gs : 2✅

80 20 5
                                    

Setelah beradu cekcok selama satu jam dirumah, sekarang kakak-beradik ini sedang dalam perjalanan ke mall.

"mau jajan apa?" tanya Chanyeol.

"gosh."

"mentang-mentang gue jajanin lo ngelunjak ya."

"dih yang nawarin mau jajanin siapa?"

"gue."

"yaudah" Roa pun meninggalkan sang kakak dan berlenggang menuju toko favoritnya.

Setelah 1 jam memilih, Roa membawa clutch hologram pink dan sepatu hak glitter ke kasir. Chanyeol yang dari tadi menunggu dikasir sambil memainkan ponselnya pun mengambil credit card.

"berapa mba?" tanya Chanyeol sambil memasukkan dompetnya lagi ke dalam saku celana.

"totalnya jadi 1 juta 200 ribu ya mas."

"sengaja ya lo meras gue." kata Chanyeol sambil menoyor kepala Roa. Sebenarnya ia hanya bercanda, Chanyeol ikhlas melakukan apa aja demi adek kesayangannya ini senang.

"mau kemana lagi?" tanya Chanyeol sambil melirik jam tangan rolex nya.

"ichiban!!!" Roa pun berlari kecil ke sisi kanan mall seperti gadis kecil yang mengejar tukang es krim, Chanyeol yang melihatnya pun ikut senang.

Chanyeol menyesali perilakunya di masa lalu yang sering bermain wanita, baik di sekolah maupun di klub malam. Tapi itu dulu, setelah menyadari bahwa karma itu berlaku. Dan karma tersebut ditujukan kepada adiknya. Roa sering disakiti oleh mantan-mantannya dan hampir diperkosa dan itu membuat Chanyeol tersadar. Sekarang ia telah merubah dirinya dengan proses yang tidak sebentar dan sangat menyayangi adiknya tersebut, ia berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga adiknya dari laki-laki brengsek.

Masalah Wonwoo, ia sudah tahu sejak sebulan yang lalu. Chanyeol memergoki nya di kamar hotel dengan seorang jalang berumur belasan tahun yang tak lain adalah teman sekelas Roa. Walaupun begitu, Chanyeol tidak memberitahu Roa karena alasan perempuan itu menjadi jalang. Chanyeol langsung menyeret Wonwoo ke parkiran hotel yang sedang sunyi dan memukulinya habis-habisan. Chanyeol mengancam Wonwoo jika ia masih berani menghubungi adiknya Chanyeol tidak ragu untuk membuat hidup Wonwoo sengsara.

Dirasa itu sudah cukup untuk membalaskan perbuatan Wonwoo kepada Roa. Namun cara Wonwoo memutuskan Roa, membuat Chanyeol berniat menepati omongannya. Tapi Chanyeol lebih memilih membahagiakan Roa dulu, masalah Wonwoo belakangan.

Sekarang mereka berdua tengah makan siang di Ichiban Sushi. Roa memesan dua porsi sushi dan satu mangkuk ramen. Chanyeol sendiri memilih menyeruput thai tea karena sudah makan di rumah.

"Jangan cepet-cepet makannya, makan tuh dinikmatin tanda lo bersyukur kalo Tuhan masih ngasih lo makan." kata Chanyeol tulus menasehati adiknya ini.

Roa pun langsung memperlambat gerakannya.

"Nanti gak sempet beliin teteh Yoora sepatu. Gimana sih kak?"

"Siapa bilang?" tanya Chanyeol.

"Lah tadi lo bilang." jawab Roa heran.

"Gak, gue kibulin iya aja sih lo." Chanyeol menjulurkan lidahnya. Seketika Roa memanas dan berniat menumpahkan kuah ramen ke wajah tampan kakaknya ini.

"Ya gapapa, pengen aja." jawab Chanyeol enteng dan kembali fokus ke ponsel nya.

Roa hanya terdiam, ia tahu kakaknya sering seperti ini saat ia sedang mood buruk. Memang kakak paling perhatian dan pengertian tapi menyebalkan juga pikir Roa.

grundstückTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang