8 - jadian

19 6 0
                                    

AnisaF : gue mau bantu lo buat ngerombak mading kak

Setelah mengetikkan beberapa kata tersebut kepada penerima. Anisa mengunci handphone-nya karena tidak ada notif yang muncul.

"Gue kangen kalian," tidak sedikit album foto Anisa dengan sahabatnya itu. Kira-kira ada 3 album foto yang full. Ya, itu adalah album yang mereka miliki selama 4 tahun bersahabat. Masing-masing memiliki 3 album untuk dikenang.

Dulu, Anisa tidak mau memiliki album ini, karena Anisa pikir ia akan selalu bersama, tidak akan pergi meninggalkan. Tetapi sahabatnya memaksa, dengan ancaman, masing-masing harus punya album ini, kalo ada yang ga mau, silahkan out dari persahabatan kita.

Mengingat itu membuat Anisa tersenyum. Ia yang keras kepala, yakin bahwa tidak akan meninggalkan. Namun, ia telah menjilat ludahnya sendiri. Malah dia sendiri yang meninggalkan.

Drtttt

Anisa mengecek notif yang masuk. Tidak hanya 1 notif yang masuk. Tapi ada beberapa. Pertama yang ia buka adalah roomchatnya bersama Alfin.

AlfinDY : bagus, kita bisa mulai besok kan? Buat rencana aja dulu

AnisaF : oke kak. Ohiya, lo tau Arka kan? Dia mau ikut juga katanya, boleh kan?

AlfinDY : arka temen kelas lo itu? Boleh kok santai aja. Besok abis pulang sekolah kita kumpul di ruang rapat ya

AnisaF : oke kak

Read

Setelah itu, Anisa membuka notif lainnya yang berasal dari Sakti. Dengan segera ia membuka roomchatnya bersama Sakti itu. Ia merasa rindu dengan sosok Sakti yang dewasa.

Jujur, selama mereka bersahabat. Anisa merasa berbeda dengan Sakti. Maksudnya, ia lebih merasa nyaman dan aman berada dekat dengan Sakti. Namun ia sadar bahwa mereka sahabat. Tidak mungkin persahabatan mereka berubah menjadi cinta. Karena yang ditakutkan Anisa yaitu, setelah putus tidak akan ada lagi sahabat diantara mereka. Pasti akan ada yang berubah, akan canggung satu sama lain. Itu salah satu dari banyaknya alasan Anisa untuk mengusir rasa sukanya pada Sakti.

Sakti.K : Nis

Tanpa pikir panjang, Anisa langsung membalas line dari Sakti. Seraya senyum yang tidak pudar.

AnisaF : ada apa sak? Tumben nge-pc

Tidak ada 2 menit, Sakti langsung membalasnya.

Sakti.K : gue mau jujur sama lo

Anisa membaca berulang-ulang isi pesan itu. Merasa senang sekaligus takut. Dengan degupan yang bekerja di atas kata normal itu, Anisa mengetik perlahan, sebab tangannya juga gemetar.

AnisaF : jujur tentang apa?

Sakti.K : gue sebenernya suka sama lo lebih dari kata sahabat. Mungkin kedengerannya gue cupu di mata lo. Yang ga berani bilang langsung sama lo. Atau baru berani disaat kita udah kepisah. Tapi gue ga bisa nahan rasa ini lagi Nis. --

-- Gue punya banyak alesan kenapa baru berani bilang sekarang. Kita udah keiket sama status sahabat, itu alasan utama gue takut buat ngungkapin perasaan ini. Dan gue juga takut kalo lo ga ada perasaan yang sama ke gue. Tapi detik ini, gue udah berani. Apapun jawaban lo, gue bakal terima resikonya. Jadi, apa lo mau jadi pacar gue Anisa?

Kabut PagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang