1. An-Nur : 26

2.3K 71 3
                                    

"Biarkan dia pergi,
Jangan menyesal dengan meratap.
Bangkitlah, kumohon kau ubah dunia.
Percayalah, Allah sudah punya rencana indah."
-@intan17putri

~~

"ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR."
(Allah Maha Besar. Allah Maha Besar)

Seorang gadis berusia 16 tahun, berambut sepinggang bergelut tak nyaman di ranjangnya, mencoba mengabaikan suara dari mesjid yang tertelat tidak jauh dari rumahnya.

"ASYHADU AN LAA ILLAAHA ILLALLAAH. ASYHADU AN LAA ILLAAHA ILLALLAAH."
(Aku menyaksikan bahwa tiada Tuhan selain Allah)

Bukannya beranjak memenuhi panggilan Tuhan Seluruh Semesta, Zahra malah menarik kaus kaki abu-abu selututnya yang bercorak beruang semakin dalam dan berusaha masuk ke alam mimpi kembali. Ya, begitulah kebiasaan gadis itu, tidur mesti memakai kaus kaki, kalau bisa ke kamar mandi pun kaus kaki harus bertengger di kakinya. Zahra adalah pencinta kaus kaki!

"HAYYA 'ALAS-SHALAAH."
(Marilah Kita Sholat)

Tak dihiraukan. Sekarang Zahra malah memeluk guling abu-abunya semakin erat.

"HAYYA 'ALAL-FALAAH."
(Marilah Menuju Kejayaan/Kesuksesan)

Tadi malam Zahra tidur kelewat larut. Bagaimana tidak? Zahra ngotot menghabiskan satu buku yang tebalnya bukan main mengenai Astronomi hanya untuk referensi pada bab yang kira-kira akan ia pelajari hari ini!

Mimpi gadis itu hanya ingin menjadi cerdas dan banyak wawasan, sehingga Zahra bisa makin disegani dan tentunya masa depannya cerah, dengan kata lain sukses.

Tapi tidak Zahra sadari dia sudah kehilangan mimpinya. Kesuksesan sejalan dengan sholat. Sholatlah, maka engkau akan berjaya.

Bukankah Allah yang menjaminnya? Mungkin kau bisa sukses di dunia, tapi sebenarnya tidak, itu adalah tipuan setan, sebentar lagi kau akan disiksa karena mengabaikan panggilan Allah.

Pukul 6. Akhirnya zahra terpaksa bangun dari selimut halus nan nyamannya, itu pun terpaksa, karena menghindari omelan ibunya yang bisa-bisa tahan sampai sore kalau Zahra telat pergi ke sekolah, padahal hampir tiap hari dia juga telat.

Dengan ogah-ogahan Zahra berseok-seok ke kamar mandi, meletakkan kaus kaki yang menurutnya imut itu di atas mesin cuci.

Mata Zahra yang sebelumnya berat dan setengah tertutup membelalak seketika ketika mendengar ibunya berteriak, "Ra! Udah jam berapa? Lama banget sih mandinya?!"

Zahra mendecak, "Baru juga mandi," sungutnya sebal dalam hati.

Cepat-cepat Zahra memulai aktivitasnya, bukan takut kelewatan sholat Shubuh, tapi menghindari dimarahi ibunya dan pastinya telat lagi dan lagi yang berujung zahra dihukum satpam dan dapat sentakan galak dari BP! Lebih-lebih, pasti dia bakal kelewatan jam pelajaran. Duh, Zahra merasa rugi sekali kalau sudah begitu.

Tanpa gadis bermata coklat ini sadari, meninggalkan sholat lebih rugi daripada ilmu duniawi yang ia kejar mati-matian.

Sekitar pukul 6.37 Zahra sudah rapi berpakaian putih abu-abu, tinggal memasang kerudung maka ia siap berangkat sekolah. "Oh ya.. aku kan belum sholat shubuh," Zahra mendesah kecewa, kecewa karena kenapa harus teringat belum sholat, sebenarnya.

Dengan grasak-grusuk, zahra memakai telekung ungu mudanya dan menarik napas panjang. Agak malas sebetulnya, apalagi kan sudah kepagian...

"Usshali fardhu subhi rak'ataini lillahi ta'ala. Allahu Akbar." Zahra mengucapkan niat itu dengan cepat dan membaca do'a iftitah secepat kilat. Ru'ku dan sujudnya pun terburu-buru, seperti ayam yang mematuk-matuk. Yah, daripada enggak sholat? Pikir zahra.

Cadar dan Ketua Rohis SekolahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang