Patrick berguling ke atas tubuhnya Marc. Dia menindih kawannya dan kemudian melabuhkan ciuman maut kepada Marc.
"Seblajar kita, Marc."
"Ngana yakin dang?" tangan Marc merangkul leher Patrick."so terlanjur, bage jo. Maitua le nemau bakudapa." pikir Patrick yang makin horny dengan situasi ini. Dia tahu dengan jelas bahwa sebentar lagi dia akan bercinta dengan teman club motornya. Brothernya yang sejak awal mula pertemuan dengannya di Toli-toli suka salah tingkah saat mata mereka berpapasan. Seolah-olah Marc berusaha menghindari kontak mata secara langsung dengan dia. Gelagatnya Marc juga suka salah tingkah jika mereka hanya ngobrol berdua. Seperti ada yang disembunyikan. Dari situlah Patrick mulai curiga dengan Marc. "Dia pasti gay, dan dia suka pa kita. CiPer alias cinta pandangan pertama." Seiring berjalannya waktu, Patrick masih beberapa kali bertemu dengan Marc dan kejadian yang sama selalu berulang. Marc selalu salah tingkah dengan Patrick. Dan, Patrick suka sekali keadaan ini. "satu waktu, bro. Satu waktu kita pasti mo dapa tahu ngana ini normal ato gay." Bagi Patrick normal atau gay bukan halangan menjadi temannya. Yang penting bisa saling menjaga privacy, enggak ember bocor. Dan kelihatan sekali Marc tipe orang yang protektif dan tertutup.
Pertanyaan terakhir tidak dibalas dengan kata-kata, tapi dengan ciuman.
Pertanyaan Marc hanya dijawab dengan ciuman basah Patrick. Mereka kembali berguling."bole mulai skarang kita pangge ngana sayang?"
"bole skali, polo."
"yang, na nda mo manyasal to torang bagini? Kurang kage le abis ini ngana so nemau bakudapa deng kita." tegas Marc.
"nyanda polo. Ngana kita pe pertama, ngana kita pe sayang-sayang." jawab Patrick menatap Marc dengan penuh cinta. Matanya sayu selanjutnya langsung mengecup bibir Marc lagi.
Marc menarik keatas kaos hitam yang dipakai Patrick, menampakkan puting cokelat dan perut sedikit buncitnya. Tanpa aba-aba, Marc langsung menjilati puting cokelat itu satu-satu. Lenguhan dan desahan panjang tumbuh dari kerongkongan Patrick. Dia nampaknya tidak menyangka bahwa perlakuan Marc akan sangat membuatnya geli tapi enak. Puting kiri dan kanannya kini sudah basah oleh liurnya Marc dan sekarang Marc sedang menjilati ketiak kanannya yang sangat sensitif. Geli tapi bikin ketagihan.
Patrick merasa tidak nyaman lagi dengan celananya. Bagian selangkangannya yang sudah membengkak terasa menekan kuat kain celananya. Sambil mencium mesra, dia melucuti celananya hingga tubuhnya tak terlindungi sehelai kainpun.
Marc menempelkan kedua telapak tangannya di dada Patrick dan menari-narikan jempol-jempolnya diujung puting Patrick yang menciumnya makin menggila. Patrick merasa selangkangan Marc juga sudah mengeras. Dia tanpa ragu-ragu lagi meraih kaitan celana Marc, membukanya dengan tanpa malu-malu dan melucuti celana pasangan sexnya.
"Ni sore torang bercinta sampe hosa sayang, mampu ngana?" ujar Patrick
"asal ngana mampu no." balas Marc sambil tersenyum manja.
Telanjang bulat tanpa sehelai kainpun menutupi dua lelaki yang lagi birahi, mereka saling melahap, mencium, tukar menukar liur dan ludah.
"jilat tape puting, polo." perintah Marc "akh, akh, akh..." lenguhnya saat Patrick mengirimnya ke gerbang surga.
Sementara mereka bercumbu, handphone Marc bergetar. "Mama."
"Ya, Mam?"
"Torang ada trus di Patokaan, blum mo pulang ini malam. Nanti lusa, ada tu ja urus deng Cici di sini."
"O io, ma." Jawab Marc.
Resmi sudah rumah kosong selama dua hari.
"ngana mo capat-capat pulang ato bagimana, sayang?" tanya Marc menghentikan aksi liar Patrick.
"kyapa so?"
"kita cuma sandiri di sini, ortu da pulang kampung nan bale lusa."
"jadi?" kerling Patrick
"so torang pe waktu ini, cinta. Ngana kita, kita ngana, torang bercinta sampe dorang pulang." jawab Marc nakal.
Satu persatu, pakaian mereka singkirkan. Sampai akhirnya keduanya telanjang bulat.
"jadi skarang bagimana?" tanya Patrick malu-malu. Kedua tangannya menutupi selangkangannya. Ada rasa malu telanjang bulat di depan teman sekomunitasnya. "kita suka mo rasa samua, apa yang ngana mo beking." lanjutnya. Marc cuek saja dengan ketelanjangannya. Dia tahu apa yang akan terjadi, dan dia bukan tipe orang yang suka menyembunyikan keindahan tubuh bugilnya. Toh mereka sudah ciuman dan dia enggak memaksa Patrick dalam hal ini.
"ngana yakin, bro?" Tanya Marc sambil meraih telapak tangan yang menutup selangkangannya Patrick satu-satu.
"iyo."
"lia pa kita di mata." pinta Marc.
Tak hanya menatap mata Marc saja, tapi Patrick setelah 5 detik menatap Marc, memajukan bibirnya dan mereka ciuman ganas seperti singa lapar.
Lalu Marc menghentikan ciuman basah mereka, "njo pi cuci dulu torang pe lubang." tiyah Marc.
"Hah? For apa?" tanya Patrick heran.
"mo ba ena no. Ngana dulu? ato kita dulu jo?"
"kita jo dulu." kata Patrick
"cuci bersih ne, semaso aer di lubang pake selang flush di wc. Ulang tiga ato ampa kali. Sampe depe aer jernih. Ngana mo dapa rasa wa." perintah Marc. "kong napa handuk." melempar sebuah handuk hijau ke Patrick.
"Ya ampun, apa depe maksud ini samua?" Pikir Patrick bingung menuju toilet di samping kamar Marc. Tapi tetap dia melakukan seperti yang diminta Marc.
"sudah."
Secepat kilat Marc masuk ke wc dan langsung melakukan apa yang dilakukan Patrick.
Kini dua-duanya sudah bersih. Rebahan saling berdampingan. Ada sedikit keraguan di hati Patrick, ada sedikit kecemasan di pikiran Marc. Dia takut kawannya berubah pikiran.
"ngana yakin deng ini samua bro?" tanya Marc
"sebenarnya kita bingo. Satu sisi kita tako, maar satu sisi kita suka skali mo coba."
"jadi, mana yang ngana mo pilih dang?" tanya Marc lagi.
Tidak ada jawaban. Hanya sebuah ciuman basah berlabuh dari bibir Patrick ke bibir Marc yang disambutnya dengan penuh antusias. Itu artinya Patrick telah mengambil keputusan untuk mencoba.
Marc duduk bersandar di headboard tempat tidurnya. Dia menarik tubuh Patrick. Mereka ciuman. Lidahnya Marc perlahan meninggalkan bibir Patrick. Turun ke dagu. Ke leher. Kembali ke telinga kanan. Patrick mengelinjang geli, ia melenguh. Lidah Marc di tangkapnya lagi dengan bibirnya, namun Marc terlalu liar sekarang. Telinga kiri menjadi sasarannya. Turun keleher lagi.
Marc mengangkat tangan Patrick. Kemudian membenamkan wajahnya di ketiak kawannya. Lidahnya menari-nari di sana. Patrick kegelian, sesekali kepalanya terhempas ke belakang dan dia melenguh. Terus Marc memainkan lidahnya di atas dada Patrick, kedua puting coklatnya bergantian dilumat, dijilat disedot dan digigit-gigit kecil diujung. Mengirimkan sengatan-sengatan listrik kenikmatan ke ujung kuduk dan ubun-ubun Patrick.
Marc terus memainkan lidah, bibir, gigi dan mulutnya di hampir semua bagian tubuh Patrick tanpa memberi jeda kawannya membalas perlakuannya. Lidahnya menjilati pusar, pinggang dan perut Patrick sambil terus mendengar erangan dan lenguhan tak berujung kawannya.
Dia kemudian mendorong pelan dada Patrick hingga dia berbaring. Pemandangan indah yang Marc sudah rasakan dari tadi membentang lebar di matanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/153450093-288-k244050.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gara-Gara Charger
RomanceBagaimana ceritanya lantaran charger hape, segala rahasia Marc jadi terbuka pada dua teman karibnya. Satu dari komunitas motornya, satu dari komunitas motor lain namun merupakan teman akrabnya. Dunia itu meman aneh, banyak lika-liku hidup yang susah...