Setelah dievaluasi sama Aji terakhir, komunikasi antara gua sama Key jadi lebih mendingan. Tapi jangan muluk karena bukan sebaik yang lu kira, cuma lebih baik dari sebelumnya. Sedikit-sedikit kita coba untuk saling gak canggung, bahkan sempat ketemuan antar tim sekitar dua atau tiga kali. Meski perlu waktu agak lama, komunikasi gua sama Dia jadi balik dekat lagi. Walaupun cuma sebatas membahas masalah gathering.Gak kerasa acara gathering kurang dari sebulan lagi. Para panitia dituntut semakin fokus demi kesuksesan acara ini. Gathering besok adalah pertemuan resmi perdana angkatan kami setelah kelulusan. Dengan total, kurang lebih 150 orang yang akan hadir, acara akan berlangsung seharian. Mendekati hari H tim perlengkapan semakin sering mengadakan pertemuan dengan tim acara. Seperti hari ini, gua baru aja sampai di sebuah cafe tempat tim janjian. Kirain gua bakal jadi orang pertama lagi yang datang, taunya udah ada Key di sana. Dia duduk sendirian, kepalanya direbah di atas meja.
Ini anak kenapa? Yakali tidur di sini? Gua udah duduk di depan Key beberapa saat. Tapi Dia tetap belum sadar kalo mantannya duduk persis di depan Dia. Akhirnya gua ambil inisiatif buat toel Dia, kali aja emang ketiduran beneran.
Waktu itu gua bahkan belum sempat sentuh bahunya, tapi tangan gua berasa panas karena hembusan nafas Key. Otomatis gua pegang pipinya, buat ngecek doang kok!
"Astaga, Key. Badan lu panas banget, lu demam!"
Key bangun, mungkin kepalanya pusing.
"Pulang deh, istirahat, biar di sini gua yang urus sama tim."
"Tapi..."
"Pulang Key, kalo lu gak istirahat sekarang, lu bakal sakit sampe hari H!"
"Yaudah gua balik dulu,"
"Iya. Bisa nyetirnya?"
"Bisa. Gua gapapa, rumah deket, kok."
Coba kalo gua bisa nyetir. Udah gua anterin.
"Hati-hati."
"Iya."
Setelahnya malah jadi gua yang gak fokus ngurusin tim, kepikiran Dia terus. Tapi untungnya hari ini gak banyak agenda yang perlu di bahas, jadi tetap bisa selesai tanpa banyak kendala. Akhirnya lepas maghrib, untuk pertama kali gua coba telepon Key lagi setelah sekian lama.
"Tuuut...tuuut...tuuut..."
"Halo, Assalamu'alaikum,"
"Wa'alaikum salam, Key gimana? Tadi aman sampe rumah?"
"Aman kok, tadi gua udah tidur."
"Lu udah minum obat, btw?"
"Tadi udah, nanti lagi selese makan,"
"Oh, okay. Gua cuma mo tanya itu,"
"Rapat tadi gimana?"
"Aman, gak usah lu pikirin dulu. Cepet sehat aja, udah."
"Iya."
"Yaudah, gitu aja. Assalamu'alaikum."
"Oke. Wa'alaikum salam."
"Klik,"
Dia gapapa, gua jadi ngerasa sedikit lebih lega. Dan juga senang, gak tau kenapa. Senang rasanya karena gua udah berani buat pegang tangannya lagi, sentuh pipinya. Tapi kenapa? Masa' gua masih ada rasa sama Key? Menurut gua semua udah hilang meski perlahan-lahan. Memang gak langsung lenyap waktu Key tinggalin gua. Tapi gua yakin yang bersisa cuma kesalnya aja. Gimana orang bilang kalo sakit hati lebih awet dari perasaan lainnya. Okay, okay, kesampingkan dulu perasaan suka, kesal atau apapun itu. Fokus utama sekarang, selain kerja tentunya, bantu Aji buat mensukseskan acara yang dicetusnya sekali seumur hidup ini. Pokoknya Aji, gua bakal buat lu utang nyawa ke gua! Atau malah gua yang utang nyawa ke elu?

KAMU SEDANG MEMBACA
(SUDAH TERBIT) badGirlfriend
Romance(SEBAGIAN PART UNPUBLISH) !! sebelum revisi penerbitan badGirlfriend PENULIS: _wannaniel ISBN: 978-623-7208-93-8 Penerbit : Guepedia Publisher Ukuran : 14 x 21 cm Tebal : 211 halaman Harga : Rp86.000 Gua Rendi, umur 23 tahun dan masih jom...