06

27 5 6
                                    

"Loh?/kamu?" keduanya sama-sama terkejut.

Astaga, ternyata kami tinggal dalam satu gedung- ica

Kalian tahu dia siapa? Jika kalian menebak dia jinyoung, maka itu benar bahwa ia adalah jinyoung

Tapi tak lama keterkejutan itu berlangsung, jinyoung tersadar dan masuk ke dalam lift. Berdehem pelan dana mengatur nafas, dan tersenyum canggung ke arah seseorang di sampingnya.

Tak ada percakapan selama di dalam lift, hingga lift berbunyi bertanda mereka telah sampai pada lantai 7. Ica melangkah keluar dari lift, tetapi jinyoung masih terdiam di dalam lift sambil memainkan handphonenya. Merasa bahwa ada seseorang yang mengikuti di belakang, karna merasa risih ia berbalik dan bertanya.

"Ngapain ikutin aku sih? Gak ada kerjaan lain apa?".

"Siapa yang ngikutin? Apartemen aku yang nomor 105". Balas orang itu dengan nada tak terima.

"L-loh? Jinyoung? A-ku kira siapa, hehe". Ica dengan tawa canggungnya, ia kira tadi bahwa jinyoung tinggal di lantai lain, tapi nyatanya apartemen mereka bersebelahan. Jika kalian ingin tahu, ica berada di apartemen nomor 104 omong-omong. Apa ini takdir? Haha, konyol sekali pikiranmu ica. Itu mungkin hanya kebetulan, mungkin.

Jinyoung masih dengan wajah datarnya, berlalu menuju apartemennya. Menyisakan ica yang masih berdiri terdiam di depan pintu apartemennya dengan mulut terbuka dan mata tak berkedip sedikitpun.
.
.
.
.
.
.
"Huh, melelahkan".

Ia menjatuhkan dirinya di atas ranjang miliknya, memejamkan mata dengan satu tangan menumpu pada kepalanya. Tapi tak lama matanya terbuka kembali, entah apa yang ia pikirkan hingga wajahnya tertarik dan menyunggingkan senyuman.
"Ternyata dia masih sama, masih tetap lucu". Gumamnya pelan sembari melihat ke langit-langit kamarnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Aaaarrrgghh, tadi itu kenapa sih? Perasaan setiap ketemu dia aku jadi akward terus. Harusnya itu kan aku keliatan anggun, kalem, biar dia suka. Mana mukanya jutek lagi, huufffhh..". Nona ica ini dengan segala perang batinnya terlihat lucu, benar apa yang di katakan jinyoung tadi.

Drrrttt..

"Astaga, membuat kaget saja". Ica terperanjat dari lamunannya setelah bunyi telpon itu terdengar, mengambil benda persegi panjang itu dari atas nakas. Di lihatnya siapa pelakunya membuat senyum itu mengembang, cepat-cepat ia angkat telpon tersebut.

"Hal--" -belum sempat ia mengatakan halo, orang di seberang sana sudah berteriak.

"Kyaaaa, akhirnya lo angkat juga telpon gue, kemana aja lo? Sok sibuk lo yah sekarang. Telpon gue aja gak pernah, udah lupa daratan lo? Heh, jawab.." ucap orang itu bertubi-tubi.

Menjauhkan sedikit ponselnya daei telinga, sungguh teriakan tadi sangatlah dahsyat. Di rasa sudah tidak mendengar sahutan di seberang sana, barulah ia mendekatkan ponselnya ke telinga. "udah selesai bacodnya, sakit nih telinga gue lama-lama din". Yah, yang tadi itu vina, sahabat ica sejak dulu.
"Baru juga gue sehari di sini, ini baru pulang kantor".

"Hehehe, iya sih ca. Tapi kan lo direktur gitu, kan kerjanya perintahin bawahan lo aja"

"Lo kira jadi direktur gampang apa? Gak gitu juga kali" memutar bola matanya sebentar atas kelakuan temannya di seberang sana, ia jadi teringat masa lalu, ah dia juga jadi ingat jinyoung-nya.
"Din?"

"Hmm"

"Mmm,anu. Tadi gue ketemu bae jinyoung". Jawabnya malu-malu

"Oh" tunggu, mengapa biasa saja?
"Whaaatt? Seriusan, gimana caritanya?". oh, dia mungkin tak fokus.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Because Of You ; Bae JinyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang