3 - ditabrak

40 8 2
                                    

***

Anisa, Rachmi, dan juga Sharika berjalan beriringan menuju kantin. Jauh didepannya masih dapat terlihat Arka, Wahyu, dan juga Ronald yang seolah-olah membimbing perjalanan mereka.

Anisa dan lainnya berjalan beriringan, dengan Sharika dipaling kiri, Rachmi di tengah, dan Anisa dipaling kanan. Saat belok menuju tikungan, terlihat sekilas orang yang tengah berlari-lari, yang membuatnya tidak dapat mengontrol lajunya.

Sehingga tidak di sangka, orang yang berlari tadi menabrak Anisa, yang menyebabkan Anisa jatuh tersungkur ke lantai. Anisa meringis kesakitan dengan menunduk melihat lututnya yang menjadi korban.

Rachmi dan Sharika terkejut bukan main, dan langsung menolong Anisa.

Sedangkan orang yang berlari tadi, ia pun jatuh pula sama halnya dengan Anisa. Namun, dengan cepat ia bangun dan mengulurkan tangannya di depan Anisa.

"Sorry, gue ga sengaja, gue buru-buru", ucap orang yang tadi berlari.

Anisa sontak mengangkat kepalanya dan menerima uluran tangan yang ada di depannya, sambil menjawab, "hm iya gapapa kok."

"Sekali lagi sorry ya, gue harus pergi, sorry banget, gue duluan", ucap orang tadi sambil pergi meninggalkan Anisa dan yang lainnya.

"Anisa, lo gapapa? Ada yang luka ga?", panik Sharika.

"Gapapa kok, cuma agak sakit aja di lutut. Ayo kita ke kantin", jawab Anisa sambil menahan rasa sakit di lututnya.

***

Kriiiiing!!

Terdengar suara bel yang amat sangat nyaring dan membuat seluruh warga sekolah melotot semangat karena ini waktunya mereka pulang ke rumah masing-masing. Sama halnya dengan XI IPS-A, tidak ada celah dari suara bising.

Anisa membereskan buku, begitu juga dengan Arka yang ada di sampingnya. Namun, Anisa teringat bahwa dirinya belum mempunyai jadwal pelajaran.

"Ka, gue boleh minta jadwal pelajaran ga? Gue belom dapet soalnya", ucap Anisa yang sekarang sudah menghadap ke Arka.

Lawan bicaranya langsung menghentikan aktivitasnya sebentar. "Ada sih, cuma gue ga hafal, nanti gue kirim deh ke lo. Sini minta kontak lo", jawab Arka.

Anisa langsung menyebutkan id line nya kepada Arka.

"Oke, udah. Nanti gue kirim ya, tenang aja", ucap Arka yang kembali membereskan bukunya.

"Oke, thanks ya. Sorry ngerepotin lo terus", jawab Anisa yang merasa tidak enak.

"Santai aja, gue suka ko".

"Ha? Kenapa?"

Arka merutuki perkataannya barusan. Dengan cepat ia membuang muka, tak ingin melihat Anisa karena malu.

***

"Assalamu'alaikum," teriak Anisa saat membuka pintu dan langsung masuk ke dalam rumahnya.

"Wa'aikumsalam," ucap seseorang yang berada di dapur yang di yakini adalah Rinda.

Anisa bergegas ke dapur untuk menyalami ibunya.

Kabut PagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang