A Hope

1K 69 0
                                    

(Bona's pov)

Malam ini aku dikunjungi oleh Namjoon dan Taehyung, rasanya senang saat melihat mereka muncul dikamarku dan Taehyung membawa sekeranjang makanan yang mungkin dapat kuhabiskan dalam beberapa hari dan aku sangat berterima kasih akan hal itu jug karena mereka mau menjengukku.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Namjoon padaku.

"Sudah lebih baik, Jungkook bilang jika aku cepat dalam pemulihan dan siap melakukan aktifitas biasa." Ujarku.

"Baguslah! Jika begitu kau bisa membuat kue lagi untukku." Timpal Taehyung. Aku terkekeh, nampaknya setelah sembuh aku akan memanggang beberapa kue lagi untukmu Tae.

"Lalu, bagaimana dengan Seokjin? Siapa yang membantunya?" Tanyaku penasaran.

Awalnya kulihat Namjoon diam sejenak dan menghela napas pelan. Ada apa?? Apa ada sesuatu yang mengherankan?

"Ia seperti orang gila hingga lupa makan." Jawab Namjoon.

Aku mengeryitkan dahiku heran. Lupa makan? Setahuku pria itu gila makan dan kerja, dan sekarang lupa makan? Aneh.

"Kurasa aku terlalu memanjakannya atau apa... Karena biasanya aku yang menyiapkannya makan dan mengurus segala keperluannya." Ujarku resah. Aku menjadi sangat khawatir dan ingin bertemu dengannya saat ini, aku ingin melihat keadaannya. Apa ia tak berniat menjengukku sama sekali?? Apa ia masih marah dengan perkataanku tempo hari??

"Eoh! Nampaknya kami harus pergi. Bona tidurlah... Ini sudah larut. Sampai jumpa." Ujar Namjoon sembari melihat arlojinya.

"Eoh... Terima kasih sudah datang... Dan juga makanannya Tae. Aku akan memanggang kue untukmu setelah sembuh." Ujarku pada mereka yang sudah berdiri.

"Cepat sembuh kakak ipar!! Aku tunggu itu!." Sambut Taehyung. Aku tersenyum dan melambai pada mereka berdua.

Sepeninggalan mereka aku tak berniat untuk merebahkan diriku dan aku masih duduk bersandar pada dasbor ranjang dan belum berniat tidur sama sekali, sesekali aku melirik cairan infus yang hampir habis dan akan dilepaskan Jungkook pada esok hari. Sepertinya aku tak bisa berhenti kepikiran tentang Seokjin dan pekerjaannya, aku hanya khawatir jika ia akan kalut mengurus pekerjaannya tanpa seorang pun membantunya. Pasti mejanya penuh dengan tumpukan berkas yang belum diarsipkan dan disusun rapi. Belum yang mengatur rapat pagi, tidak mungkin ia yang melakukannya sendirian. Nampaknya, aku tak akan bisa sakit lagi jika mengingat seorang Kim Seokjin lupa makan. Aku khawatir ia akan terkena maag kronis jika lupa makan terus.

"Kenapa kau belum tidur? Ini sudah malam. Apa kau ingin sakit terus seperti ini??"

Aku tersentak kaget dari lamunanku saat orang yang kupikirkan datang dan menegurku. Kuperhatikan dengan seksama wajahnya dan dapat kulihat raut kelelahannya dan sedikit pucat yang tampak dari wajah tampannya itu.

"Eoh. Aku belum mengantuk, mungkin sebentar lagi..."

Baru tiga hari aku tak menemuinya, aku sudah merasa sangat canggung saat ini. Ayolah Bona, kenapa kau berpikir seperti ini?? Dia adalah suami sah ku dalam mata hukum dan agama. Kenapa aku harus canggung? Kulihat Seokjin melangkah menuju kamar mandi, nampaknya ia menginap dirumah ini malam ini. Haruskah aku senang? Ya, aku tersenyum saat ini.

Klek

Benar dugaanku, Seokjin mandi dan sudah memakai pakaian tidurnya.

"Namjoon bilang kamu lupa makan. Tidak biasanya??" Aku tak tahu, apa topik pembicaraanku ini baik atau semacamnya. Aku hanya ingin mengobrol ringan dengannya. Kulihat Seokjin mengambil tempat disebelahku yang memang kosong itu dan menatapku dalam diamnya.

The Secret of My BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang