Marv menemui Jemmy Golden sedangkan Zavier mengikuti Pelayan itu. Zavier terus mengikuti pelayan itu yang hanya memutari mall selama lima belas menit, entah apa yang dicari pelayan itu. Tetapi, saat pelayan itu berbelok dan Zavier membututinya dan ikut berbelok tiba-tiba pelayan itu menghilang. Zavier yang tiba-tiba menyadari pelayan itu menghilang langsung panik dan menghubungi Marv. Akan tetapi, Marv tidak mengangkat telponnya yang membuat Zavier semakin panik.
"Ini si Marv kemana sih? Telpon gue gak diangkat. Bangke emang!" ujar Zavier kesal.
Zavier mencoba menelpon Marv lagi. "Angkat gilaa. Angkat Marv streess. Arggh! gue setres sendiri jadinya."
"Ada apa? Lo ganggu gue tau."
"Pelayan itu hilang."
Tidak ada suara dari seberang sana.
"Dimana lo?"
Zavier memberi tahu tempatnya saat ini, lalu Marv menyusulnya ke tempat Zavier secepatnya.
"Gimana bisa pelayan itu hilang, Zav? Gue udah bilang awasin dia!" bentak Marv datang-datang.
"Tadi dia belok terus pas gue ikut belok eh dia ngilang. Gue panik. Jadi gue langsung hubungin lo."
"Lo udah berusaha cari dia?" Zavier mengerjapkan matanya.
"Eu ... Eu ... U ... Udah, kok." Jawab Zavier gelagapan.
Marv menepuk jidatnya. "Aishh, Zavierrr. Lo tuh bego atau apa sih?! Gue heran kenapa orang kaya lo bisa lolos jadi agent." Ujar Marv tak habis pikir.
Zavier cemberut. "Jangan hina gue bisa kan." Ujar Zavier ngambek.
Marv terkekeh pelan. Lalu menepuk pundak Zavier. "It's real."
"Bangke!"
Marv tertawa pelan sedangkan Zavier sedang berada dalam mode ngambek. Lalu tak sengaja Zavier melihat pelayan itu.
Refleks Zavier memberi tahu Marv. "Pelayan itu. Pelayan itu Marv."
"Hah?! Dimana?"
Ketika hendak memberi tahu Marv, Zavier teringat bahwa dirinya sedang dalam mode ngambek. Lalu Zavier tersenyum smirk.
"Sorry to say. Gue lagi gak mood ngomongin pelayan itu." jawab Zavier acuh.
"Cielah si Bangke ngambek. Dududu bebep japir mau apa? Bilang ama babang Marv. Babang beliin, deh." rayu Marv dengan nada menggelikan.
Dari situlah kegilaan dimulai.
Zavier menatap geli kearah Marv, tetapi Zavier tersenyum puas. "Babang Marv, dedeq japir pengen di traktir 1 bulan penuh."
Marv terbelalak. "Muke gila lo! Tabungan gue bisa mampus buat nraktir lo."
"Oh yowes, daku kaga bakal mere nyaho." Ujar Zavier dalam bahasa yang dicampurkan-adukan.
"Satu minggu deh." Nego Marv.
"Dua minggu atau tidak sama sekali."
Marv yang rasa penasaran sudah tinggi terhadap pelayan itu hanya bisa mendengus pasrah.
"Deal."
Zavier tersenyum puas. "Ikut gue,"
Marv hanya mengangguk dan mengikuti kemana perginya Zavier.
✴✴✴
Glory, tertawa anggun. Sesekali ia menimpali candaan dari pria di sebelahnya. Mereka berdua berhenti di salah satu foodcourt yang berada di mall tersebut. Pria tersebut menarik salah satu kursi yang berada di dekat jendela, mempersilahkan Glory untuk duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mysterious Masked (HIATUS)
БоевикWARNING⚠⚠ DILARANG ⛔ MEMPLAGIAT CERITA INI ❎ Marvellous Franzyo, seorang mata mata, Agent sekaligus Detective Internasional berwajah tampan dan cerdas ini mempunyai misi khusus untuk menangkap penjahat kelas kakap yang jenis kelaminnya saja tidak...