CDD03

1K 63 0
                                    

Cinta dalam Diam
***
03
Happy Reading !!!
.
.
...

Aku menoleh ke belakang, menjaga agar ekspresi wajahku tetap datar.

"Ya?"

Jarak antara aku dan Ali hanya beberapa langkah, tapi Ali berjalan mendekatiku dengan ekspresi tak terbaca.

"Lo pulang sendiri?"

Aku berusaha kuat untuk menjaga agar mulutku tertutup rapat, walau aku ingin sekali menganga mendengar perkataan Ali. Kenapa dia bertanya seperti itu?

"Ehm, iya." Jawabku pelan.

"Hah? Apa?" Ali mendekatkan tubuhnya membuat jarak antara aku dan dia menyempit.

Aku otomatis menahan napasku saat mencium aroma yang-tidak-asing-tapi-aku-tidak-tahu-apa-itu dari tubuhnya, ini terlalu dekat.

"Gue pulang sendiri." Aku mengulang perkataanku dengan suara yang lebih jelas tapi terdengar tegang.

Ali lalu menjauhkan lagi tubuhnya membuatku diam-diam bernapas lega.

Ali mengangguk dan melirik jam di tangannya, lalu memasukkan kedua tangan ke saku seragam celananya.

"Lo beneran bisa liat setan?" pertanyaan yang tak terduga.

"Enggak," jawabku dengan alis berkerut.

"Tapi tadi-"

"Jangan dengerin Mila," potongku cepat. Dalam hati aku bertanya-tanya kenapa Ali mau mengobrol denganku.

"Kenapa?"

Aku menggeleng, "kadang Mila emang sok tau."

"Jadi lo gak beneran liat setan?" gue liat elo Li, bukan setan.

Aku hanya mengangguk. kulihat wajah Ali kembali berkerut, saat aku ingin bertanya kenapa, seseorang tiba-tiba berteriak dan menghampiri Ali dengan senyum lebar.

"Alii! Mau anterin aku pulang, gak?" tanyanya sambil mengusap-ngusap lengan Ali.

Ali menoleh, "iya bentar."

Aku tidak mengenal cewek ini, mungkin teman sekelas Ali? Atau pacarnya?

Hatiku tiba-tiba terasa sesak seolah tertimpa beban berton-ton (oke itu lebay tapi tetap saja rasanya tidak enak).

Aku pelan-pelan mulai melangkah menjauhi mereka, mereka sepertinya sedang asyik mengobrol. Padahal beberapa detik sebelumnya 'kan aku yang mengobrol dengan Ali, keadaan berbalik dengan cepat.

Setidaknya aku sudah mengobrol dengannya dan setidaknya ia sudah mengenalku.

.
***

.
.
Aku menghempaskan badanku ke kasur bergambar doraemonku, tanganku membawa beberapa snack dan juga minuman dingin. Aku berencana mengurung diriku dikamar dan menonton film, biasanya setiap 1 minggu Lia, Dinda ataupun Mila berkunjung ke sini untuk menonton film tapi sepertinya minggu ini pengecualian.

Saat filmnya sudah membosankan dan makanan ku habis, aku hanya menatap dinding dengan poster Justin Bieber, dan pikiranku seketika berandai-andai jika aku mempunyai foto dari pangeran keduaku. Apakah aku harus memotretnya diam-diam seperti seorang stalker?

Sebelum pikiranku mulai menggila, aku melirik handponeku yang belum kusentuh sejak pulang sekolah tadi.

Setelah mengambil handponeku yang tergeletak mengenaskan di nakas, aku kaget saat ada 2 pesan dari Mila dan 1 pesan dari pengirim yang tidak kukenal.

Mila: udah pulang blm?!
.
Mila: cie cie yang udh ngobrol sma Ali!!

Seketika aku tertawa kecil saat Mila mengirim pesan yang memakai tanda seru seolah sedang mengamuk.

To: Mila: Biasa aja kali Mil
.
Beberapa detik kemudian muncul balasan dari Mila, waw sangat cepat sekali.

Mila: baru bales lo? Dasar jomblo!!
.
To: Mila: Apasih brisik!
.
Aku mengabaikan pesan balasan lagi dari Mila dan memeriksa pesan lain.

[No Name]: Hi Milly
.
Milly? Siapa itu?

To: [No Name]: Siapa ya?
.
Balasan lain muncul.

[No Name]: Ini Lilly kan?
.
Lilly?

To: [No Name]: Maaf kayaknya salah kirim.
.
[No Name]: Gak kok, gue yakin
.
[No Name]: Ini Lilly yang bisa liat setan itu kan? Yang tdi plg sekolah ngobrol, temen Kevin.

Hah? Jangan bilang ini...
.
[No Name]: Ini Ali.
.
Rasanya seperti mimpi, aku menatap takjub layar handponeku seolah itu adalah sebongkah berlian yang indah.

Ini lebih dari sebongkah berlian.

[No Name]: Haloo?
.
Jari-jariku bergetar saat membalas pesan dari Ali.

To: [No Name]: Ini Prilly bukan Lilly.
.
[No Name]: Oh maaf, gue buruk banget klo soal nama hehe
.
Ya Tuhan. Aku tidak menyangka ingatan Ali tentang nama sangat parah, tapi selama itu adalah Ali, itu bebas.

Tunggu, kenapa Ali repot-repot mengirimkan ku pesan?

Oh ya, aku curiga pada pasangan Kevin-Mila, mereka pasti merencanakan sesuatu.

[No Name]: Lo masih disitu kan?
.
[No Name]: Gue mau minta bantuan dari lo,
.
To: [No Name]: Bantuan apa emg?
.
Dengan hati berdebar aku menantikan balasan dari Ali.

[No Name]: Besok kita ketemu. Bisa?
.
To: [No Name]: Iya
.
[No Name]: Ok see you.
.

Aku tidak mengerti dengan hari ini, tapi ini benar-benar hari keajaiban!

Walau penasaran kenapa Ali meminta bantuanku, tapi kusimpan saja sampai besok bertemu dengan Ali lagi.

Aku mulai melompat-lompat dan berteriak di kasurku sampai spreinya berantakan,.

Aku sangat senang malam ini!

.
.
.
TBC~
.
.
.
Agak aneh gak sih? Apalagi pas bagian chatnya. HAHA
Vote+Coment bawel ya readers. Hargai yang udah ngetik, kalo gak Vote+Coment bawel entar nextnya bakal pendek :3 *ngancem...hehe

Cinta dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang