Penyakit cewek sekarang tuh gampang baper. Liat orang nikah baper. Liat yang abis nikah, baper. Liat cowok baca Quran juga baper.
|||
Raka mengambil ponselnya yang ada di saku celana. Seraya menunggu rapat BEM dimulai, ia berniat untuk menghabiskan waktu untuk membaca al-qur'an. Katanya biar lebih berfaedah. Daripada nyanyi-nyanyi gaje macam anak-anak sekarang, pahala nggak dapat, timbul mudharat pula. Astaghfirullah'adzim.
Saat tengah sibuk membaca al-qur'an di bawah pohon yang ada di depan sekret, beberapa perempuan lewat. Sesekali Raka mendengar decak kagum dari mereka. Tapi bukannya bangga, Raka justru menghentikan bacaannya lalu memilih untuk masuk ke dalam sekret BEM.
Mungkin lebih baik ngajinya di dalam aja. Dari pada diliatin cewek di luar. Begitu pikir Raka.
Setelah berada di dalam sekret, Raka kembali membuka aplikasi Qurannya. Namun saat akan mulai membacanya, tiba-tiba ada telpon masuk dari Baim –si ketua BEM.
"Halo, assalamualaikum, Im."
"Waalaikumussalam, Ka. Lo udah di sekret?"
"Iya nih. Yang lain pada ke mana ya? Ini gue sendiri di sini."
"Iya, mereka nggak dateng. Karena hari ini gue nggak sempet dateng nih. Lagi ribet ngurus nikahan Mbak Wulan."
"Oh, ya udah. Gak pa-pa. Terus yang lain udah pada tau?"
"Iya, tadi gue abis nelpon mereka satu-satu."
Raka tertawa pelan. "Ngapain repot-repot sih, Im. Kenapa nggak share di grup aja? Atau nggak suruh salah satu anggota atau wakil lo nge-share."
"Oh iya. Gue lupa. Hahah. Emak gue ribet banget sumpah. Gini amat ya kalo sendirinya anak cowok."
"Halah, nggak ikhlas lo bantuin nyokap? Btw, wakil ketua emang ke mana? Kan bisa dia gantiin lo."
"Dia juga katanya lagi sibuk. Udah, nggak pa-pa. Kita rapatnya lanjut besok aja."
"Oke deh."
"Udah ya, Ka. Udah dapet panggilan nih gue. Iya, Mak. Bentar-bentar. Bye, Ka. Assalamualaikum."
"Waalaikumussalam."
Raka tersenyum tipis mendengar keribetan sang ketua. Untung saja waktu mas Ganesa kembali menikah dengan mbak Jean, maminya tidak seribet mamanya Baim.
Raka menutup aplikasi Qur'annya dan beranjak mengambil ranselnya yang sengaja ia gantung di dekat pintu. Saat tengah sibuk memakai ranselnya, tiba-tiba pintu sekret terbuka dan menampilkan sosok Fiona yang membawa sebuah kardus yang berukuran sedang.
Raka refleks mengambil alih kardus yang entah apa isinya. Pantang bagi Raka melihat perempuan mengangkat yang berat-berat.
"Eh? Nggak pa-pa, Ka. Aku masih bisa angkat kok," ujar Fiona sungkan menyerahkan kardus itu kepada Raka.
"Udah nggak apa-apa." Raka menaruh kardus itu di samping lemari tempat menyimpan buku-buku.
"Oh iya. Itu dari Mas Purna, katanya untuk keperluan BEM,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Hey! Kau! (Calon Pendampingku) [Complete]
General FictionTidak semua perempuan itu peka. Fiona salah satunya. Kode sekeras apapun nggak akan mempan ke dia. Mungkin kode 'khitbah' mempan ke dia. - Raka Cover by pinterest Copyright by Windy Haruno 2018