"Sudah nangis nya Kai?" Tanya Gwen.
Kai mundur dan melepas pelan tangan Kai dari punggungnya.
Kai senyum. "Iya sudah. Terimakasih sudah bersedia meminjamkan pundak mu, Gwen."
Gwen diam. Ada yang tak beres dengan Kai. Ia tak menyentuh wajah Kai tadi saat ia melepaskan topeng Kai.
Gwen menyentuh kening Kai. Benar saja perasaan Gwen dari tadi. "Kamu demam!"
"Tidak papa, hanya demam biasa kok"
"Gila! Kita pulang kerumah mu sekarang!
Kai kaget bukan kepalang. Mata nya menatap tajam. "Tidak, kita tidak bisa izin seenaknya Gwen"
"Soal izin, biar aku yang urus. Kamu langsung ke mobil aja. Tapi ingat! di bangku penumpang, biarkan aku yang nyetir."
"Tidak, terlalu bahaya jika kamu yang nyetir"
Gwen melotot kearah Kai. "Gini-gini aku sudah ada lisensi kendaraan, jangan memaksa keadaan Kai."
Akhirnya Kai menyetujui permintaan Gwen.
Gwen memberi topeng Kai. Kai langsung memakai topengnya lagi.
Gwen berlari kearah ruang bimbingan konseling. Sedangkan Kai kembali ke kelas mengambil tas lalu berjalan lagi ke gerbang sekolah.
Tampak satpam berjaga di dekat pagar. "Eh, mau kemana kamu?" Tanya satpam.
"Saya mau izin pulang pak, surat izin saya lagi diurus sama teman saya"
Tak lama kemudian, Gwen sampai di tempat Kai.
"Ini pak, surat izin nya!" Gwen memberi selembar surat izin ke satpam tersebut.
"Eh, Gwen. Mau ngantar teman nya pulang ya?"
Gwen mengangguk. Kebetulan ia sudah akrab sekali dengan satpam sekolah ini.
Satpam tersebut membiarkan mereka keluar. Lalu, mereka berjalan ke mobil.
"Nah, kita sudah sampai"
Gwen berbalik dan meminta kunci mobil Kai. Kai memberikannya.
Gwen menghidupkan mesin mobil. "Lepasin topeng mu lagi"
Kai mengikuti apa kata Gwen. Ia melepas topengnya.
Gwen mengarahkan tubuhnya ke dekat pintu Kai. Ia bermaksud menurunkan senderan kursi agar rebah kebawah sedikit. Ia menarik tuas dan sandaran kursi tersebut turun. "Su.."
Kata-kata Gwen berhenti. Wajahnya sangat dekat dengan wajah Kai. Kai menatap perlahan cewek tersebut.
Degup jantung mereka berdua terdengar jelas. Tangan kanan Kai menyentuh pipi Gwen. "Kalo dilihat dari dekat, terlalu cantik kamu ini"
Gwen spontan mundur dan kembali kearah depan pandangannya.
Gwen gugup. Sangat gugup.
"Rumah mu dimana?"
"Di jalan wereus , no 142 "
Gwen mengangguk mengerti. Ia tahu dimana itu. Dulu ia sering bermain dirumah temannya yang tinggal di jalan itu juga.
Mobil berjalan pelan. Tak terdengar percakapan diantara mereka berdua.
Kai tertidur pulas karena pusing sudah menyerang kepala nya.
*****
"Kita sudah sampai, Kai"
"Kai, bangun"
Kai membuka matanya perlahan. Ia melihat kiri dan kanan. "Kenapa?" Tanya Gwen.
"Kupikir kamu salah rumah, ternyata benar."

KAMU SEDANG MEMBACA
SILHOUETTE
FanfictionSemua orang mempunyai masa lalu masing-masing. Bayang-bayang kejadian masa lalu menghantui Gwen. Namun, ia bertemu dengan seorang pria bernama Kim Jongin. Pria itu memakai topeng, pendiam disekolah, dan berbicara lewat tulisan hape. Aneh tapi nyata...