- - -
A Study in Hogwarts
© eu_clairHarry Potter © JK Rowling
Sherlock BBC © Steven Moffatt, Mark Gattis- - -
Note. Potterlock AU, Teenlock AU, Some plots may inspired by Harry Potter books. May contains OOC, typo(s), etc.
.
.
.
.
.
- - - - -
A Study in Hogwarts
.
1 • How it started
- - - - -
.
.
.
.
.
Satu September. Hari yang cukup sibuk bagi kalangan penyihir. Platform 9¾ cukup ramai pada hari itu. Semua anak-anak sudah siap memasuki kereta api Hogwarts Express yang akan mulai berangkat.
Terlihat seorang anak laki-laki--John Watson--anak berambut blonde keruh dengan tubuh itu berlari tergesa-gesa memasuki kereta. Pandangannya menyusuri seisi kereta, decakan kagum tak absen dari mulutnya. Ini menakjubkan!--pikirnya. Memang tahun ini adalah pertama kalinya ia bersekolah di Hogwarts. Terlebih ia tidak berasal dari kalangan penyihir. Semua ini terlihat baru baginya.
Setelah sadar dari lamunannya, John berjalan untuk mencari tempat duduk. Namun semua kompartemen tampaknya telah terisi penuh. Ia sedikit menyesal karena tadi tidak segera mencari kompartemen dan lebih memilih mengagumi keindahan Hogwarts Express.
Setelah mencari lebih lama, John akhirnya menemukan sebuah kompartemen kosong. Ia hanya melihat ada seorang anak laki-laki berambut hitam ikal, kulit pucat, dan badan yang cukup tinggi duduk di pojok sana. John yakin ia siswa tahun pertama sepertinya, ia belum memiliki warna asrama di dasinya. Setelah mengumpulkan keberanian, John membuka mulutnya.
"Permisi... Bolehlah aku duduk di sini? Karena--"
"..Karena kompartemen yang lain penuh. Memangnya ada alasan lain?" sahut anak itu dengan cepat. "Kalau bukan karena itu, tidak akan ada yang mau mendekatiku," gumamnya pelan. John tidak begitu bisa mendengarnya jelas. Anak itu kelihatannya memang berniat menyendiri. Tapi tidak ada tempat lain lagi, apa boleh buat. Suasananya menjadi hening. John yang merasa tidak enak menegak air liurnya sendiri.
"Ya... Uhm... Jadi--bolehkah?" mereka saling memandang untuk beberapa detik lamanya sampai akhirnya anak berambut hitam itu mengangguk memperbolehkannya. John bernafas lega dan segera duduk di kursi seberangnya.
"Terimakasih. Namaku John. John Watson," ujarnya memperkenalkan diri sembari tersenyum. Anak itu tidak membalas, ia malah memperhatikan John dengan seksama. Tatapannya membuat John sedikit... risih..
"Seorang muggle-born, memiliki trauma karena masalah keluarga terlebih karena kakaknya yang pemabuk."
John mengedipkan matanya berulangkali. Terheran dengan perkataan anak di hadapannya, yang memang benar adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Study In Hogwarts - [ Potterlock ]
FanfictionSherlock Holmes tidak berharap begitu banyak pada tahun pertamanya di Hogwarts. Ia yang jenius dan telah mengetahui berbagai hal entah itu tentang sihir, mulai dari jampi-jampi sampai ramuan dan sebagainya--menduga bahwa sekolah hanya akan berujung...