Bersatunya Dua Serigala

583 3 0
                                    

Segera Marc membenamkan wajahnya di belahan pantatnya Patrick.

"Ougrhhhh... enak skali..." erang Patrick saat ujung lidah Marc menyentuh cincin anusnya. Lidah itu kemudian menari-nari liar membuat penis Patrick menegang semakin keras dan tangannya menggenggam bedcover di bawahnya sambil menekuk lututnya, memberi akses Marc lebih leluasa memasukkan lidahnya, menjilat-jilat liar. Precum keluar dari kontol gemuk 17 senti Patrick, membanjiri perut gendutnya. Terkumpul di lubang pusar, bening dan mengkilap mengundang selera Marc untuk mencicipinya.

"bro, ini talalu sedap, bro. Oooo ahhh..." lenguh Patrick menyilangkan kedua telapak kakinya dipunggung Marc, tangannya mengacak-acak rambut cokelat gelap Marc.

Sesekali, perlahan tapi pasti Marc bisa merasakan lubang anus Patrick membuka dan menutup, meresponse tarian lidahnya. Kedua telapak tangannya yang semula merangsang puting Patrick kini berpindah ke bongkahan pantatnya, membukanya lebar-lebar dan sejenak kemudian dia berusaha menusukkan lidahnya ke dalam anus Patrick seolah-olah lidahnya bisa masuk ditelan anusnya.

Lantaran gelinya, kaki Partrick meronta-ronta menendang-nendang bedcover. Marc sangat kesulitan melanjutkan permainan lidahnya. Anus Patrick sudah basah. Marc mencoba memasukkan jari tengahnya menembus cincin anus Patrick.

Sempit.

Kesat.

Patrick melenguh, kaget dengan benda asing yang masuk ke dalam anusnya.

Lidah Marc bermain di selangkangan Patrick. Dijilatnya kedua pelir berganti-gantian, tak menghiraukan bulu lebat yang menutupinya. Aroma selangkangan Patrick membuat Marc sangat bergairah. Namun, Marc sengaja tidak menyentuh kontol Patrick yang tak henti-hentinya berkedut dan mengeluarkan cairan bening. Dia malah memainkan lidahnya mengitari perut, sekeliling kontol Patrick dan menjilat bersih cairan bening itu. Patrick kesetanan dengan aksi Marc ini. Tambah lagi, ujung jari Marc sudah berhasil menemukan pusat kenikmatan pasangannya, G-Spotnya Patrick.

Patrick menggelinjang saat Marc mengetuk prostatnya, memainkan puting kanannya dan mulai mengisap kepala kontolnya. "Ooo Marquiiii..." serunya dengan suara parau agak tertahan. Marc lihai memainkan lidah di dalam kulupnya Patrick, memutar-mutarkan lidahnya membuat Patrick semakin kesetanan. Sesekali ujung lidah Marc mengebor lubang kencingnya, menambah sensasi aneh keubun-ubun Patrick. Suaranya parau berteriak-teriak, melenguh seperti sapi ketemu tuannya.

Dua jari menerobos liang kenikmatan, Patrick. Dia meringis menahan sakit. Namun Marc tidak ingin gegabah, meskipun hatinya ingin sekali memerawani Patrick segera. Ia ingin proses penyatuan tubuh mereka berjalan semulus mungkin. Semakin Patrick menikmati, semakin sering dia akan kembali. Itu pikir Marc. Perlahan namun pasti, Marc membenamkan dua jarinya sampai pangkal. Kemudian kembali mengetuk-ngetuk prostat Patrick sambil terus mengisap penisnya yang sempat mengecil lantaran Patrick beralih fokus menahan sakit jari kedua Marc. Patrick kembali kesetanan saat Marc mengobok-obok rongga anusnya dengan dua jari, memainkan lidahnya di ujung kontol dan mengerang keras saat jari lain Marc memelintir putingnya.

Patrick meraih jari Marc yang memelintir putingnya dan mengisapnya. Rasanya seperi ada sari manis keluar dari ujung jari Marc. Padahal enggak. Jari ketiga menerobos anus Patrick, masuk tanpa banyak rasa nyeri lagi. Patrick sudah benar-benar rileks dengan benda-benda asing di anusnya.

"bro..." suara Marc mengembalikan Patrick dari surga kenikmatan birahinya. "co dudu pa tape muka, nape lubang se pas pa tape bibir." pinta Marc. Apalagi yang akan di bikkin Marc? Pikir Patrick. Tanpa banyak tanya, dia menuruti permintaan Marc yang sudah terlebih dahulu berbaring terlentang di atas queen-sized dengan bed cover merah darah. Segera Patrick jongkok di atas wajahnya Marc dan dengan kedua tangannya, Marc membuka bongkahan pantat Patrick hingga terekspos liang kenikmatan yang cincin anusnya terus berkedut. "mmm... Last preparation before the main course." gumam Marc seraya menempelkan ujung lidahnya di liang yang sudah menganga.

Gara-Gara ChargerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang