vi

4.9K 724 282
                                    

Taehyung mengecap rasa asam yang tertinggal di mulutnya, lemon squash tidak pernah menjadi minuman favoritnya.

Tapi minuman itu sangat laris saat musim panas, seperti hari ini. Sebenarnya Taehyung tidak menemukan mengapa minuman ini sangat laris—kata orang-orang sih menyegarkan, tapi ia tidak suka rasa asam.

"Oppa~" ia menengadah seraya tersenyum mendengar suara imut yang menjadi favoritnya setelah Sohee, "kenapa wajahmu seperti itu? Terlalu kecut ya?"

Taehyung terkekeh lalu mengangguk, "aku tidak suka lemon squash, aku tidak suka asam." Summer mengangguk-angguk pelan dengan bibirnya yang mengerucut.

"Noted."

Poni dan rambut sebahunya terlihat bergerak-gerak, Taehyung suka. Summer sangat imut.

Hubungan Taehyung dengan Summer belum terlalu lama—sekitar tiga bulan, masih banyak yang perlu diketahui Summer untuk menjadi pasangan yang sempurna bagi Taehyung.

"Aku—"

"Ke—"

Mereka tertawa bersama lalu Taehyung menggenggam jemari wanitanya, "kau duluan."

Senyum cerah Summer memudar, wajahnya berubah kusut. Ia meneguk liurnya lalu menatap mata Taehyung lekat, "aku kemarin bertemu Sohee," ia menghembuskan napas besar dengan perlahan, "keliatannya dia sudah mulai curiga, apalagi waktu itu ... dia yang mengangkat panggilanku, 'kan?"

Hening menghuni. Suara kicauan burung, kendaraan yang berlalu lalang, anak sekolahan yang tertawa—semua terdengar bisu untuk sejenak.

Kedua pasang mata yang saling menatap seakan mencurahkan segalanya.

Taehyung tak berkutik, ia masih membalas tatapan Summer—atau Jihyun—dengan serius, daripada ingin menghindari topik ini Taehyung lebih bingung dengan perasaanya.

Ia bingung apa yang harus dilakukan.

"Kapan kita akan memberita—ah tidak, kapan kita akan menjelaskannya?" Summer menarik tangannya lalu mengganti tangan Taehyung dengan tangannya sendiri, "aku sebenarnya yakin sekali jika ia sudah tahu." Ia menggembungkan pipinya, "aku merasa tidak enak."

Taehyung tersenyum manis menunjukkan deretan giginya, "jangan terlalu dipikirkan, waktunya masih belum tepat, amare." Ia berdiri lalu mengecup pipi Jihyun.

Selalu begini, Taehyung selalu beralasan. Alasan yang tak bisa dielak dengan sikap yang manis. Summer pun hanya bisa menurut dan menerima.

Padahal Taehyung sepenuhnya sadar jika ia menyakiti dua hati wanita yang sangat ia sayangi.

———

Aku tahu jika aku brengsek.

Aku tahu jika aku pengecut.

Aku tahu jika aku tidak pantas untuk dua wanita yang sekarang mencintai diriku.

Aku menjijikkan.

Perselingkuhanku dengan Summer memang sangat salah. Mau bagaimanapun selingkuh itu tidak benar. Di dasari atas cinta atau apapun, itu salah.

Berawal dari teman kerja kantoran biasa hingga malam itu merubah segalanya. Summer bukan pelakor, itu sebuah kecelakaan. Kami berdua pun berakhir menjalin hubungan lebih.

Aku mencintai Sohee tapi aku terjerat oleh Summer. Aku tidak bisa memilih. Sohee memang istriku—aku sangat mencintainya—ia memiliki poin plus untuk kupilih. Menurut perhitunganku bahkan Sohee adalah pemenangnya.

Seharusnya ia mendapat seluruh hatiku, bukan setengah-setengah begini. Aku merasa bersalah, ia sangat sabar.

Tapi ini tidak segampang itu. Ini cukup rumit.

"Oppa~" aku mengalihkan pandanganku dari jalan raya menghadap wanita cantik yang sekarang ada di sebelahku, "kau akan menemaniku ke dokter besok?"

Aku menggigit bibir bawahku, lalu mengedipkan sebelah mataku, "iya dong!" Summer terkikik sambil mendorong bahuku pelan, "kamu kok ganteng banget sih," ia menyelipkan anak rambutnya ke belakang telinga, "aku harap dia mirip oppa."

Aku mendengus, "terserah, yang penting sehat." Aku tersenyum tipis lalu memfokuskan kembali pandanganku pada jalan raya.

Iya, dugaanmu benar.

Summer hamil anakku. Malam itu kami mabuk berat, berakhir dengan hotel berkelas dan testpack positif.

Sohee istriku, tapi Summer adalah calon ibu dari anakku.

Suara klakson mobil juga matahari yang terik menyambutku, kicauan burung dan langit yang biru sangat bertolak belakang dengan perasaanku pagi itu.

Tanganku gemetar memegang ponsel yang mendapat banyak misscall dari Sohee.

"Bagaimana ini oppa? Kita tidak memakai pengaman." Summer menangis hingga matanya bengkak. Bahkan ia memukul-mukul kepalanya sendiri.

Berkali-kali aku mengutuk diriku sendiri saking bodohnya.

Sejak saat itu, perasaanku campur-aduk untuk musim panas.

— — —

Sohee kecewa.

Wajahnya sudah seperti anjing yang ditinggal pergi majikannya keluar. Bibir mengerucut dengan pandangan kosong, ia sudah seperti bebek yang galau.

"Kau kenapa?" lelaki itu—Kang Wooseok—mengaduk ice lemon tea-nya dengan semangat lalu menyeruputnya tak kalah semangat.

Sohee menggeleng, "Kelihatannya Taehyung memode getarkan handphone-nya." Wooseok berdesis, "suamimu 'kan direktur, pasti sibuk."

Sohee langsung mengubah ekspresinya, ia tersenyum polos sambil menatap Wooseok berbinar, "benar juga." Memilih untuk tidak menceritakan bahwa tadi dia menelpon Doyeon untuk bertanya dimana Taehyung dan jawabannya sedang keluar.

Menurutnya, masalah rumah tangga tidak baik untuk di diskusikan dengan teman. Bukan apa-apa—hanya saja ... itu aib keluarga bukan?

"Kau sih tidak ingin anak, pria itu diam-diam mengharapkan anak tahu!" Nayeon—Im Nayeon—senior Sohee, ia sedang hamil lima bulan.

"Benarkah, eonnie?" Sohee menelengkan kepala dengan dahinya yang mengerut, "Taehyung tidak pernah membicarakan hal itu, paling-paling juga mertuaku atau ibuku."

Nayeon berdecak lalu meniup poninya, "aish, kau yakin pria kharismatik ber-aura keayahan seperti Taehyung tidak ingin anak?" Nayeon mengambil napas, "punya anak dari wanita lain mungkin?"

Wooseok segera menyentil jidat Nayeon, "heh, mulutmu!"

Sohee tertegun, pergerakannya saat ingin minum ice chocolate mint terhenti, ia meneguk liur lalu pura-pura terkekeh.

Jantung Sohee terhenti untuk sejenak dengan bibir yang kelu, "memangnya kau tidak pernah membahas hal itu?" Sohee menggeleng dengan senyum kecil.

Wooseok memukul bahu Nayeon, "sudah hentikan!" Nayeon menggaruk tengkuknya lalu terkekeh hambar, "aku hanya bercanda, Hee-ya." Sohee masih mempertahankan bulan sabit di bibirnya, "tidak apa-apa eonnie."

Pikiran Sohee menjadi sedikit goyah, sebenarnya perkataan Nayeon ada benarnya.

Mungkin ia akan bertanya hal ini pada Taehyung. Lagian kata orang-orang buah hati akan mempererat ikatan pernikahan 'kan?

*

amare : cinta (italianese)

Written by ArianneDH

Good ThingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang