Terik mentari mulai menerobos jendela kelas. Sungguh hari yang cerah. Secerah senyum diwajah lelaki dalam foto yang ku pandangi.
"Gis"
"....."
"Gisela! Dengar aku gak sih?!"
"Iya Mayang aku dengar kok... Kenapa sih?"
"Kamu tuh ya, jadi sering melamun! Udah waktu nya kita ke lab musik tau!" Oceh Mayang padaku.
Aku menaikkan alis kiri ku. Gadis berambut pendek itu semakin kesal, menatapku sambil berkacak pinggang.
"Gisel.. Ayo!" Ia menarik tanganku, berlari menuju laboratorium musik.
Lagi...
Aku bernostalgia.
Mengingat pertama kali aku bertemu Raka.
Berlari di lorong yang sama,
mata kami bertemu.
#
"Tok! tok! Maaf pak kami terlambat" Tukas Mayang.
Aku dan Mayang merupakan anggota paduan suara.
Sebentar lagi acara perpisahan di adakan, dan kami mulai berlatih rutin untuk mengisi acara tersebut.#
Raka, Aku sangat merindukan mu.
Benar yang orang katakan, bahwa sesuatu akan terasa berharga setelah ia hilang.
Seperti setiap detik saat bersama Raka.Aku lupa meminta pada Tuhan, agar aku dipertemukan tanpa harus mengenal perpisahan. Kala itu yang ku minta hanyalah bertemu dengan seorang yang akan membuat hidupku berubah.
#
Raka,
Ada seseorang datang.
Ia menghampiriku.
Ia mengejar ku.Raka,
Ku rasa ia tidak lebih tampan dari mu.
Tapi ia mengejarku begitu jauh.
Aku sedikit lelah, haruskah aku berhenti? Atau aku harus terus berlari?Raka,
Sejauh mana aku harus berlari?
Kamu lupa bilang pada ku kapan aku harus berhenti.Kau tau Raka? Dia sangat aneh,
sangat menyebalkan.
Semua yang ia lakukan, mengingatkan ku padamu.Kau tau siapa namanya Raka?
Dia Raka.
Menyebalkan bukan?
Dia bahkan memakai nama mu.Tapi kau tenang saja.
Hati kecilku sudah terisi olehmu,
Raka Darmanysah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Raka
RomansaCinta selalu mempunyai cara tersendiri untuk membahagiakan. Setiap orang yang pernah merasakan apa itu cinta, mereka mempunyai kenangan tersendiri. Kenangan yang tidak semua orang bisa rasa. Hanya hati yang tau, akan kah kenangan menjadi harapan, at...