Langit terlihat begitu cerah di Busan hari ini. Jelas ini hal yang harus disyukuri karena alam sekalipun mendukung Sohee untuk terus maju. Kedatangannya kemari haruslah membuahkan sesuatu yang baik. Terkadang, melupakan memang hal terbaik untuk dilakukan.
Ini mungkin lucu. Kemarin salju sudah turun, namun hari ini langit kelihatan begitu biru dan jernih. Mungkin ini yang dimaksud surga setelah penderitaan.
Jika dihitung, hari ini tepat dua bulan setelah surat cerai itu dilayangkan. Hari ini jadi perayaan bulanan seorang Sohee yang menjanda. Tapi nyatanya, sendirian itu tidak seburuk yang orang lain pikirkan. Ini mungkin saatnya Sohee fokus untuk mencintai diri sendiri.
Sohee ingat terakhir kali dia berhubungan dengan Sungjin, laki-laki itu bilang bahwa Summer dan Taehyung sudah hidup bahagia. Sohee tersenyum, tentu saja, layaknya orang lain yang secara spontan memberikan selamat dan doa.
Tapi dalam hati, entahlah, Sohee rasa dia ingin mengutuk. Apakah hal semacam itu wajar?
Sekali lagi Sohee menghela napas. Tangannya ia selipkan ke dalam saku mantel agar tetap hangat, sementara kakinya terus berjalan menyusuri trotoar.
Pernikahan memang hal yang sakral, dan tidak ada yang dapat menodainya. Namun begitulah kodrat manusia. Manusia itu hidup untuk menghancurkan. Manusia itu hidup untuk menyakiti. Namun di sisi lain, manusia itu hidup untuk saling memaafkan.
Selama ini, mungkin Sohee ditugaskan sebagai malaikat yang menjaga seorang Kim Taehyung dalam janji suci sebelum pasangannya benar-benar mengambil Taehyung. Sohee hanya penjaga. Itu saja.
Sekarang malaikat dengan hati yang hancur ini akan menjalani hidup sebagaimana mestinya. Dan semoga begitu.
Selagi kaki melangkah, Sohee mendapati telinganya mendengar alunan melodi yang tak asing. Rasa pedih, rasa senang, bahagia, penyesalan, semua seakan bersatu dalam satu rangkaian nada. Kaki berhenti melangkah, mata terpejam sesaat, dan bibir tersenyum.
“Kau suka lagunya?”
Suara itu membuatnya terkejut. Sohee membuka mata dan mendapati seseorang dengan mantel hitam dan gitar di tangannya berjalan mendekat. Seorang pria.
Meski merasa malu, perlahan Sohee menganggukkan kepalanya. “Aku suka lagunya. Kau buat sendiri?”
Pria itu balik tersenyum dan mengangguk. “Hari ini aku dan teman-teman band akan mengadakan konser di yayasan kanker. Bagaimana kalau kau lihat sendiri?” tawarnya. Kini Sohee disodorkan selembar kertas kecil berwarna putih dengan tulisan hitam. Sebuah tiket. “Yang ini gratis, kok. Senang jika seorang gadis mau mendengarkan kami menyanyi.”
Rayuan konyol, pikir Sohee. Namun itu tetap sukses membuatnya terbahak. Diterimanya tiket itu selagi dia membaca isinya.
“Sedang ada penggalangan dana, ya?”
“Hidup ini terlalu singkat untuk dinikmati sendiri, bukan?”
Kalimat itu terdengar singkat dan sederhana, namun Sohee tahu satu hal, di saat kalimat itu mengalun dalam telinganya, dirinya tertampar. Dia jelas salah. Yang dia tahu, keinginannya pergi ke Busan memang untuk memanjakan diri, melupakan semuanya dan memulai sesuatu yang baru sebagai seorang Sohee. Hanya Sohee. Namun kehadiran pria ini membuatnya sadar.
Seorang malaikat yang hancur kini dihadapkan dengan seorang malaikat lainnya.
Di tengah pikirannya yang tengah merenung, satu tangan terulur padanya. Pria itu tersenyum selagi menawarkan jabatan tangan hangat.
“Omong-omong, namaku Jeon Jungkook.”
Dan ketika Sohee menjabat tangannya, dia tahu satu hal. Perjalanannya sebagai Sohee yang lebih baik telah dimulai.
*
Written by ArataKim
*
THE END
*
THANK YOU FOR ENJOYING OUR PROJECT❤
SEE YOU AROUND REALLY SOON!*
KAMU SEDANG MEMBACA
Good Things
FanfictionOrang bilang, pernikahan itu tempat di mana dua insan yang berbahagia saling memberi segala yang mereka punya. Sohee tidak bilang itu salah. Dia jelas bahagia bersama Taehyung. Dan segala sesuatu daam hidupnya baik. Tapi Sohee rasa seharusnya seseor...