03

20 8 0
                                    

"Pak, apa tak bisa membawa mobil lebih cepat? Kami sudah terlambat".

"Maaf tuan, tapi jalanan hari ini sangat padat". Yah, seperti biasanya. Jalanan di pagi hari sangat di padati oleh kendaraan dan juga orang-orang yang akan menunaikan aktifitas mereka sehari-hari.

"Ini semua karenamu, kalau saja kau tak keras kepala dan cepat bangun pasti kita takkan terlambat".

Pemuda di sampingnya hanya merotasikan matanya malas. Ia jengah mendengar segala omelan sahabatnya itu.

"Oh, ayolah. Mereka pasti akan mengerti. Kita bilang saja bahwa jalanan sangat padat".

Di balas tatapan tajam dari sang menejer. Tapi berikutnya ia menghela nafas kasar, ia malas untuk berdebat lama-lama lagi. Kalian pasti tahu siapa mereka bukan, jadi lebih baik tak usah saya sebutkan lagi. Begitulah keheningan yang mulai terjadi di sepanjang jalan menuju lokasi syuting mereka.
.
.
.
.
.
.
.
"Kita sudah sampai di lokasi nona. Silahkan jika anda ingin berkeliling terlebih dahulu. Sepertinya syutingnya belum mulai" siapa lagi kalo bukan si sekertaris, lucas. Di balas anggukan dan senyuman dari sang direktur tadi. Oh tidak, sepertinya lucas terpesona dengan senyuman itu lagi, menurutnya itu terlalu hangat. Tapi hal tersebut taklah berlangsung lama, setelah kesadarannya kembali sepenuhnya ia pun nenuju ke tempat orang-orang yang tengah mempersiapkan syuting hanya untuk sekedar menyapa.

Di sisi lain, sang direktur, ica baru memulai acara berkeliling lokasi syuting itu sendirian. Ternyata lokasi syutingnya adalah sebuah gedung kolam renang yang di yakini telah di sewakan sepenuhnya untuk di jadikan tempat syuting. Terlihat dari tempat itu yg kosong tanpa terlihat orang yang sedang berenang atau  sekedar berjalan-jalan. Ia berhenti di salah satu ruang yang terdapat kolam renang indoor itu yang bisa di katakan tidak kecil. Ia berdiri di pinggir kolam, mengamati pemandangan itu dalam diam, hingga tiba ada suara yang memecah suasana diam tersebut.

"Nona, apa yang anda lakukan di sini? Apa anda tersesat?".

Mendengar suara itu, dia berbalik dengan mata membola terkejut sembari mengelus dada. Di lihatnya seorang pria tinggi,ah tidak, sangat tinggi, putih dan juga.. Kalau boleh di katakan, sangat tampan.
Dia lebih terkejut karena pria itu adalah seseorang yang dia kenal. Ah tidak, pria itu tak mengenalnya sama sekali, ia sangat yakin hal itu.

Melihat si wanita tak menanggapi pertanyaannya, pria itu kemudian mendekat dan memandang wanita tersebut yang masih membatu. Ia menatapnya dari bawah hingga ke atas. Ia mengibaskan tangannya di depan wajah agar wanita tersebut sadar.

"Kau...tak apa?" barulah saat itu ia sadar dan menghadiahkan anggukan atas pertanyaan si pria tadi. "Mengapa orang sepertimu di perbolehkan masuk ke sini? Apa kau tahu tempat ini sudah di sewa?".

Oh yah, dia baru sadar tentang penampilannya yang mengenakan rok pendek di sepaha dan hoodie berwarna abu-abu. Salahkan insiden kecil yang terjadi sebelum dia berangkat ke lokasi syuting tadi.

Flashback on

Saat baru keluar dari lift ke lantai satu, ia dan lucas mulai jalan tergesa hingga ia tak memperhatikan ada seseorang karyawan yang membawa tumpukan kertas yang menjulang tinggi hingga kepalanya tak kelihatan, dengan kopi di salah satu tangannya. Ia menunduk untuk memperbaiki pakaiannya agar terlihat lebih rapi. Dan saat itulah..

Bugh...

Byur..

Karyawan itu hampir menjatuhkan dokumen yang ia bawah jika saja ica tidak menangkap tumpukan kertas itu. Akan tetapi hal tersebut membuat bajunya penuh noda akibat tumpahan kopi yang di bawa si karyawan. Melihat kejadian itu, si karyawan terkejut, begitupun lucas yang tidak jauh berbeda.

Because Of You ; Bae JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang