Chapter 4

41 1 0
                                    

"Kenzie dan Carolin, mereka akan ikut denganku. Aku tidak akan pernah menyerahkan anak-anak ku kepada laki-laki brengsek seperti kamu!"

————————————————

Ini bukan pertama kalinya dia mendengar kalimat itu dari Kelyn. Toh, jika perceraian itu benar-benar terjadi yang dia khawatirkan hanya tentang Carolin. Sedangkan dirinya sendiri? Dia sudah terjebak keadaan ini dari kelas 3 SMP.

Kenzie menghela napas. Lelah. Lelah dengan pertengkaran keluarga ini. Lelah dengan drama yang dibuat ayahnya. Lelah harus menutupi ini dari Carolin. Kenzie sama seperti remaja pada umumnya. Dia mau keluarga yang utuh. Tapi, dia tau kemungkinan nya kecil. Setidaknya dia harus menunjukkan kepada Carolin bahwa keluarga mereka masih utuh. Walaupun palsu.

Kenzie masuk ke kamarnya. Mandi dan mengganti bajunya. Setelah bersih-bersih dia memutuskan untuk tidur. Setidaknya dia bisa melupakan drama ini sebentar.

————————————————
Setelah mobil Kenzie tidak terlihat lagi, Justin masuk ke dalam. Baru beberapa langkah setelah menutup pintu, ponsel nya berdering.

 Baru beberapa langkah setelah menutup pintu, ponsel nya berdering

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

*abaikan jam nya guys 😅

Begitulah mereka, daripada teriak-teriak di rumah lebih baik chatan.

Sebenarnya Justin sangat mengkhawatirkan Bella. Sejak tadi siang, dia tidak fokus lagi sekolah setelah mengantar Bella pulang. Dia ada di sekolah tapi pikirannya hanya Bella.

"Apaan Bel?"

"Gimana Kenzie bisa tau mansion kita?"

Flashback On
Regan keluar dari UKS menuju ruang osis, ruangan Kenzie lebih tepatnya.

"Zie, Bella luka"

"Kenapa? Gue gak ngehukum dia pakai benda tajam"

"Gue ngagetin dia"

Kenzie menyerngit bingung.

"Sejak Bella keluar dari ruang osis sambil banting pintu, gue ngikutin dia. Gue liat dia lempar tas di kelas, sampai gue liat dia mau kelapangan. Supaya gak ketahuan, gue ngamatin dia dari atas. Baru gue tau kalo hukuman dari lo lari keliling lapangan. Udah 10 putaran tapi dia masih lari. Gue kepikiran ngasih dia minum. Yaudah gue ke kantin beli minum, pas gue kelapangan dia udah istirahat dan siap-siap mau lari lagi. Gue cuma mau ngagetin aja, tapi Bella refleks lari ngejauhin gue. Baru satu langkah, eh ada sampah plastik di depan. Dia gak liat jalan, malah kepeleset. Tengkurap lagi, pas banget di depan nya juga ada batu lumayan runcing. Yaudah sekalian jidat nya luka. Tau sendiri kan seragam cewek gimana, otomatis siku sama lutut nya juga luka"

"Kepikiran gak siapa yang suka buang sampah sembarangan di lapangan?"

"Jovan?"

Beautiful DetinyWhere stories live. Discover now