Special part.

98 5 3
                                    

Annyeong..

ada yang masih ingat story ini??

adakah yg masih nunggu??

mungkin pada lupa, kelamaan hiatus T-T huhuhu

yasudah, semoga masih ada yg ingat, ini hanya bagian special part sih..hehe



@copyright2018 TitinLee's story



Special Part for 'Karma Akabane'

.

.

.

Tepatnya saat musim semi tiba. Pria dengan surai merah itu selalu mengunjungi taman pusat kota. Tidak! Tujuannya bukan untuk menikmati keindahan bunga sakura yang mulai bermekaran. Melainkan untuk tidur di salah satu bangku yang terdapat di taman tersebut. Dengan sebuah komik untuk menutupi wajah rupawannya, pria itu berbaring nyaman seolah ia tengan tidur di atas kasur empuk yang tersedia di rumah megah bak istana milik sang ayah.

Namun tidak pada hari itu. Hari di mana untuk pertama kalinya ia dibuat terperangah oleh keindahan seorang gadis. Bahkan ia bisa menyimpulkan keindahan itu melebihi indahnya bunga sakura. Gadis itu tengah menutup kedua matanya seraya menengadahkan kepalanya ke atas, tepat di bawah mekarnya bunga sakura. Lama ia memerhatikan gadis tersebut, hingga si gadis membuka mata, dan tanpa sengaja tatapan mereka bertemu. Sejenak, pria bernama lengkap 'Karma Akabane' itu terpekur dalam keterdiamannya. Dunianya seolah berhenti ketika melihat kedua bola mata indah dengan iris layaknya lelehan dark cokelat itu tengah menatapnya dalam. Terlebih saat kedua sudut bibir tipisnya melengkung ke atas, memberi sengatan listrik bertegangan beribu volt pada tubuh Karma. Namun pada detik berikutnya, gadis itu mulai beranjak pergi meninggalkan si pria yang masih bergelut pada dunianya.

Karma bukanlah pria yang begitu saja mengabaikan sesuatu yang menurutnya indah dan menarik perhatian. Ia akan terus mencari hingga mendapatkan apa yang ia mau. Lantas, saat gadis itu melangkah semakin jauh dari jarak pandangnya, pria dengan mantel hitam itu beranjak, berusaha mengejar gadis pujaan yang semakin menjauh. Dan segala macam umpatan pun meluncur dengan apik dari celah bibir tipisnya saat si gadis menghilang di antara kerumunan orang-orang yang berlalu lalang di taman tersebut.

­­­­_________

Keesokan harinya, si pria merah kembali mengunjungin taman kota. Tidak untuk tidur, melainkan menunggu seseorang yang sangat dinantikan kedatangannya. Entah alasan apa yang membuatnya menunggu, bahkan ia tidak yakin jika sang gadis pujaan akan berkunjung kembali. Namun, sepertinya dewi fortuna tengah berpihak padanya. Si gadis kembali berkunjung. Dengan mantel tebal berwarna cream, dipadu dengan scraf merah menyala yang melilit area leher hingga dagu. Gadis itu tampak lebih memesona dari saat pertama ia melihatnya. Surai panjang berwarna cokelat yang dibiarkan tergerai menambah kesan elegan pada tubuh ramping si gadis.

Tidak ingin kehilangan kesempatan, Karma Akabane beranjak untuk menghampiri si gadis yang tengah membidik sesuatu menggunakan camera ponselnya.

"Ekhem," pria iru berdeham untuk mengalihkan atensi si gadis. Nyatanya semua itu berhasil, gadis itu sedikit terlonjak kaget ketika mendengar suara berat seorang pria di sisi kirinya. "Maaf, apakah kehadiranku mengganggumu?" tanyanya dengan hati-hati.

Gadis itu tersenyum simpul, "Tidak, tentu saja. Tapi, kupikir kaubisa memberikanku alasan kenapa kau selalu memperhatikanku!"

Karma terkekeh mendengar penuturan gadis yang belum diketahui namanya itu. "Jadi... aku ketahuan, ya?" kepalanya sedikit menunduk dengan garukan ringan di tengkuk yang menjadi korban rasa malunya.

Si gadis kembali tersenyum melihat pria di hadapannya tampak malu. Lantas, ia mengulurkan sebelah tangannya di hadapan pria yang masih setia menundukkan kepalanya.

"Naomi Lee."

Karma mengamati tangan lentik yang terjulur dengan indah tepat di hadapan. Senyuman itu masih terpatri di sana, yang demi apa pun membuat jantung Karma seolah berhenti berdetak. Sesaat kemudian ia tersadar. Lantas segera membalas uluran tangan itu tanpa ragu.

"Karma Akabane."

_________

Karma tidak mengerti kenapa ia begitu memuja sosok gadis yang baru saja ia ketahui namanya seminggu yang lalu. Hari-harinya selalu diliputi oleh bayang-bayang gadis itu. Terlebih saat ia tidak lagi menemukan sosok cantik itu di taman pusat kota selama seminggu ini.

Hari itu, Karma berjalan di lorong kampus dengan lesu. Sangat tampak tidak bergairah. Pasalnya, semalaman ia tidak tidur, tentu dengan alasan yang sama. Namun, langkahnya tiba-tiba berhenti saat suara bisik-bisik para siswa yang kebetulan berpapasan dengannya menyebutkan kata mahasiswi baru.

'Kudengar ada mahasiswi baru pindahan dari Korea di kelas seni. Kautahu? Dia sangat cantik dengan mata bulat dan bibir tipisnya.'

Kira-kira seperti itulah yang didengar Karma Akabane. Dan tiba-tiba saja otaknya langsung tertuju pada sosok cantik gadis yang selalu menghantui pikirannya. Lantas, langkah kakinya berbelok, mengarah pada fakultas seni.

Baginya, tidak ada hal yang lebih membahagiakan dalam hidupnya selama dua puluh tahun ini selain menemukan sosok yang mampu mencairkan hatinya yang semula membeku. Di sana, tepat tiga meter dari tempatnya berdiri, sosok itu tengah tersenyum pada mahasiswi yang mencoba untuk mengajaknya berteman. Tanpa pertimbangan apa pun, kakinya melangkah mendekat ke arah sang gadis pujaan.

"Ternyata Jepang tidak seluas yang kupikirkan."

Naomi dan beberapa siswi lainnya menoleh ke arah sumber suara. Mereka terkejut mendapati Karma Akabane berdiri di sana dengan tatapan yang tertuju pada Naomi.

"Hallo, kita bertemu lagi!"




TBC



Hai...

Iya, kita ketemu lagi. Sudah lama ya??? Hihihi

Ini hanya part special kok, bukan inti. Part ini sbnrnya sudah lama ada, tapi aku ragu mau up bagian ini. Soalnya tahu sendiri kan kalo Karma-kun ini hanya pemeran sampingan...hehe tapi aku suka, gimana dong? Hahaha makanya nongol lah bagian ini...hehhe


maaf pendek ya...haha see u...

THE TIME [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang