Sekarang masih jam 4 pagi, tapi Luhan mual lagi. Apakah masuk angin memang seperti ini?
Rasanya ingin memuntahkan seluruh isi perut dengan mual yang menjadi jadi?
Masuk angin nya aneh sekali, seperti tidak biasanya luhan begini.
Biasanya tidak sebegini nya juga sih kalau aku masuk angin, pikir Luhan.
Bisa saja ini juga karena asam lambung ku semakin meninggi, pikir luhan lagi.
"Uwekkkk" Luhan langsung bangun dan menyibak selimut nya berlari ke arah toilet. Iya benar benar ingin muntah sejadi jadinya di dalam kloset.
Tapi yang ada hanya cairan bening dan rasa mual yang semakin menjadi.
Aneh sekali.
Mungkin karena ia jadi semakin hari semakin malas makan dan perut nya kosong?
Sehun terbangun dan segera menyusul Luhan ke dalam toilet.
"Astaga Luhan? Ada apa kau muntah muntah begini?"
"Tidak tau, tapi rasa nya aku lemas sekali. Kepala ku terasa sangat sangat pusing dan aku tidak bisa memuntahkan apa pun, Sehun"
Luhan terduduk dan dengan sigap Sehun menggendong Luhan mengantarkan nya kembali pada ranjang king size nya itu.
"Tunggu disini dulu sayang, aku akan pergi ke bawah untuk membuat kan mu sesuatu yang bisa menghangat kan perut mu. Kau harus makan. "
Luhan mengangguk lesu.
Krieeeettt. Pintu kamar terbuka dan kini Sehun sudah kembali dengan semangkuk sup dan secangkir coklat hangat di atas nampan yang ia pegang.
"Sayang, biar aku suapi. Makan dulu ya" Luhan tidak menjawab dan hanya menurut ketika Sehun suapi hingga selesai makan. Ia benar lemas rupanya.
"Nah, sudah selesai. Baiklah. Aku belum membeli obat jadi aku akan membeli nya untukmu di apotek terdekat."
Tapi ketika Sehun berdiri dan hendak meraih knop pintu kamar ia berubah pikiran, ia langsung berbalik dan...
"Ah tidak tidak, aku bahkan tidak tau kau sedang sakit apa lu. Apa sebaiknya aku panggil dokter saja? Ah iya. Ide bagus"
Sehun mendekat ke samping ranjang dan meraih ponsel yang ada di atas meja.
"Halo? Bisa berbicara dengan dokter nam? Ah ini aku oh Sehun."
"Iya, ini saya sendiri. Dokter Nam Taehyun. Ada yang bisa saya bantu tuan oh?". Terdengar sahutan di seberang telpon.
"Aku tidak tau, tapi.. " Sehun berpikir sebentar ia tidak mungkin kan mengatakan bahwa kekasih nya sedang sakit kepada dokter itu. Sedangkan semua orang tau ia seorang duda beranak satu.
"Anak ku sepertinya sedang sakit. Jadi aku memanggil untuk perihal itu dokter. Apa kau bisa membantu ku?"
"Ah iya, setelah ini kau bisa mengirimkan alamat rumah mu tuan oh. Aku akan segera mendatangi kediaman mu"
"Baiklah, kalau begitu aku akan menunggu mu" klik.
Sehun mendekat ke tepian ranjang duduk disamping Luhan dan menyibak rambut rambut di kening nya yang berhamburan. Ia usap pelan pelan pipi itu. Ia kecup kening Luhan. Ia benar benar sayang pada Luhan nya. Tidak ingin Luhan nya kenapa napa. Ia cinta pada anak nya, ia tidak perduli.
"Sayang tahan sebentar ya, dokter sebentar lagi akan ke sini. semoga cepat sembuh. Aku mencintaimu"
luhan hanya bisa memejamkan mata hingga tertidur menahan rasa mual dan pusing kala itu, tapi samar samar ia masih bisa mendengar ayah nya, ah tidak. Kekasih haram nya berbicara aku mencintaimu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lovely Father
RomanceAyah, aku memanggilnya ayah. tetapi sulit untuk dijelaskan ayah yang seperti apa ia untuk ku. semenjak ibu meninggal.... Ia berbeda dan aku mulai terbiasa.