About Rian
Aku berkunjung sebentar ke rumahnya, maksudku, rumah sakit. Tempat kejam itu membuatnya tak bisa lagi bertemu denganku seperti biasa. Ica namanya, dia gadis yang tak pernah menganggap bahwa dia itu seorang gadis. Katanya, Ibunya salah mengeluarkan dia dengan jenis kelamin tersebut. Aku tak pernah lelah walaupun ia selalu mengikutiku kemana pun. Bahkan pernah saat itu, dia mengintip aku mandi. Tapi untungnya, aku sudah memakai handuk saat kejadian itu.
Dia yang selalu membuat aku frustasi saat mulai mengajak teman-temanku bermain PlayStation 4 di rumahku. Karena ulahnya juga, aku bisa selalu menghindar dari yang namanya hukuman karena telat masuk kelas hanya dengan satu cara ; bolos. Kini dia yang selalu sesukanya itu sedang tidur sebentar di kasur rumah sakit yang menyedihkan itu. Sudah 11 bulan aku menunggunya membuka matanya seperti ini. Besok adalah bulan ke-12 dia tidur disini.
"Caa.. Lu gak cape' apa tidur mulu? Bangun bentar kek caa.. Liat dulu ni muka ganteng gue. Gue janji deh, kalo lu udah sadar gue bakalan nraktir lu makan bakso mang ucup. Mau nggak? Kalo mau ya buka tuh mata lo, tai! " Aku tak pernah bosan berjanji tentang ini itu padanya. Bagiku, ini akan membuahkan hasil. Ica akan kembali sadar, dan mengacaukan hidupku. Dan aku suka itu.
About Ica
Seperti biasa, aku mendengar seseorang masuk ke ruanganku lalu duduk sembari memegang tanganku. Dia selalu datang, seperti hari ini. Bahkan dia selalu berjanji akan mentraktir ku ini itu dan apapun yang aku mau dengan syarat aku harus membuka mataku.
Dia, orang yang selalu ada walaupun suka menjahiliku dan melarangku ini itu. Dia satu-satunya laki-laki yang betah berteman dengan diriku yang barbar ini. Saat ku tanya kenapa dia masih mau berteman denganku sedangkan aku ini kasar dia menjawab dengan malasnya sambil mengacak-acak poni kudaku. "Karena lu manusialah, coba aja lu setan mana berani gue sahabatan sama elu".
Dia juga yang selalu menjadikan ku prioritas meski dengan wajah songong dan kesalnya.
Dia juga yang selalu beralasan tak mau memiliki pacar hanya untuk menjagaku. "Jagain satu cewek kayak lu aja kacau hidup gue, masa sih mau tambah satu lagi" Katanya dengan nada menyindir.
Dia juga yang selalu menyisir rambutku dengan rapi disetiap paginya.
"Ini rambut apa ijuk, sih? Lu tu ya.. Kalo jadi cewek itu mesti rajin-rajin jaga penampilan. Ini nyisir rambut aja ogahan gimana mau dapat pacar?"
Kalau sudah begitu aku kan berpura-pura cemberut dan akan meninggalkannya sendirian di kamarnya.Siapa juga yang ingin punya pacar kalau sahabat seperti dia saja sudah sangat perhatian, iya, kan?.
Let's begin....
Jangan lupa Vote+Comment nya temannn ^-^
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight and stories about us.
Teen FictionSenja selalu menceritakan cerita lucu tentang kita padaku. Dan tentu saja, aku tak pernah bosan mendengarnya.