Pertemuan

1.5K 11 0
                                    

Nasib manusia tidak ada yang tahu arahnya selain Tuhan, manusia itu sendiri kadang enggak mengerti kemana arah dan tujuan hidupnya. Mujur, beruntung, indah, nyaman dan semua yang baik adalah harapan tiap-tiap insan. Tapi yang menentukan adalah yang Punya Kehidupan. Dapat dikatakan bahwa hidup manusia ini adalah panggung pertunjukan kehidupan yang skenario hidupnya sudah diatur oleh Sang Empunya Kehidupan Yang Tidak Kelihatan. Namun begitu, manusia masih diberi kehendak bebas untuk berkarya, entah yang baik, yang buruk, yang gampang, yang susah atau apalah. Manusia diberikan kehendak bebas untuk bertindak dalam alur skenario kehidupan. Skript-skriptnya sudah tercatat dalam garis tangan yang tidak perlu perlu dibaca oleh siapapun.

Sehabis nonton Deadpool dua di mega mall, Manado, Marc mengajak Evan untuk makan malam di foodcourt lantai atasnya. Ayam bakar sharon jadi pilihan. Suasana mall di hari rabu itu terasa lengang padahal seharusnya lumayan rame, entah apa yang sedang terjadi. Barangkali orang-orang lagi malas ngemall atau barangkali lagi ngumpul di tempat lain. Yang pasti saat nonton deadpool season dua tidak se crowded saat akan nonton Iinfinity War. Atau barangkali lantaran deadpool ini untuk penonton berusia 17 tahun keatas alias Dewasa. Ya gimana enggak, adegan pembukanya terbilang lumayan sadis. Si Wade Wilson meledakkan diri dengan beberapa galon bensin dikamarnya dan meskipun kepalanya sudah terpisah dengan tubuhnya dia enggak mati. Dasar mutan konyol.

Marc dan Evan sangat menikmati film deadpool ini tentu saja, bahkan sampai akhir cerita konyolnya yang happy ending. Enggak butuh teaser apa-apalagi untuk sequel berikut, yang pasti deadpool menang dan jagoan mana sih yang bakal mati?

"Njo makang dulu bro." ajak Marc ke Evan.
"Makang dimana Boss?" balas Evan dengan mata berbinar-binar. Sepertinya dia masih ingin berlama-lama dengan Marc yang sudah mentraktirnya nonton film. Marc sendiri punya agenda tersembunyi di balik kebaikkan hatinya ke Evan. Dia memang lagi pedekate ke security ganteng ini. Hahaha. Dasar mesum kamu Marc.

"Di mana jo kang bagus?" imbuh Marc dan langsung mengarah foodcourt diekori Evan seperti anak bebek mengikuti induknya. Pilihannya sendiri enggak banyak, yang terpentingn mereka bisa makan berdua, syukur-syukur kalau bisa suap-suapan. Hahahaha. Dalam pikiran Marc, itu yang dia inginkan. Saling suap-suapan dengan pria pujaan hati yang dalam beberapa bulan ini sudah berhasil menggeser Tian, sang soulmate dari kehidupan persahabatannya. Bukan tanpa dasar, Marc memang sedikit kesal dengan Tian yang sok ngatur-ngatur waktu mereka mau touring ke Pantai Jiko waktu lalu, plus waktu dikasih kerjaan Tian menolak halus yang katanya "duh, makase Humas for berkatnya, maar kita musti ke Jiko." tapi kalau manusia bisa bohong, facebook enggak. Marc jadi tahu bahwa Tian ada acara dengan klub motornya, jadi dia enggak jujur dong. Ya iya lah, Tian memang orangnya suka sungkanan dan selalu menyampaikan maksudnya secara penuh misteri. Tapi dia posting status di facebook dan memberitahukan kegiatannya seolah-olah dia dengan Marc enggak terhubung di sana. Duh Tian, Tian. Coba kamu bisa jujur aja ada kegiatan dengan klub motor jangan bilang mau trip ke Pantai Jiko, pasti kekecewaan Marc bisa sedikit berkurang. Alhasil, Marc yang selama dua tahun terakhir menjadi sahabat kentalnya jadi sedikit menjauhkan diri juga dari dia. Prinsipnya Marc gampang banget, "kalau kamu enggak bisa, masih ada orang lain yang bisa menggantikanmu bro." Marc kesal dan sedikit kecewa dengan Tian, tapi dia juga enggak suka berdebat. Makanya dibiarkan aja semua urusan persahabatannya dengan Tian menggantung enggak jelas. Lagipula, Marc adalah tipe orang yang tidak suka berlama-lama dalam kekesalan yang hanya akan membawa energi negatif dalam hidupnya. Dia mau sebisanya menarik energi positif sebanyak mungkin dan menjadi berguna bagi kawan-kawan lain. Jadi bisa dibilang Marc sudah move on dari kekesalannya dari Tian. Sementara Evan, yang masih berusaha mengenal teman barunya ini, berusaha menebar pesona dengan menjadi kerbau yang siap dicucuk hidungnya dan dibawa merumput entah di mana. Toh Evan bisa sambil menyelam minum air dengan keadaan dan persahabatannya dengan Marc.

Ya gitu lah, Marc orangnya memang loyal dan royal kalau bicara tentang persahabatan. Semuanya dia dapat dari Charlie, boss penginapan yang sudah dia anggap seperti kakaknya sendiri. Tapi lantaran Charlie hobbynya berbeda dengan Marc, jadi mereka enggak begitu dekat-dekat amat. Udah ah ngalor ngidulnya dengan kisah Marc, yang pasti dia sedang menebar pesona ke Evan malam ini dengan harapan suatu saat mereka bisa tidur berdua dan enak-enak layaknya suami istri. Hahahaha. Dasar mesum.

Gara-Gara ChargerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang