Kulihat Kau, Sayangku

66 0 0
                                    

KULIHAT KAU, SAYANGKU
28 Juni 2018

Kulihat kau, sayangku, sendirian di atas perahu pengharapan; di tengah lautan penyesalan dan kegelisahan. Kau yang bersandar pada perahu yang hanya berdiam di tempat tanpa ruang 'tuk bergerak. Kau yang bagai nakoda kapal yang mengerahkan seluruh awak kapal, namun kaudapati kau hanya menjebak mereka dengan bunga-bunga merah yang tanpa mereka sadari, mereka menggenggam erat tangkai bunga itu hingga durinya menusuk telapak dan jari jemari mereka.

Kulihat senyumanmu, sayangku, bagaikan sebuah senja di taman bermain yang hijau; bagaikan sebuah mentari pagi kehangatan yang memunculkan semangat yang terpendam dalam gelapnya kejenuhan.

Namun kulihat amarahmu, sayangku, bagaikan sebuah badai yang dipenuhi awan-awan kegelapan yang mengamuk-amuk dengan dipenuhi seramnya suara gemuruh guntur yang membuat siapa saja lari tunggang langgang menjauh darimu.

Kukenang kau, sayangku, dipenuhi rona jingga kekuningan yang menjadi simbol atas kasih sayangmu. Sebuah warna yang menyimbolkan sebuah kehidupan yang menumbuhkan rasa semangat dalam diri.

Namun kulihat kau sekarang, sayangku, bagaikan sebuah pusara yang tanpa adanya kehidupan namun menyisakkan ribuan ingatan. Sebuah pusara yang berlatarkan awan-awan kegelapan yang suram. Sebuah pusara yang kau tinggali dalam kegelapanmu dengan beribu duri yang menusukmu tanpa adanya cahaya yang dengan enggan memasuki ruang pusaramu yang gelap.

Kumpulan ProsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang