"Gimana?"
Marv berpikir sejenak, lalu ia seakan mendapat pencerahan. "Boleh juga ide lo, Kutil."
Zavier mencebikkan bibirnya, "Si Bangke, gue serius lo bercandain."
"Yaelah, ambekan lo kek cewek." Marv terkekeh pelan, "eh, tapi dijamin berhasil kagak?"
Zavier tampak berpikir, “gak tahu juga gue, soalnya persentasenya tuh fifty-fifty, Bro.”
“Ah, elah. Lo gimana sih kutil kuda, ngasih ide yang bener! Ya kali gue deketin si pelayan itu?!” sahut Marv ngegas.
“Heh! Lo kata tadi curiga sama si Dion-Dion itu?”
Marv juga heran, si Dion ini rasanya mencurigakan. Wajah Dion tampak tak asing dimata Marv.
“Eh, tapi serius deh. Gak biasanya gue pelupa, asli muka si Dion emang pasaran. Ada dimana-mana.”
Betul juga. Ya masa seorang Marvellous Franzyo pelupa? Suatu kemustahilan yang hakiki, tapi pada nyatanya Marv tak ingat siapa Dion.
Hening. Marv maupun Zavier sibuk dengan pikirannya masing-masing. Marv sangat yakin kalau Dion ini orang gak beres. Sedangkan Zavier, berpikir kenapa Marv kok jadi kepo urusan orang padahal selama belasan tahun berteman dengannya Marv orangnya cuek pake banget.
Drrt drrt
“Ini orang goblok apa gimana sih?! Daritadi nelpon kagak ngomong mulu. Males gue ngangkatnya.”
Zavier bersedekap dada sebal dengan sang penelpon yang so'soan misterius ini.
“Coba angkat dulu, Zav. Gue masih mikir. Jangan ganggu.”
Zavier berdengus pelan, “Udah enam belas kali dia nelpon, Marv. Tapi kagak ada suaranya. Males gue, lo aja yang angkat. Daritadi kan gue mulu yang angkat, eh kagak ada suaranya malah langsung dimatiin. Dasar ogeb, gatau yang ngangkat orang ganteng apa?!!”
Zavier masih bersungut sebal, sedangkan Marv mengambil alih tugas Zavier yakni mengangkat telepon.
“Hallo?”
“ ... “
Tak ada suara apapun disebrang sana.
“Ini siapa?”
Hening.
“Gue tu-“
“Film India.”
Marv mengernyit heran, begitu pula dengan Zavier.
“Pusat perbelanjaan ... Tepat orang kelaparan”
“Huh?! Maksud Anda apa?”
“Besok.”
“Huh?!”
Tut tut tut
Marv melongo keheranan karena sambungan terputus begitu saja. Sedangkan Zavier, masih terbengong dengan kata-kata si penelpon.
“Zavier, lacak alamat IP nya.”
Tanpa basa-basi Zavier menggerak jarinya lincah di keyboard. Berusaha mencari alamat IP si penelpon misterius.
“Gila.”
Marv menoleh, “kenapa?”
“Lihat Marv, ini aneh. Kenapa bisa alamat IP nya ada di 17 titik?”
“Hah? Marv segera mengambil laptop Zavier dan mengecek. Dan ternyata benar, ada 17 titik alamat IP yang tersebar di seluruh dunia.
Marv dan Zavier saling bertatapan,
KAMU SEDANG MEMBACA
The Mysterious Masked (HIATUS)
AcciónWARNING⚠⚠ DILARANG ⛔ MEMPLAGIAT CERITA INI ❎ Marvellous Franzyo, seorang mata mata, Agent sekaligus Detective Internasional berwajah tampan dan cerdas ini mempunyai misi khusus untuk menangkap penjahat kelas kakap yang jenis kelaminnya saja tidak...
