TMM | 3. Foto🔫

33 3 2
                                    

Marv melangkahkan kakinya kedalam sebuah ruangan. Didalam ruangan tersebut sudah ada dua orang yang menunggunya daritadi.

"Maaf saya terlambat."

"Tidak apa-apa, duduklah." Titah seorang pria paruh baya.

Marv lalu duduk di salah satu kursi didepan pria paruh baya tersebut, disampingnya ada Zavier. Lalu pria paruh baya itu menyerahkan sebuah map berwarna merah.

"Steven Addison, dia yang mengirimkan map ini kepadaku." Jelas pria itu tanpa diminta.

"Map apa ini?" tanya Zavier.

Pria itu membuka map tersebut dan mengeluarkan tiga kertas usang yang ada didalamnya.

Marv berdecih. "Untuk apa Stev mengirim kertas ini?"

"Kertas jelek seperti ini apa gunanya? Siapapun yang mengirimkan kertas usang seperti ini sepertinya dia kurang kerjaan." Pikir Zavier.

Zavier mengambil salah satu dari ketiga kertas tersebut, dia membolak-balikan kertas itu sambil berpikir apa gunanya kertas usang itu. "Aiiih, kertas jelek seperti ini apa gunanya?" Ujar Zavier tak habis pikir.

Pria itu, Hudson Rouger Zander mencoba menelisik apa yang aneh dengan kertas usang tersebut. Marv menatap kertas usang itu dengan tatapan mematikan seakan kertas usang itu adalah musuhnya. Sementara Zavier sendiri hanya menatap kesal kertas usang tak berguna itu.

"Aku yakin kertas ini bukan hanya kertas usang biasa." Ujar Marv tiba-tiba.

"Lalu ini kertas apa? Lihat saja penampilannya." Ujar Zavier menunjuk kertas tersebut. "Tidak menarik."

Seperti mendapat pencerahan Marv tersenyum tipis. "Tidak menarik? Hm.." Marv menjentikkan jarinya. "Itu dia, coba cari sesuatu di kertas itu. Siapa tahu kita dapat petunjuk."

Marv, Zavier dan Hudson meneliti ketiga kertas tersebut. Selama setengah jam tidak ada hasil apapun, Zavier bahkan hampir menyerah.

"Tidak ada gunanya Marv, setelah aku teliti ini hanya kertas usang biasa." Keluh Zavier.

Marv pun sama bingungnya seperti Zavier. Tanpa sengaja dia melirik ke arah map merah itu, lalu mengambilnya. Marv berpikir apa maksud si pengirim.

"Arghh, dasar kertas tak berguna! Apa perlu aku memberinya bom Marv?" tanya Zavier yang sudah kesal.

Bom?. Marv melihat map merah digenggamannya. Map merah? Marv mengalihkan pandangannya ke arah Zavier.

"Apa yang berhubungan dengan bom?"

"Hah?" Zavier yang mendapat pertanyaan mendadak tak langsung menjawab.

"Ledakan." Bukan Zavier yang menjawab tapi Hudson.

"Dan apa yang berhubungan dengan ledakan?" tanya Marv sambil menyunggingkan senyum tipisnya.

Zavier berpikir. "Ledakan? Hm ... Api dan .... kematian?"

Tercetak senyuman sinis di wajah Marv. "Dan apa yang berhubungan dengan kematian?"

"Tentunya dengan makhluk hidup Marv, dengan nyawa. Oh, Marv apa maksudnya? Kau tahu otakku sedang lemot jadi kau jangan memusingkan aku." Keluh Zavier dengan wajah mendramatisir.

Marv terkekeh pelan. "Bukan sedang lemot, tapi memang lemot."

Hudson tertawa kecil. "Kau ini selalu saja tampak konyol Zav."

Mendengar ucapan Hudson Zavier tersipu malu. "Tolong jangan tertawakan aku Pak, aku malu tahu."

Marv yang mendengar ucapan malu-malu Zavier sontak tertawa. "Dasar bego. Jijik gue denger suara lo."

The Mysterious Masked (HIATUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang