Gadis belasteran Indo-Amrik itu berjalan gontai di koridor-koridor sekolah dengan wajah angkuhnya—diikuti dengan kedua dayang-dayang yang berjalan di sampingnya.
Banyak pasang mata yang melihat ke arah Kayla, Glory, dan juga Stephanie. Ada yang memasang tatapan tak suka, ada juga yang melihat mereka dengan tatapan takjub atau bahkan kagum karena kecantikan ketiga gadis itu.
"Kay, gue cakep ya? Banyak yang ngeliatin gue tuh soalnya," Bisik Glory tepat di telinga Kayla dengan penuh percaya diri. Uh, jangan lupakan wajah menggelikannya juga!
"Pedean banget lo, yang ada juga mereka ngeliatin gue keles!" Jawab Kayla seraya mengibaskan rambut indahnya ke belakang.
Glory mengerucutkan bibirnya, kesal. Kayla selalu saja mengelak jika Glory sedang memuji dirinya sendiri.
"Kak, aku boleh foto sama Kakak? Kakak cantik banget," gadis berkaca mata yang tiba-tiba saja datang ke hadapan Kayla dan teman-temannya itu berucap malu-malu.
Kayla tersenyum sumrigah.
"Liat sendiri kan?" Kayla tersenyum penuh kemenangan pada Glory juga Stephanie. Sedangkan Glory dan Stephanie hanya berdecak sebal saja melihat itu.
"Boleh dong, siniin hp lo," jawab Kayla dengan senang hati. Ia paling senang jika membuat kedua curutnya iri dengan keadaan seperti ini.
Dengan senang hati, gadis berkaca mata itu menyerahkan ponselnya pada Kayla.
Kayla menerima benda pipih tersebut, dan mulai mengangkat sedikit tangannya agar menghasilnya foto yang indah. "1....2....3....chese!"
Cekrekk...
Kayla mengembalikan ponselnya kembali sembari tersenyum.
"Makasih ya Kak."
"Santai ae. Nama lo siapa? Kelas berapa?" Tanya Kayla kepo.
"Nama aku Rara, Kak. Kelas X IPA 2."
"Oh, oke."
"Rara ke kelas dulu ya Kak." Senyuman gadis itu menunjukkan bahwa dirinya benar-benar bahagia karena telah mendapatkan foto dari kakak kelas yang dikaguminya.
Kayla mengangguk dan kembali tersenyum.
"Sans-lah mukenya Dek." Celetuk Glory tak senang.
"Dek..., Dek.., gigi lo gedek!" Tambah Stephanie.
~~~
"Baik semuanya.., mari buka bukunya halaman 98." Ucap Bu Tina—selaku wali kelas di kelas Kayla—XII IPS 2.
"Kalian lihat soal yang di situ kan?" Tanya wanit paruh baya tersebut.
"Nggak!!" Jawab Kayla spontan yang berhasil menjadi pusat perhatian di kelasnya sendiri.
"Apanya yang nggak Kayla?" Wanita dengan rok span hitam itu menoleh heran.
"Yaa gue nggak lihat Bu soal yang ada di buku," jawab Kayla sembari menunjuk meja di depannya yang masih kosong.
Tok...
"Ya iyalah lo nggak liat! Buku lo aja belom lo keluarin, anjir!" Ujar Stephanie kesal seusai menoyor kepala Kayla dengan gemas.
Bu Tina menggelengkan kepalanya melihat kelaukan Kayla. Bahkan Bu Tina juga sebenarnya sudah angkat tangan jika disuruh mengurus Kayla yang sangat keras kepala. Wanita paruh baya itu jengah mendengar segala ucapan yang dilontarkan dari mulutnya, pasti selalu unfaedah.
"Kalau kamu sekali lagi ngomong, Ibu keluarkan kamu dari kelas ini!" ancam Bu Tina yang tidak berpengaruh sama sekali pada Kayla. Ya biasalah, Keyla sudah kebal jika urusan seperti itu.
Kayla terkekeh mendengar ancaman Bu Tina—dengan segera mengambil bukunya yang belum dikeluarkan dari dalam tasnya.
Setelah itu, Bu Tina melanjutkan penjelasannya yang sempat tertunda.
Jujur saja, telinga Kayla rasanya ingin putus dari tempatnya. Ia sangat bosan mendengarkan penjelasan yang dilontarkan wanita itu. Membosankan, pikirnya.
Kayla mengangkat satu tangannya.
"Bu, mau boker dong," celetik Kayla dengan wajah santuy ala dirinya.
Se-isi kelas sontak terbahak mendengarnya. Tak sedikit juga dari mereka yang mulai berbisik-bisik aneh-aneh tentang Kayla. Nggak punya malu, pikir mereka semua.
Di sisi lain Bu Tina hanya diam seolah-olah tidak mengerti. Bahkan ia tidak mendengar apa yang dikatakan Kayla tadi.
"Bu, gue mau boker nih!" Ucap Kayla lagi.
Glory—yang duduk di belakang Kayla mendekat kan badannya ke telinga Kayla.
"Kay, yang sopan dikit woi!" bisik Glory mengingatkan.
Kayla tentu saja mengabaikan peringatan itu.
"Diijinin nggak nih Bu, udah diujung loh ini. Nanti kalau keluar pada ke-baukan semua!" ucap Kayla membuat mimik wajah seolah-olah ia sedang sesak boker beneran.
"Ya udah, cepet sana kamu," putus Ibu tersebut —takut kalau itu nya Kayla keluar betulan.
Dengan langkah semangat Kayla pun langsung keluar kelas menuju kamar mandi—ralat, rooftop sekolah.
Oh C'mon, seumur hidup Kayla, tidak pernah ia permisi ke kamar mandi hanya untuk alasan yang normal, karena kakinya selalu saja melangkah ke rooftop.
Dengan gontai, ia menaiki satu per satu tangga menuju lantai atas.
Sesampainya di sana gadis itu membuka pintu rooftop tersebut. Rambutnya sedikit berantakan diterjang angin sepoi-sepoi. Ia memejamkan matanya sekali untuk merasakan angin yang menepa wajahnya.
Ia kembali membuka matanya dan melangkah lebih jauh. Kayla duduk di bangku yang tersedia di sana. Ia itu memandang jalan yang terlihat dari situ. Kayla merasa sangat nyaman saat berada di rooftop ini. Ia juga bisa menghilangkan masalahnya sejenak jika sudah ke tempat ini.
Memang jika Kayla sedang stres atau ada di dalam masalah, tempat yang pertama kali di datangi nya adalah rooftop sekolah ini.
Memang rooftop is the best, pikirnya.
*****
Author note:
Haloo semuanyaaa 👋👋
Aku sama ratusabrinaa buat project gitu nih, hehe😂Jadi ini part yang kedua nya ya teman-teman, part yang pertama nya ada di Ratu tuh, judul nya:
BadBoy vs SangarGirl -SebastianOkee, jangan lupa tinggalin jejak ya guys😉
Love you!!💕💕
KAMU SEDANG MEMBACA
BadBoy vs SangarGirl -Kayla
Teen FictionMikayla Angelique Bernice. Gadis yang dijuluki sebagai 'SangarGirl' di SMA Nusa Bangsa. Gadis tersebut juga sangat tenar dengan kesangarannya di kalangan sekolah, bahkan guru-guru yang mengajar di sanapun sudah tahu betul dan mengecapnya dengan pang...