SI populer dengan gaya rambutnya yang menawan memekik tertahan tatkala penjaga gerbang menyilangkan tangan tanda tak boleh melewati gerbang.
"Kenapa?!" Si populer yang terengah itu memprotes.
Si penjaga menarik lengan baju, menampilkan jam tangan, menunjuk-nunjuk dengan tidak sabar pada jarum jam yang bergerak pelan.
Oikawa Tooru—si populer yang berpeluh—menahan kesal di dada. Ia membalik dan menendang gerbang mengagetkan si penjaga sebelum pergi ke sisi lain gerbang.
"Yo, tuan, terlambat?" Seorang gadis menyapa ketika Oikawa Tooru berbelok.
"Err, ha-hai!" Oikawa Tooru menyapa balik dengan ketampanannya yang ia usahakan untuk tampil lebih baik dari sekadar peluh.
Si gadis yang duduk bersila dengan cemilan di pangkuan dan dua stick pocky strawberry menggelantung di bibir, hanya menatap lurus, menertawakan pelan, kemudian terbahak sembari dua stick meluncur bebas ke rumput.
"Gehh." Oikawa terkaget, gadis macam apa itu? Batinnya tak habis pikir bertemu dengan gadis yang tidak seperti gadis.
"Tuan ... apa namamu itu? Yooru? Mooru? Toora? Saru[1]?" Gadis berambut pirang karena hasil cat rambut itu meraih kembali stick di rumput, pura-pura memainkannya dengan tampang sepolos mungkin, menyengir saat bertanya saru.
"Heh, kalau tak terpana denganku, ya sudah." Oikawa tak ingin berurusan dengan gadis yang lebih senang mengejeknya ketimbang memujanya. Kini, si kepala cokelat itu bersandar pada tembok gerbang, meraih ponsel dan bermain dengan gadget-nya itu.
Si gadis melirik, mengedikkan bahu tanda masa bodo. Kembali si gadis pada cemilan di pangkuan, memakannya sembari bernyanyi lagu keras (baca: rock)
Oikawa di balik ponselnya mengintip; kelas berapa siswi itu? Tak seperti adik kelas, tak seperti kakak kelas pula, seangkatan kah? Kalau begitu kelas yang mana? Ah, si gadis itu menengok menyadari mata Oikawa yang menyelidik. Oikawa terlanjur tertangkap basah, hanya tersenyum kaku (menurutnya senyumannya itu ampuh nan memikat, tapi gadis itu malah balik memandang ngeri).
"Hei, kenapa kau menatapku seperti itu?"
"Eh? Tak boleh memangnya?" Si gadis berambut sebahu itu membuka tutup botol minuman kopi dengan alis yang mengerut.
"Bu-bukan tidak boleh. Hanya penasaran. K-e-n-a-p-a?" Oikawa mengeja agar terdengar jelas.
"Karena ... kau orang asing?"
"Kau tak tahu aku!" Betapa terkejutnya Oikawa.
"Me-memang kau siapa? Artis? Model? Tukang koran? Apa pengantar susu kalengan?" Detik selanjutnya si gadis tertawa sendiri.
"Aku Oikawa Tooru! Tunggu, tadi kau memanggil namaku, kan?" Oikawa bangkit dari tembok, menyadari percakapan sebelumnya.
"Karena ya ... temanku, ah bukan, orang yang duduk di depan bangkuku selalu membicarakanmu." Si gadis menerawang ingatannya.
"Huh? Darimana kau tahu aku Oikawa yang mereka maksud?"
"Karena tadi kau tiba-tiba tersenyum aneh." Si gadis menjawab dengan polos.
Oikawa mematung dipanggil senyuman ganteng nya tadi dengan senyuman aneh.
[]
Waktu pun berlalu begitu saja, ketika jam kedua, dua-duanya dibolehkan masuk.
...[1]. Bahasa Jepang, Saru artinya kamu, eh salah, monyet.
---to be continue
Author corner:
Nyahahaha! Apa ini? Ada apa aku ini? Gara-gara kakak yang terus-terusan nonton Haikyuu (ngulang terus dari s2 sampe s3 setiap hari! Dan juga setiap melihat tas salfok ke gantungan kunci yang bentukan Oikawa chibi) otakku penuh dengan Oikawa Tooru dan juga Sugawara Koushi. Tolong, jangan kutuk aku karena Hetalia yang terbengkalai:')
Terlepas dari apapun alasannya, seiyuu Oikawa dan Seiyuu Italia-chan (dari Hetalia:v) adalah orang yang sama:'v /tamparsaia
Ini hanya, fanfik yang ringan, dan pas disantap dengan indomie bercabai:'v
Silakan dinikmati~
KAMU SEDANG MEMBACA
Liebe : Di Depan Gerbang
Fanfiction[Oikawa Tooru x Reader] [Haikyuu Fanfiction] ... Menjadi akrab karena sering bertemu, si populer Oikawa Tooru dan si siswi tomboi, [Name]. ... Haikyuu © Furudate Haruichi Story © Shiina