Satu.

41 6 15
                                    

About Ica

"Kamu masih mau bahagia dengannya, ca? " Tanya seseorang dengan jubah hitam pekat dan tidak menampakkan wajahnya.

Aku mengangguk kuat dan pasti.  "Kenapa?  Padahal tempat mu disana lebih menyenangkan loh, ca" Ujarnya padaku.

"Bagi saya, gak akan ada hari yang menyenangkan tanpa dia,saya masih pingin beli bakso lagi sama dia.  Bapak, ehh...  Panggilnya bapak aja ya? "

"Kenapa kamu yakin saya cowo? "

"Soalnya suara bapak kayak om-om sihh"

"Eh, iya deh, bapak juga boleh"

"Nahh, bapak tau nggak alasan saya masih mau bahagia sama cowok gila itu? "

"Kamu kan belum kasih tau,gimana saya bisa tau? "

"Eh,bapak kan malaikat.. Seharusnya tau lahh"

"Kebanyakan nonton sinetron nihh kamuu"

"Hehe, jadi gini pak..  Alasan saya mau tetap sama dia itu adalah..  Bapak denger kan, dia udah janji mau traktir apapun sepuas saya? "

"Denger..  Emang kenapa? "

"Haduhh..  Bapak ini yaa..  Percuma jadi malaikat,lebih keren otak saya dari pada bapak. Jadi gini pak,kan dia udah janji dan dia pasti nepatin. Bisa berhemat lah sayaa.. Di traktir terus gitu.. "

"Kenapa kamu yakin saya ini malaikat? "

"Soalnya bapak cantik.  Eh, udah ya pak..  Saya mau bangun nihhh..  Kasian orang-orang nungguin saya yang cantik jelita ini untuk bangun".

"PD sekali manusia yang satu ini. "

Aku tersadar dari percakapan dengan seseorang yang berjubah hitam pekat tadi. Ternyata mimpi. Lalu aku dimana? Ahhh..  Rumah sakit.. Aku segera berusaha membunyikan bel agar seorang dokter bisa datang kesini.

Tak lama,seorang dokter perempuan datang membuka pintu ruanganku. 

"Halo buk dokter..  Saya udah bangun lohhhh.  Rindu saya nggak,nih? " Aku menggoda dokter perempuan yang Kebingungan melihatku itu.

"Alhamdulillah Ya Allah...  Akhirnya kamu sadar juga.. Saya akan kabarkan ini pada keluargamu"

"Ahhh..  Buk dokter ini lebay dehh..  Saya baru aja tidur beberapa jam"

"Beberapa jam jidat kamu!  Hari ini genap satu tahun kamu tak sadarkan diri" Katanya kesal. "Eh,saya heran deh,kamu baru sadar kok bisa langsung cerewet gini, ya?" Sambungnya

"Mukjizat kali buk.. Soalnya Tuhan sayang sama saya.. Orang secantik saya siapa sih yang nggak sayang.. Ya kan buk?"jawabku asal.

"Iya deh, iyaa"

"Kamu ingat semuanya kan?" Tanya dokter itu memastikan keadaanku

"Ada yang udah saya lupain buk" Jawabku dengan wajah yang ku buat-buat sedih

"Apa? "

"Mantan"

Dokter itu geleng-geleng melihatku yang baru sadar tapi sudah cerewet ini. Dia keluar dari ruanganku dan lalu menelpon keluargaku.

35 menit kemudian kamarku telah di penuhi dengan sanak keluargaku yang histerisnya minta ampun setelah melihatku siuman. Eh, tapi aku betulan pingsan, ya?  Ku kira cuman numpang tidur sebentar di rumah sakit ini.

Well,dimana anjing jantan itu berada? 

"Mah,Rian mana?" Tanyaku penasaran.

"Di luar tuh,lagi nangis kayaknya" Sahut Mama lalu mulai mengupas apel untukku.

"Bang,panggilin orang gila yang satu itu doong.. " Pintaku pada Bang Irham,kakak kandungku. Dia mengangguk dan keluar untuk memanggil Rian.

Emang hidup ini paling enak pas sakit,karena apapun permintaan kita pasti diturutin,ye,gak?

Rian datang dengan tissue bergumpal dan mata sembabnya.

"Hai,anjing gila,apa kabar?" Sapaku pelan karena saat itu benar-benar tak ada energi untuk aku berteriak seperti biasa.

Alih-alih menjawab pertanyaanku,Rian malah memelukku dengan penuh haru.

"Gue kira lu gak bakalan idup lagi woyy..  Ih gila luu ahhh.. Frustasi gue" Katanya sambil masih memelukku erat.  Aku tertawa kecil karena geli melihat perlakuannya yang tak biasa.

"Heh,sini gue mau bisikin sesuatu"kataku pada Rian dan dia mendekat.

"Lu udah janji mau nraktir gue apapun sepuas dan sesuka hati gue, kan?  Dan lu harus nepatin itu semua" Bisikku di telinganya.

"Ya Tuhan...  Mendingan lu pingsan lagi dehhh"

"Yeeuu... Pas pingsan di sayang-sayang,udah siuman di suruh pingsan lagi" Kataku menjitak kepalanya pelan.

Semua orang tertawa melihat kami.  Rian dan aku memang sudah bersahabat sejak kecil,tepatnya setelah 1 bulan kami di lahirkan tanggal lahir kami juga sama (13 bulan 6). Ibu kami bersahabat,
mangkanya kami bisa kenal.

About Rian

Malam ini,setelah melihat keadaan singa betina yang sudah siuman itu,aku cukup lega.  Akhirnya dia sudah bisa melihat wajah tampan ku ini lagi. Walaupun hari ini kedepan tampaknya aku akan kesulitan menghadapinya,tapi,sesulit sulitnya aku menghadapi ica,lebih sulit saat aku melihatnya terbaring lemah tanpa suara di kasur rumah sakit itu. Tuhan memang maha baik telah memberiku kesempatan untuk melihatnya bahagia di sisiku lebih lama. Tadi aku benar-benar tak bisa menahan tangisku lagi,jadi biarkan saja mereka melihatnya. Lagipula,tangisan seorang sahabat untuk sahabatnya adalah wajar,kan?  Ya, SAHABAT.

                        ®®®®®®

Vote+Commentnya please jangan jadi silent reader yaww ❤😘

Twilight and stories about us.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang