tak menyangka

60 3 2
                                    

Tok tok tok!!!"rara buka pintu nya sayang ,," suara yang tak asing itu kini membuat ku kembali dari lamunan, dengan cepat tanganku meraba meja yang ada di samping kasur ku

"ah ketemu"tangan ku pun kini tepat memegang hadsaet yang langsung ku pasangkan di kedua daun telingaku , ku putar lagu mellow kesukaan ku , berharap suara bundaku kini tak terdengar.

"kreek"entah kenapa aku baru mengingat kalau pintu kamar ku tak sempat ku kunci , kini dengan pasrah pun ku ambil bantal dan segera mengumpat di balik nya, "tuk tuk tuk" suara orang  berjalan kini mendekat ke arah ku..dan suara itu berhenti tepat di samping kasur ku..

"Semoga bunda menyangkaku tidur" gumamku berharap

"padahal tadi nya bunda mau kasih sesuatu lo" ucap bunda dengan nada seram nya,

perasaan penasaranku kini membuatku perlahan membuka bantal yang kini menutupi wajahku .

"hehehe" senyum malu ku pun kini megembang ke arah bunda ku ..nampak bunda berdiri tegap dengan tangan yang diselingi seperti bos menatap ke arahku tajam.

"betapa menyesalnya aku jika aku bakal tau gini jadi nya -_-" gumamku pasrah , dengan perlahan bunda duduk di atas kasur ku , tangan bunda pun berkali kali mengelus kepalaku pelan .

"kini kamu sudah besar ra.. Bunda harap kamu tambah dewasa.." Ungkap bunda ku terus mengelus kepalaku

"bunda tumben banget ngomongin ginian biasanya juga cuek ?" Tanyaku pensaran membuat bunda kini tersenyum manis ke arah ku

"bunda pengen kamu pindah ke pesantren" ujar bunda santai ke arah ku,membuat jantung ku kini berdegup membayangkan sesuatu yang belum pernah ku bayangkan sebelum nya

"ehh bunda pasti becandak kan ??hehe " tanyaku memastikan,
dengan cepat bunda pun menggelengkan kepala pertanda kalau bunda serius dengan ucapannya barusan."srrek"dengan cepat aku bangun dari kasur dan meninggal kan bunda yang duduk sendiri di kamar , ku berlari sekuat tenaga melewati tangga , ke arah ruang tamu dan segera merebahkan tubuh ku di atas sofa untuk menanti seseorang

"bunda tega"gumamku menahan tangis
" krek" dari kejauhan pintu ruang tamu pun terbuka perlahan membuat ku menoleh cepat

"ayahh!!!" Teriakku yang kini berlari ke arah ayah, ku peluk ayah dengan erat

"loo ada apa ini tumben anak ayah sosweat kaya gini ??"tanya ayah bingung , aku pun langsung melepaskan pelukan ku

" ii ayah tau gak bunda .."belum aku menyelesaikan argumen ku ayah pun menyelak pembicaranku

"oo tentang itu.. Ayah sangat setuju sayang..biar kamu kaya kaka mu zafhildan"jawab nya santai membuatku kini menggeleng,  tak menyangka hatiku kini serasa di rebus air panas
"tuk tuk " suara langkahan kaki dari belakang tubuh ku pun kini membuat ku menebak siapa itu

"bunda kan udah bilang , lagi pula barang barang kamu udah beres ko" ujar seseorang yang tepat berada di belakang ku , yang tak lain ialah bunda.

"a..apa..!!??" Tanya ku dengan nada tinggi .. Perasaan yang rapuh kini tercampur aduk membuat ku berlari dari bunda dan ayah , menuju kamar untuk mencari ponsel ku.. Sekedar mengabari kalau akau akan segera pindah 

"tatapi di mana ponselku" gumamku panik sembari  terus meraba keberadaan ponselku

"non.." Suara seseorang memanggilku kini membuat ku dengan cepat menoleh ke arah nya , nampak ponsel berwarna golden tepat berada di tangan nya yang keriput

"bibi!!!itu kan ponsel ku balikin gaa!!"ucapku naik pitam dan langsung menghampiri bibi

"eh ehhh non bibi bukan mo maling non ini di suruh bunda non" ungkap nya kini membuat ku diam seribu bahasa

"aku benar benar bagai sampah yang akan di buang ke tong sampah " gumamku perih dan menjauh dari bibi..kini ku membayangkan  apa yang terjadi jika benar benar aku ada di dalam penjaraa, "hiiiiii" mencoba menghilangkan bayangan bayangan itu

"apa mungkin bunda dan ayah cuman becanda ??oke aku akan mencoba poting duluu"harapku berlebih ..tak sengaja pandanganku menangkap pada tas tas koper yang telah rapih di sekitar belakang pintu, 

" aaaaaaaaaaa jajadi benar aku bakal jadi sampah..?!?!"ucapku panik ,, mataku pun kini tersorot pada pistol air yang tergantung

"kalau memang iya ..aku akan bawa pistol ini..." Gumamku yakin sembari mengembangkan senyums seramku ...
Punten komenan nya terimakasiihh

DI LORONG HIJRAHKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang