Terasa nyata

59 6 4
                                    

Hani pov
" bersiaplah kita akan refreshing"  ujar ibuku. "kemana bu? Bukankah Aleena akan segera ujian?" Ucapku.
" karena itulah kita harus refreshing sayang. Adikmu akan ujian, maka ia butuh udara segar agar tidak stress dan eror saat ujian" ujar ibuku sambil tersenyum?, apa tadi ia memanggil ku sayang? Dengan senyumannya? Bagaimana bisa? Bukankah ia membenciku? Apa ia telah menyesali ucapannya itu? Apa ia sudah lupa bahwa aku ini anak haram? Dan masih banyak pertanyaan di kepalaku yang tak terjawab. Haruskah ku bertanya?

Aku baru tersadar didepanku ada ibu yang melambaikan tangannya sambil tersenyum.
" mengapa kau malah melamun? Cepatlah bergegas kita sudah tak punya banyak waktu. Atau kau memang tidak mau ikut?"

" emm... tidak bu... hanya saja aku merasa... hm.... sudahlah lupakan hehe dan aku mau ikut. Aku mandi dulu yaa bu..."
" hais... kau ini cepatlah ibu tunggu di meja makan sudah ibu siapkan sarapannya. Kita sarapan dulu baru berangkat" ucapnya. " ay yeay kapten !" Seruku sambil hormat dan tersenyum. Ibuku hanya menggelengkan kepalanya dan keluar kamarku.

Dengan cepat aku mandi dan berpakaian. Karena aku tak ingin ibu dan adik ku menungguku terlalu lama. Aku langsung menuju ruang makan.
" maaf yaa ibu cuma bisa masak nasi goreng dan telur karena ibu belum sempat belanja".
Baru kali ini aku mendengar kata maaf yang terucap dari mulut ibuku.

Ibu menuangkan nasi goreng tersebut ke piring ku. Aku pun senang dengan perilaku ibu ku aku bahagia baru kali ini aku merasakan perhatian dari ibuku. Tanpa menunggu aku berdoa dan makan dengan lahap. "Pelan-pelan nak... kau bisa tersedak" tak lama ibu berucap tiba-tiba aku tersedak dan aku melihat ibu menuangkan air ke gelasku.

Byurrr aku terkejut dan wajahku basah aku melihat ibu, ia menggenggam sebuah gelas dan terlihat marah. " bangun pemalas!!! Kau harus bergegas ketempat kerjamu. Ini sudah jam 7.45 waktumu hanya 15 menit untuk bersiap-siap" ujar ibuku yang terlihat marah dan aku benar-benar terkejut dan sedih.
" tapi bu aku tidak mau bekerja disana, dan bagaimana dengan sekolahku bu?". Jelasku "mau tak mau kau harus bekerja disana!!, kau fikir jika kau tak bekerja kita mau makan apa?! Pikirkan masa depan adikmu!! Dan lupakan sekolahmu itu!".
Jadi  tadi hanya sebuah mimpi?.

Yaa mimpi yang terasa nyata bagiku, aku tertawa miris. Masih teringat ketika ibu tersenyum di mimpiku, ketika ibu memanggil ku sayang dan semua yang ada di mimpiku masih membekas dalam ingatanku.

Tuhan.... andai aku tahu semua itu hanya mimpi maka jangan izinkan aku untuk terbangun. Aku nyaman dengan mimpi itu! Aku ingin bangun dengan perlakuan manis dari ibu, aku....

Plak

Sebuah tamparan mendarat dengan mulus diwajahku. " hei anak haram ! Dengar waktu mu hanya sebentar dan kau habiskan hanya dengan termenung!! Kau fikir dengan kau termenung seperti itu akan menghasilkan uang hah!! Kita bukan orang kaya yang hanya dengan duduk manis dapat menghasilkan uang!!! Cepat mandi dan pakai itu!!". Bahkan ia menamparku saat ku termenung. Ibu andai kau tau rasa perih di pipi ini tak seberapa dengan perih di hati ini. 

Karena tak ingin membuat ibu tambah marah aku pun bergegas mandi bersiap diri. Meskipun hati ini berat untuk menerima, kaki ini enggan untuk melangkah.

Risma pov

Arggh anak haram itu selalu saja buatku marah. Apa susahnya bekerja disana!, lagipula gajinya juga lumayan untuk makan sehari-hari atau bahkan lebih.

Hani pov
Selesai mandi aku melihat baju seragam kerja ku dan betapa terkejut aku saat melihat baju yang bisa dibilang kurang bahan. Dengan panjang rok hanya setengah paha, baju yang lumayan ketat.

" sepertinya aku harus pakai celana pendek atau legging?. Tapi ibu pasti marah jika aku pakai legging".

" baju itu pas di tubuhmu. Aku yakin malam ini kau pasti pulang dengan banyak uang". Ujar ibu dengan sinis. Benar kata ibu baju ini pas ditubuhku dan menonjolkan beberapa leluk tubuhku. Ya Tuhan... apa kata tetangga, teman bahkan sahabatku jika melihat aku berpakaian seperti ini.








Hani bekerja jadi apa yaa?

Jangan lupa vommen yaa

SurviveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang