Aku hidup. Dia berhasil membangunkanku dari kematian yang sebentar. Yah, itu benar. Tak lama setelah aku menutup mataku, aku disimpan di sebuah ruangan khusus. Dia masuk ke dalam ruangan itu lantas berjalan mendekat ke arahku. Dia menyimpanku yang masih mati.
Setelah orang orang mengubur peti kosong itu, Dia kembali ke ruangan khusus dan menaruhku di atas kasur putih yang masih bersih dan rapih. Tidak ada seorang pun yang bisa masuk ke ruangan itu kecuali aku dan Dia. Dia menggunakan matanya untuk melihat ke dalam tubuhku. Dia tersenyum sambil menangis saat melihat masih ada jiwa yang tersimpan di dalam tubuhku.
Dia meletakkan tangannya di atas perutku dan mengeluarkan kekuatan khusunya itu. Dan tak lama tubuhku bercahaya.
"Aku tahu kamu masih hidup. Berilah sebagian jiwamu pada gadis ini sebagai gantinya, bila aku melakukan kesalahan, ambillah jiwaku dan gunakan sebaik baik mungkin."
"Aku pegang janjimu, nak. Aku tahu kamu ingin menembus semua kesalahanmu. Maka aku akan membantumu."
Mataku yang tertutup dan mungkin tidak akan pernah terbuka lagi terbuka perlahan. Gelap, itu yang pertama aku rasakan. Tidak ada cahaya di ruangan ini namun aku masih bisa melihat. Bola mataku mengincar, apakah ada sesuatu disini? Saat mataku melihat ke kanan. Orang bertudung biru tua sedang menghadap kearahku.
"Selamat hidup kebali, Kana," ucapnya.
"Apa kamu yang membangunkanku kembali? Bila iya, untuk apa? Bukankah kamu ingin aku mati?"
"Aku minta maaf. Aku harus menebus semua kesalahanku. Ada sesuatu yang membuatku berubah pikiran. Selama ini, aku benci padamu, aku benci kehidupanmu, sampai aku berharap kamu segera mati. Namun sekarang, aku sadar, seharusnya aku menjaga apa yang aku punya. Apa yang menjadi milikku yang tersisa, bukan malah menyalahinya atas kepergian semua milikku."
Aku terdiam. Berusaha mencerna apa yang baru saja aku dengar. "Lucu sekali. Kupikir dengan aku mati aku bisa membahagiakanmu. Karena aku tahu, kamu ingin aku mati agar semua kenanganmu terhapus. Sekarang kamu malah membangunkanku dari kematianku. Bilang maaf padaku. Aku sudah memaafkanmu sejak Bapak tua itu meninggal."
Dia memelukku erat. Tangisnya pecah di dalam ruangan kecil ini. Baju yang aku pakai basah oleh tangisnya.
¥¥¥
Yo! Nih, udah ada lanjutannya. Yang belom baca Empat Kekuatan baca dulu gih! Nanti kalo belom baca malah bingung lho...
Hayo tebak siapa 'Dia' ??? Tebak ya biar dilanjutin ceritanya. ^_^
See you!
-Han
KAMU SEDANG MEMBACA
Mizo
FantasiAku hidup untuk kedua kalinya. Aku harus menyelesaikan masalah sebelum waktu memberhentikan gerakku untuk kedua kalinya. lanjutan cerita Empat Kekuatan peringatan: ini hanya cerita fiktif!