Kanza tidak juga mau keluar dari kamarnya, padahal ibunya sudah menunggunya di depan pintu kamarnya, memanggil putri semata wayangnya untuk segera keluar dan bertemu dengan pria yang akan ia nikahkan dengan Kanza. Azka Ahsa Pratama.
"Kanza, kalau kamu tetap tidak mau keluar, mama akan blokir semua rekening kamu. Dan jangan harap mama akan membiarkanmu menggunakan Fasilitas yang mama berikan!" Ancam ibunya. Nabila. Kanza tidak ingin semua itu terjadi. Jika sampai ibunya menblokir semuanya, maka hidupnya akan leboh sengsara dari kehidupan di sel tahanan.
Tanpa menjawab, akhirnya Kaza mau membuka pintu kamarnya. Dan muncul lah gadis itu dengan balutan dres putih di atas lutut. Dan rambut yang diikat menyamping, serta beberapa Accesories yang melekat sempurna di kepalanya. Hari ini Kanza benar-benar tampak sebagai wanita seutuhnya. Meskipun penampilan sebenarnya Kanza adalah gadia tomboy yang selalu merasa risih setiap memakai dres dan semacamnya.
"Sebenarnya, mama tidak ingin mengancammu, Nak! Tapi hanya itu cara mama agar kau keluar menemui pangeran tampanmu." Ucap Nabila.
"Buruan. Kanza keburu risih sama benda-benda aneh ini, ma." Rengek Kanza. Tubuhnya seperti gatal-gatal saat memakai dres feminin serta accesories yang tidak biasanya ada di tibuhnya.
"Ayo, Mereka sudah menunggumu dibawah." Ucap Nabila bersemangat. Sementara Kanza sangat ingin hari ini segera berlalu. Dan ia akan segera menhabiskan malam nanti bersam Ruben dengan Kegiatan panas yang akan menghangatkan dinginnya perasaan Kanza saat ini..........
"Azka. Bunda tanya sekali lagi, apa kamu yakin?" Tanya Maria kembali meyakinkan pilihan Azka.
"Azka sangat yakin, bunda. Bunda tidak perlu khawatir. Azka pasti bahagia." Jawab Azka.
Detik berikutnya, Nabila berjalan bersama Kanza dari lantai dua kamar Kanza. Sejenak Azka tertegun melihat gadis yang menggandeng lengan Nabila. Gadis yang Cantik komentarnya dalam hati. Sementara Kanza merasa benar-benar malas melihat Azka. Memang benar, pria itu tidak terlihat sudah berusia 29 tahun. Malah ia terlihat lebih muda dari Ruben, kekasihnya. Tapi tetap saja Kanza tidak suka berhubungan dengan orang asing. Apa lagi sebentar lagi mereka akan menikah dan Kanza tidak mau melakukan seks dengan Azka. Ya, Baginya tubuhnya hanya milik Ruben. Meskipun Azka yang nantinya lebih memegang peran penting dalam hidupnya dibandingkan dengan Ruben.
"Azka, kamu tampan sekali, Nak. Lihat putri mama juga sangat Cantik kan? Bagaimana jika kalian keluar jalan-jalan dulu berdua, sekalian kalian pendekatan. Mama sama bunda kamu akan membicarakan soal pernikahan kalian." Ucap Nabila bersemangat.
Baru saja Kanza akan melontarkan kata-kata penolakannya, namun Azka lebih dulu menyetujuinya.
"Iya, saya akan membawa putri cantik anda jalan-jalan." Jawab Azka membuat Kanza merasa Muak.
"Tuh kan, Kanza sayang. Azka ini orangnya asik. Kamu pasti tidak akan merasa bosan." Ujar Nabila.
Kanza hanya bisa terdiam dan mengamati Azka yang duduk dengan tenang dan santai, bahkan seprti di dalam rumahnya sendiri. Laki-laki itu memang tampan dan menggoda di mata Kanza. Tapi sayang Kanza tidak ingin menyukai laki-laki itu.
"Ohya, kalau gitu, tunggu apa lagi? Azka, ayo ajak pergi Kanza ke tempat-tempat romantis. Tapi ingat ya, jangan sampai lewat pikul 10 malam. Nggak baik anak gadis pulang malam-malam sama seorang laki-laki yang bukan Suaminya." Ucap Nabila lagi.
Azka hanya tersenyum lembut dan menganggukkan kepalanya. Awalnya ia merasa ragu melihat sikap Kanza. Tapi, demi kebahagiaan ibu kandungnya, ia pasti akan melakukan apa saja sebagai balasan saat ia tidak bisa menemani ibu kandungnya selama bertahun-tahun belakangan. Azka sangat menyayangi ibunya meskipun ia tidak tahu, kenapa Ibunya menginginkan Kanza untuk menjadi istrinya padahal, Kanza terlihat tidak tertarik pada Azka. Ini adalah ujian bagi Azka untuk membuat Kanza tertarik padanya. Ya? Azka akan mencobanya.
...........
"Kenapa lo mau dijodohin sama Gue? Lo nggak kenal sama gue kan?" Pertanyaan itu keluar dari bibir Kanza setelah beberapa menit terdiam di dalam satu mobil dengan Azka. Mereka tengah dalam perjalanan ketempat-tempat yang Kanza inginkan.
"Karena Ibuku. Beliau menginginkanku segera menikah, dan itu denganmu." Jawab Azka jujur.
"Tapi, lo kan nggak kenal sama gue." Ujar Kanza menatap kesal pada Azka. Si pria kolot yang tidak memiliki sedikitpun kecocokan dengan dirinya.
"Lama kelamaan, kita pasti akan saling mengenal satu sama lain. Jadi untuk apa dipermasalahkan?" Jawab Azka yang mirip denga suatu pertanyaan.
"Ya tapi kan lo bener-bener nggak kenal sama gue. Dan lo pasti nyesel nanti jika lo nikahin gue karena asal lo tahu, gue bukan lagi Gadis perawan seperti yang pria-pria normal inginkan sebagai istri idaman mereka." Ujar Kanza membuat Azka membeku. Kanza bukan lagi perawan? Apa ibunya sudah tahu tentang ini? Jika iya, kenapa ibunya ingin ia menikahkannya dengan Kanza? Pasti ibunya memiliki alasan khusus akan hal itu.
"Aku adalah salah satu pria tidak normal yang kau maksud. Demi ibuku, Aku rela melakukan apapun asal Ibuku bahagia." Jawab Azka dengan nada tenang seakan pernyataan Kanza bukanlah masalah berarti.
"Gue rasa, lo memang pria idiot." Gerutu Kanza. Azka hanya menaikkan bahunya acuh dan tersenyum lembut. "Gue mau ke diskotik. Antar gue kesana!" Lanjut Kanza memerintah.
Azka sedikit terkejut dengan permintaan Kanza. Diskotik? Apa gadis tidak perawan itu mulai gila?
"Diskotik bukan tempat yang baik untukmu." Jawab Azka berniat menolak.
"Sudah gue bilang, gue sama lo itu beda. Gue sudah biasa berada di diskotik kapanpun gue mau hangout sama temen-temen gue. Dan gue juga udah biaga ngelakuin seks sama pacar gue disana. Jadi, kenapa lo protes sama gue? Gue nggak suka ya ada yang ngatur-ngatur dan ngelarang gue." Ujar Kanza keras kepala.
"Baiklah, tapi hanya sebentar saja dan tanpa alkohol." Ujar Azka.
"Sudah gue bilang gue nggak suka diatur. Lo nggak budek kan?" Sungut Kanza.
"Baiklah." Azka memilih untuk mengalah daripada harus berdebat dan membuat Kanza melaporkan keributan mereka pada ibunya dan membuatnya kecewa.
Beberapa menit kemudian, mereka sampai di diskotik, Bukan hanya itu saja, ternyata Kanza sudah meminta teman-tenannya dan juga kekasihnya untuk datang.
"Lo jangan ikut masuk. Mending lo pulang aja. Dan bilang sama nyokap gue kalau gue nginep di ruma sahabat gue!" Perintah Kanza pada Azka.
Azka tidak menjawab melainkan dia hanya terdiam tidak mengangguk ataupun menggeleng.
Setelah Kanza masuk ke dalam diskotik itu, Azka tidak bisa begitu saja membiarkan Kanza masuk ke dalam sana sendirian. Walau bagaimana pun Kanza adalah calon istrinya yang harus ia jaga.
Diam-diam Azka mengikuti Kanza setelah selesai memarkirkan mobilnya.
Azka melihat Kanza tengah berbincang-bincang dengan teman-teman wanitanya. Namun hal yang membuat Azka risih adalah Kanza duduk di pangkuan seroang laki-laki yang sialnya sudah berani meraba bagian tubuh Kanza. Meskipun belum memiliki perasaan apa-apa terhadap Kanza, namun Azka tidak suka melihat Calon istrinya digerayangi orang lain meskipun Kanza bukan lagi seorang perawan sekalipun.
Azka berniat membawa Kanza kembali pulang, namun belum sempat ia akan berdiri, ia justru melihat Kanza dengan berani mencium laki-laki itu di depannya. Hingga mau tidak mau, Azka segera mempercepat tindakannya.
Azka mendekat dan menarik Kanza dari pangkuan laki-laki kurangajar itu. Perbuatan Azka tentu mengundang perhatian banyak pengunjung disana, termasuk Teman-teman Kanza.
Teman-teman Kanza termasuk Elsa menatap takjub Azka yang begitu sempurna di mata mereka.
"Siapa lo?" Tabya Ruben ketus terhadap Azka yang tengah menggenggam lengan Kanza dengan kuat.
"Aku calon suami Kanza." Jawab Azka membuat para teman wanita kanza melongo. "Ayo, pulang sekarang!" Lanjut Azka menarik Kanza yang susah payah menolak.
Azka tidak akan membiarkan Kanza lepas dari genggamannya dan kembali masuk ke dalam diskotik itu.........
"Mau lo apa sih? Lo mau pamer kalau lo bakal calon laki gue? Denger ya, meskipun lo bakal nikah sama gue, gue nggak akan sepenuhnya nerima lo sebagai laki gue. Dan satu lagi, lo nggak berhak bicara seperti itu di depan pacar gue." Ujar Kanza marah. Azka hanya diam tidak menanggapi ocehan Kanza. Yang ada dalam pikirannya kini, kenapa ibunya menginginkan dirinya menikahi Kanza yang jauh dari kata Baik baginya?Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Love For My Husband (21+) TERSEDIA VERSI EBOOK DI GOOGLE PLAYSTORE
RomanceSUDAH TERBIT Warning!!! Konten Dewasa. Dibawah umur mohon mundur!! Terimakasih. Kanza Janeeta Laurinda adalah seorang Gadis yang dipaksa menikah dengan seorang pria yang sama sekali tidak ia kenal. Pria yang bukan kriteria Suami yang kanza inginkan...