketika. Itu tidak penting. Ayo ikut aku!"
Aku berjalan di depan Kaeba. Aku berencana akan membawanya ke sungai itu. Dan setidaknya, aku tidak meberitahunya tentang rumahku dulu sampai dia bercerita bagaimana bisa dia mendapatkannya dan sikapnya itu.
Kami suda memasuki hutan. Kae hanya diam mengikutiku. Dia bahkan lebih banyak diam dari biasanya.
"Ada apa?" tanyaku.
"Apanya?"
"Sikapmu berbeda. Apa ada sesuatu ketika aku tertidur?"
Kae hanya diam hingga akhirnya ia menjawab, "Tidak ada."
"Ceritakan padaku nanti. Bila kamu tidak mau aku membaca pikiranmu," ancamku. Bukan karena aku ingin tahu masalahnya. Hanya saja aku tidak biasa dengan seseorang yang tiba-tiba berubah. Sama halnya dengan kakakku. Entah bagaimana kabarnya sekarang.
Seharusnya tadi aku bertanya pada Nara. Yah, aku menemuinya di pasar tadi. Aku juga bertemu temanku dulu. Kalian ingat orang yang tidak percaya dengan imajinasiku yang luas? Ya, aku bertemu dengannya tadi. [Empat Kekuatan : Si Tidak Peduli]
Ya, dia sudah minta maaf sejak lama. Aku berbohong saja kalau aku adalah saudara Kana. Dan aku memanipulasi ingatannya tentangku. Entah bagaimana bisa, tapi tiba-tiba saja aku berhasil melakukannya. Mungkin itu salah satu kekuatan Mizo?
Kami sudah sampai ditujuan. Aku tau Kae masih tidak mau mengatakan kepadaku ada hal apa saat aku tidur.
"Sungai ini, adalah tempat percobaanmu, kan? Aku melihat ingatan air di hutan ini saat aku ingin mencari informasi yang bisa aku gunakan."
"Itu benar."
"Boleh aku melihatnya sekali lagi? Ayolah aku ingin lihat!" bujukku.
"Tidak," tolaknya.
"Oh, kamu mau aku hantam dengan airku ya? Haruskah aku paksa sampai kamu mengeluarkannya?"
"Aku bilang tidak ya tidak, dasar keras kepala!"
"Hey! Sifat menyebalkanmu kembali!" Disaat yang sama jitakan kembali berada di atas kepalaku.
Aku mengendalikan airku dan air itu mulai menari mengelilingiku. Kae terdiam karena bingung apa yang aku lakukan. Aku membuat airku berbentuk kristal.
"Bekukan!" ucapku.
"He? Kalau begitu saja aku bisa karna hanya butuh satu kekuatan saja."
Kae membekukan airku. Tentu saja aku masih bisa mengendalikannya. Aku melelehkan es itu.
"Sekarang, buat olehmu sendiri."
"Apa?!"
"Cepat lakukan!" bentakku.
Kae mengepalkan tangan kanannya. Lalu dia merentangkan tangannya dan muncullah kristal yang seperti aku buat. Dia lalu melemparnya ke sungai dan memintaku untuk mencairkannya. Aku turuti saja keinginannya.
Aku melatihnya apa yang aku bisa. Sampai akhirnya aku mengajaknya dan menyuruhnya untuk membantuku merapikan rumahku.
Kae tidak percaya bahwa aku yang melakukan itu semua. Pukulan persis mendarat di perutnya. Memangnya aku selemah apa? Mentang-mentang aku sehabis mati! Walaupun begitu, aku masih punya kekuatanku dan ingatanku!
"Terima kasih untuk hari ini. Aku tidak berharap kau menyuruhku untuk balas budi."
"Sejak kapan ada orang yang menyuruh balas budi pada dirinya sendiri?"
"Ada kok. Kamu," jawabku santai.
Kae lalu menyerangku dengan es dan anginnya. Aku segera menghindar dan menangkis dengan airku. Ku harap dengan begini kekuatannya meningkat.
"Cukup sampai sini. Besok bila kamu mau kamu boleh datang ke sini. Karena sudah hampir malam, kau boleh pulang. Aku yakin kamu bisa pulang sendiri."
"Ini hutan lho, Na. Kamu gak mau nganterin nih?" tanya Kae memelas.
"Kamu laki apa perempuan? pulang sendiri sana!" seruku marah.
"Kalau ada binatang buas?"
"Aku tidak peduli."
"Kalau aku tersesat?"
"Aku tidak peduli."
"Kalau ada penjahat?"
"Sudah cepat pulang! Aku tau kamu masih hafal dengan jalannya! Aku tidak peduli kamu akan tersesat atau apa! Lagipula kamu kan bisa jaga diri!"
"Iya aku pulang. Sampai nanti!"
Pergi saja sana! Menyebalkan sekali. Dasar penakut! Kalau memang dia tidak hafal jalan artinya dia akan tersesat bila datang kemari waktu itu.
Aku masuk ke dalam rumahku. Aku membuka pintu rumahku. Dan saat aku melihat ke dalam...
"KAEBA!!!"
¥¥¥
Yo! Ok, aku mo bilang. Kemungkinan nanti bakal lama lagi updatenya. Ada banyak alasan yang tidak bisa diutarakan. Jadi mohon maklum bila slow update nanti. Tapi jangan pergi kemana mana lho ya!! And sorry yang kali ini pendek..
Oh iya! Ayo tebak siapa "Dia" ! Yang berhasil mungkin aku kasih sesuatu. [Ini masih mungkin ok?] Ya, beberapa petunjuk sudah ada di dalam cerita ini. Ayo dong tebak! Yang bisa nebak dengan benar berarti dia berpikir matang!
Bubye~
-Han
KAMU SEDANG MEMBACA
Mizo
FantasyAku hidup untuk kedua kalinya. Aku harus menyelesaikan masalah sebelum waktu memberhentikan gerakku untuk kedua kalinya. lanjutan cerita Empat Kekuatan peringatan: ini hanya cerita fiktif!