CDD01

2.5K 78 0
                                    

Cinta dalam Diam
***
01
Happy Reading !!!
.
.
...

Hari ini aku senang sekali, karna pagi ini adalah pagi yang cerah dan aku tidak terlambat untuk bangun, dan saat bangun aku disambut senyuman manis oleh pangeranku.

Biar ku jelaskan, pangeran yang kumaksud adalah poster Justin Bieber yang sangat terlihat tampan dan nyaman kutempel di dinding kamarku, tepat di depan kasurku juga meja belajar.

Aku memang Belibers sejati, semua tentang Justin aku tahu. Sampai nama 'adik'nya saja aku tahu! Oke lupakan yang itu.

Tapi bukan karna aku tidak bangun terlambat atau disambut senyuman aduhai Justin Bieber yang membuat mataku meleleh, tapi karna hari ini aku kembali bersekolah setelah libur yang sangat panjang.

Memang kebanyakan siswa-siswi sangat malas untuk kembali bersekolah setelah liburan panjang, tapi aku tidak! Aku pengecualian.

Dan juga aku sangat tidak sabar ingin bertemu lagi dengan pangeranku yang kedua.

Jangan bersangka aneh-aneh, pangeranku yang kedua ini lebih realistis, tapi tetap sangat susah dijangkau.

Sambil menyumbat kedua telingaku dengan earphone, aku berjalan cepat menuruni tangga, di bawah aku melihat Ibuku sedang menyiapkan makanan di meja dan Ayahku membaca koren sedangkan adikku satu-satunya yaitu Raja sedang sibuk sarapan.

"Tumben bangun sendiri? Biasanya harus diseret atau diguyur sama air baru bisa bangun." Ully adalah nama ibuku, aku memanggilnya dengan panggilan Mama.

Sambil mengambil sehelai roti tawar berisi selai kacang yang sudah Mama oleskan, aku hanya nyengir saja.

"Semalem abis didatengin sama Justin Bieber kali Ma." Kata Raja iseng, iya. Raja emang anaknya iseng banget dan suka bikin kesel, walau emang kadang dia bisa jadi temen curhat juga.

"Tau aja." Balasku lalu meminum segelas susu hangat yang ada dimeja.

"Kalo minum atau makan itu harus duduk," Papa yang sedaritadi menyembunyikan wajahnya dibalik koran pun bersuara dan meminum kopinya, aku menggeleng segera dan mencium tangan kedua orangtuaku lalu pamit pada mereka karna tidak mau terlambat.

Sebenarnya masih banyak waktu untuk bersantai tapi aku memang sengaja berangkat pagi karna sesuatu.
.
.
Setelah turun dari gojek -karna aku tidak mau diantar oleh Papa ataupun mengendarai mobil sendiri-, akupun segera berlari menerobos gerbang sekolah yang mulai ramai oleh siswa-siswinya, siapalagi?
.
Dalam hati aku berharap tidak terlambat dan, dewi fortuna sepertinya sayang padaku.
.
Dia, pangeran keduaku -setelah Justin Bieber pastinya-, sedang bersandar di tembok ujung koridor sekolah, telinganya tersumbat earphone, aku memegang earphone yang masih kukenakan walau tidak ada suara apapun.
.
Kita sama-sama memakai earphone kesekolah hari ini, apakah... apakah... apakah...
.
"Prill?" aku menoleh kala seseorang memanggil namaku, itu temanku, Mila.
.
"Ya?" jawabku sambil tersenyum kecil, lalu berbalik menghadap Mila.
.
"Lo liatin siapa sih? Pera- oh, Ali?"
.
"A-ali? Ah engga kok, gue lagi hm, lagi liatin ada bayangan di ruangan UKS. Iya! Kayak cewek rambut panjang gitu." Kataku gugup, ini pertama kalinya dalam 17 tahun aku hidup dan aku tertangkap basah seperti ini, rasanya sungguh tidak bisa dijelaskan.
.
Kulihat wajah Mila yang awalnya biasa saja menjadi pucat, gadis itu terlihat menelan ludahnya dan segera pamit dariku.
.
Oke setidaknya kebohonganku berhasil, maafkan aku Ya Tuhan.
.
Bersyukur juga pangeran keduaku berdiri di samping ruang UKS yang katanya angker. Huft.
.
Aku berjalan pelan-pelan mendekat, lalu duduk di kursi yang letaknya hanya 5 meter jauhnya. Lalu jari-jariku memainkan handponeku -walau aku hanya membuka setiap aplikasi dihandponeku sampai habis dan diulangi lagi-.
.
Disudut mataku aku melihat pangeran keduaku itu tampak sangat tampan, tidak kalah dengan Justin Bieber, dan dia terlihat sangat tidak tersentuh.
.
Pangeran keduaku ini sedang memainkan handponenya, wajahnya menunduk dan dia seolah tidak memperdulikan keadaan sekitar.
.
Apa kalian penasaran siapa 'pangeran keduaku' ini? Aku harap begitu, karna jika tidak kalian akan sangat menyesal.
.
Dia Ali, Aliando Syarief lengkapnya, aku dan Ali belum pernah menyapa, apalagi mengobrol.
.
Mengapa aku menyukainya? Karna aku melihat saat Ali bersama teman-teman cowoknya, dia terlihat menyenangkan, juga terlihat sangat terbuka. Berbeda saat dia sendirian, terlihat tertutup dan pendiam.
.
Mengapa aku menyukainya secara diam-diam? Karna aku sangatlah pemalu. Walau aku akui saat aku sendiri aku merasa sangatlah gila.
.
Aku pernah berpikir untuk naksir pada cowok lain saja, tapi aku tidak bisa. Walau aku tahu kalau menyukai Ali adalah hal yang sangat tidak mungkin.
.
Ya, tidak mungkin.

.
.
.
TBC~
.
.
.

Maaf kalo disini bahasanya aneh atau apalah, soalnya watak Prilly dicerbung ini emang gini:v
Jangan Lupa Vote-Coment bawel yakk ._.b

Cinta dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang