part 5

24 2 0
                                    

Bukan ini yang gue maksud Lin! ~Alen Renald~

Happy Reading💕🐈

o==[]::::::::::::::::>

Sekarang Alen dan Alin berada di taman belakang rumah Alen. Gara - gara ucapannya, Alin sekarang di introgasi oleh Alen.

"kenapa lo pengen berubah!" tanya Alen datar

"aaa...itu...anu...hmm itu."balas Alin gugup. Jujur untuk saat ini Ia takut dengan sikap Alen yang datar mirip hantu katanya.

"jawab yang bener jangan cuma itu anu itu anu!" nada bicara Alen naik beberapa oktaf

"Apaan sih kan Alen juga yang nyuruh Alin berubah. Alen sendirikan yang bilang kalau Alen itu ketinggalan jaman." jawab Alin dengan kesal

"katanya lo benci sama kemajuan jaman, apalagi sama kids jaman now."

"Alin tarik semua ucapan itu. Alin mau kayak yang lain."

"hufttt" Alen menghembuskan nafas sambil menggaruk kepalanya kasar

"Gini deh, gue minta maaf kalau pernah bilang lo ketinggalan jaman atau semacamnya."

Alin hanya menganggukan kepala dengan polosnya. Ia sekarang terlihat seperti anak penurut.

Alen menggenggam kedua tangan Alin "Alin mau nggak mengabulkan permintaan Alen satu saja?"ucapnya lembut. Lagi-lagi Alin hanya mengangguk.

" jadilah seperti Alin yang sekarang polos, lucu, dan kekanak - kanakan. Nggak perlu berubah cukup jadi diri sendiri saja sudah bagus dimata Alen."

"serius?? Alen nggak bohongkan Alen bagus kayak gini?"

Seulas senyum terukir di bibir manis Alen dan di akhiri dengan anggukan kepala.

"makasih Alen sahabat terbaik Alin." ucap Alin diiringi dengan memeluk Alen erat.

Alen membalas pelukan Alin walaupun terasa sedikit sakit waktu Alin hanya menganggapnya sebagai sahabat. Bukan ini yang ingin Alen inginkan!

***

"sut..sut kak Alya."

"apaan sih do. Jangan keras - keras ntar kita ketahuan."

Dasar adik kepo! Sekarang Aldo dan Alya sedang menguping pembicaraan Alen dan Alin di taman belakang. Mereka bersembunyi di balik pot tanaman yang besar. Sejak kejadian di kamar Alen tadi Alya dan Aldo di suruh untuk bermain sendiri sedangkan Alen akan berbicara penting kepada Alin. Emang rasa kepo yang terlalu tinggi bukannya menuruti perintah Alen mereka berdua malah mengikutinya sampai ketaman belakang dan berakhir di balik pot tanaman seperti maling.

"Do"

"hmmm"

"Aldo"

"apaan?"

"udahan yuk gatel nih banyak semut dan nyamuknya."

"bentar lagi kak, itu aja kayaknya belum kelar ngomong."

"eh dari tadi juga mereka ngomong apa kita nggak denger monyet."

"kok lo ngatain gue monyet sih kak? Ganteng gini dibilang monyet. Minus atau plus mata lo?"

"eh Adik durhaka mata gue masih normal kalik. Udah yuk balik. Serasa maling tau nggak gue di rumah sendiri."

Alya menggeret tangan Aldo untuk kembali masuk kedalam. Namun ternyata dibelakang mereka sudah ada seseorang.

"Ngapain kalian disitu nguping ya?"ucap Alen dengan tatapan mengintimidasi

"ahh nggak kok kita cuma lagi...lagi..." balas Alya bingung

"lagi nyari cacing di dalam pot tanaman ini kak."imbuh Aldo

"hah iya cacing, kita lagi nyari cacing."

"ngapain kalian cari cacing malam-malam?" ganti Alin yng bertanya

"ehhh itu..buat..buat...buat besuk di sekolahnya Aldo mau bikin taman bunga jadi suruh nyari cacing buat bikin tanahnya subur kak Alin." kata Aldo sekenanya

"loh kok nggak ngajak-ngajak sih mau cari cacing kak Alin kan juga mau ikutan."Aldo meneguk salvanya

"mampus lo Do." bisik Alya pelan

"hmmm kak Alen, Alin,Aldo masuk yuk, sekarang udah malam waktunya tidur." Alya mencoba mengalihkan pembicaraan

"hmm bener juga lo dek yuk masuk besuk sekolah."balas Alen membenarkan

Aldo dan Alya saling berpandangan dan menghembuskan napas kasar " hufftt"

"hmm Len kan keluarga aku nginap sini trus seragam aku gimana?" tanya Alin

"loh kak bukannya papa sudah suruh bawa baju ganti sama seragam?"

Alin menepuk keningnya "owh iya kakak lupa Do, seragamnya ketinggalan di mobil."

"Dasar kakak pikun." gumam Aldo

***
Pagi ini dirumah keluarga Azka Renald sangat ramai. Penuh canda dan tawa.

"Eh anak-anak makan yang banyak biar nanti kalian di sekolah fokus belajar nggak fokus makan terus."ucap Azka

"biarpun makan banyak nanti habis mikir juga laper lagi kalik pa." balas Alya

"iya maksud papa kalian ngirit dikitlah."

" hmm tapi om Azka menurut pengetahuannya Alin kita tuh jadi orang nggak boleh ngirit-ngirit."

"Hah??" ucap semua orang yang ada di meja makan

"kok gitu sih sayang?" tanya ajeng bingung

"iya ma kan kasihan ibu kantinnya kalau kita nggak jajan disana. Kita kan juga harus berbagi rezeki sama orang mah. Berbagi itu indah."Semua menganggukan kepala mengerti.

"pintar juga anak papa." Juan mengelus puncak kepala putrinya "tapi nggak setiap hari  jajan di kantin terus boros Alin."Juan lalu mencubit pipi Alin gemes

"aduh..aduh jangan di cubit pa melar nanti. Iya...iya Alin juga nggak jajan terus kok pa." Alin mengusap-usap pipinya

"Sudah cepet kalian berangkat sekarang. Alen, Alya, Alin kalian satu mobil ya. Alen yang nyetir."
Kata Asna dibalas anggukan mereka bertiga

"trus Aldo gimana tan?"

"Aldo bareng papa sama om Azka kamu nggak boleh bawa mobil sendiri." imbuh sang ayah

"hmmmm ok lah."

o==[]::::::::::::::::>

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kids Jaman NowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang