Prolog

106 9 6
                                    

Risma pov

Dasar anak haram tidak tahu diri!!!. Berani-beraninya ia membantah keputusanku!.
" hei!! Aku sudah tidak peduli dengan sekolahmu!!, kau jangan buang waktumu hanya untuk duduk manis di bangku sekolah!! Mau tidak mau kau harus kerja di tempat itu !!!

" aku tidak mau bu.... aku malu apa kata orang nanti kalau aku bekerja disana! Lagipula sekolah ku belum selesai. Ijinin aku menamatkan sekolah dahulu, aku janji akan kerja"

" Omong kosong!!! Aku tak butuh janjimu!!!. Dan apa katamu?! Kau jangan pikirkan kata orang- orang, lagipula jika kau tidak bekerja disana namamu juga sudah tercoreng sebagai ANAK HARAM!!! jadi buat apa malu!! Seharusnya aku yang malu punya ANAK HARAM seperti dirimu!!! Aku diusir keluargaku, dicaci tetangga, ditinggal calon suami karna siapa hah?! Karna KAU!!!!Harusnya kau membusuk saja di NERAKA!!!!"

Hani pov
Deg... bagai disambar petir . Aku tidak percaya apa yang telah ibuku katakan, kata- katanya membuat aku terkelu, dan sedih disaat yang bersamaan.

Pandangan ku mulai buram karena airmata ini mulai keluar. Aku mencoba untuk tak menangis, tapi apadaya air ini tak mau diam di tempat. Ibuku meninggalkanku dalam keheningan ini.

Aku tak kuasa berkata-kata atau bahkan untuk bernafas. Ya Tuhan.... sehina inikah diriku.... maafkan aku Tuhan karna lahir tanpa ada ikatan suci.
Akupun mulai berjalan kekamar dengan perasaan yang tak dapat ku jelaskan .

Ibu.... aku sayang sekali denganmu.... aku ingin seperti yang lain ibu.... aku iri terhadap teman-temanku yang mendapatkan pelukan hangat seorang ibu. Aku iri ketika melihat temanku kesalon bersama ibunya. Ibu... maafkan aku karna telah menjadi anak haram.

Maafkan aku yang membuat kau jadi menderita..., jika saja suatu hal yang harus aku korban kan untuk dirimu pasti aku lakukan. Karna aku menyayangimu ibu... karna kau ibu sekaligus ayah bagiku, aku tak ingin kehilanganmu.

Author pov
Risma tak menyangka kalimat itu keluar dari mulutnya. Ia hanya frustasi karena hidup yang seperti ini. Ia menyesal telah berkata seperti itu ke anak sulungnya. Tapi ia gengsi untuk sekedar berkata MAAF .

Disisi lain Hani menangis, ia merasa tak berguna lahir di dunia ini. Tapi ia tak bisa meninggalkan ibunya begitu saja.

Walaupun ia memiliki adik tiri yang bernama Aleena, ia tak ingin menganggu adiknya yang tengah dilanda ujian sekolah. Ia tak ingin menambahkan beban untuk adiknya dan ibunya. Taklama ia tertidur dan berharap ibunya akan menyanginya ketika ia terbangun.

SurviveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang