Sebelum membaca budayakan mengklik tombol bintang di bawah. ^-^
About Ica
Setelah seminggu pemulihan di rumah sakit,akhirnya pihak rumah sakit mengizinkanku untuk menyambung istirahat di rumahku tercintahhhhh.
"Welcome,Home,sweety!!!"teriak kak Ira,kakak perempuanku sembari mencium pipiku. Aku menatapnya jijik,"Ihhhh.. Apaan sih cium-cium? Cium noh dinding kamar mandi" Kataku dengan jijik dan segera berlari ke kamarku.
Aku membuka pintunya dengan keras. Semua orang di rumah ini sudah mengerti dengan kebrutalan ku ini. Ternyata sudah ada Rian di sana. "Welcome to your room,lioness" Sambutnya dan ku balas dengan tatapan sinis lalu ku ambyurkan badanku ke kasur empuk dengan spray spiderman itu. Rian ikut mengabrukkan badannya disampingku dengan posisi memunggungiku. Lalu, prutttt.
"Ihhh Rian,lo kentut, ya? "
"Wahhh.. Iya nihh bau kasturi hmzzz.. " Sahutnya sembari menikmati aroma kentutnya sendiri.
"Ihh bau bangke tau! "
"Biarin,gak berbahaya kok ca,cuman gas aja yang keluar racunnya gak ikutan"ujarnya santai.
"Ih jorok! Lu jorok! Pergi sana! Gue gak mau deket-deket cowok jorok kayak elu" Kataku dengan nada mengusir sembari menendang-nendang badannya yang berada di sampingku.
"Idddih.. Berasa paling bersih aje,lu! "
"Emang kapan gue jorok kayak elu? "
"Pas lu lagi pms trus datang ke kamar gue trus lu tiduran di kasur gue trus lu bocor pas banget spray nya warna putih trus lu cengar-cengir gak jelas trus pergi sambil bawa spray gue. Trus ternyata bekasnya sampe ke kasur gue. Trus tu ya,bau darah banget tau,nggak? Ihhhh gue sampe mau muntah nyiumnya" Sahut Rian tak mau kalah. Memang sebenarnya, apa yang dikatakan Rian tadi keseluruhannya benar, aku memang pernah bocor saat PMS di kasurnya,dan itu sangat memalukan.
"Siapa yang suruh lu nyium baunya? Gak ada kan? Lagian gue juga udah bilang bakal cuciin semua yang kena. Tapi lu malah sewot bilang gak perlu gak perlu. Tapi akhirnya minta di cuciin juga,gila lu ah"
"Gila gila gini lu sayang kan,ca?" Rian memasang wajah sok ganteng miliknya,eh,emang ganteng sih, ahh bodo amat.
"Ihh najis gue sayang sama wayang peyang kayak elo"
"Kalo lo gak sayang ngapain juga lo sahabatan sama gue,hah?"
"Ihhh siapa juga yang mau sahabatan sama elo? Lo duluan kali yang ngajak gue sahabatan. Gue mah welcome welcome aja anaknya" Sahut ku tak mau kalah.
"Ihh apa banget gue mau-maunya minta sahabatan sama elo" Kata Rian lalu beranjak dari posisi tidurnya dan keluar dari kamarku.
Gitu aja ngambek,dasar,cowok sensian!, batinku.
Tapi tak lama dari perginya Rian,seseorang membuka pintu kamarku dan masuk.
"Elahhh lu lagii. Ngapain kesini? Gak jadi ngambeknya?" Sindirku pada Rian yang menampakkan dirinya lagi di depan pintu kamarku.
Dia mendekati kasur dan menghempaskan badannya dikasurku lagi. "Gue rindu lo tauuuu... Ihh nyebelin banget sih jadi cewek gak peka peka" Dia menyubit pipiku keras dengan wajah geramnya.
"Sejak kapan gue jadi cewek?"
"Eh,iya lu kan temennya lucinta Luna yaa" Ledeknya.
"Lo ihh.. Gue barusan sembuh jugaa.. Sana pergi jauh jauh ke luar angkasa sana biar gak ketemu lagi sama gue yang cantik ini"usirku lagi.
Alih-alih pergi,ia malah mengambil selimut yang ku pakai lalu memindahkannya ke badannya lalu memunggungiku dan pura-pura tidur.
Aku keluar dan berjalan ke balkon kamarku,lalu memanjat pagar balkon dan turun di balkon kamar Rian tanpa sepengetahuaannya. Rumah kami memang bersebelahan. Dan benar-benar mudah untuk pergi ke kamar Rian yaitu dengan memanjat pagar balkon kamar,hehe.. Feminin banget,nggak sih, aku?.About Rian
Pagi ini aku dan Ica sudah bisa pergi ke sekolah seperti biasa. Tapi sayangnya,Ica menjadi adik tingkat di sekolahku. Sekarang ini aku udah kelas XII dan dia masih kelas XI.
Lumayan jugalahhh.. Untuk pembahasan ledekan dia setiap hariii,ye,nggak?.
"ICAAAAAAAAAAA!!"Aku berteriak di balkon kamarku dan tentunya terdengar sampai ke kamarnya.
"Gue lagi nyisir rambut nihhh.. Gak kelar-kelaaarr lu bisa bantuin,nggak? "Keluhnya sambil memintaku menyisir rambutnya.
Oh,iya,aku lupa akan satu hal,yang mana di setiap pagi sebelum pergi sekolah aku harus menyisir rambutnya dengan rapi. Aku loncat dari balkon kamarku ke balkon kamarnya.
Ica sudah siap dengan baju seragamnya yang sudah lama tak ia pakai. Ada satu keharuan yang membuatku ingin menangis saat itu juga,Icaku sudah kembali!!!.
Dia memberi sisirnya padaku dan aku mulai menyisirnya perlahan-lahan. Tentu saja aku tak akan memarahinya kalau kali ini rambutnya sekeras ijuk atau mungkin melebihi itu,karena wajar saja,dia tidak pernah menyisir rambutnya selama 1 tahun belakangan ini.
®®®®®®
About Rian
Aku memarkirkan Motor Ninja putihku di tempat parkir sekolah. Lalu dengan perlahan Ica turun dari sana.
"Kak Rian! Kak Rian!udah 2 minggu nggak sekolah,kemana aja?"
"Pagi Kak Rian ganteng. Boleh minta fotonya nggak?"
"Ih,yang di samping kak Rian kak Ica, ya? Masih hidup ternyata.. Kirain udah dead"
"Woy,kutu beras! Ngatain gue, lu, ya? Lo kira gue siapa? Mentang-mentang sekarang gue se-letting sama elu terus lu seenaknya yaaa" Ica yang emosi mendekati adik kelas yang menanyainya tadi. Tapi untung cepat-cepat ku tarik Ica agar tak membuat kekacauan disana.
About Ica
"Waahh Icaaaa!! Gue rindu banget sama elo"Riska memelukku dari belakang.
"Lo nggak amnesia,kan,ca? " Tanya Riski, kembarannya Riska. Di sekolah,aku punya 6 sahabat perempuan yang lebih feminin dari pada aku. Tapi jelas,kalau keren, yahh, kerenan aku lahh.
"Lo pada mah bacot! Ngejengukin gue aja gak pernah!"kataku dengan nada sebal pada mereka.
"Nggak pernah apanya,sih? Gue tu,yah,selalu jengukin lo selama 10 bulan setiap pulang sekolah. Yaaa.. 2 bulan ini aja yang nggak pernah lagi,soalnya udah mau ujian semester 1" Sahut Tasya dan yang lainnya menyetujui.
"Eh,lo jadi adek kelas kita,dong!"ujar Irma setelah menyadari sesuatu.
"Dedek tingkaaaaat,apa kabarnya,dek?" Goda Irma sembari mencolek daguku."Anjer lu ya!".
Tadi,amanah Mama,kalau udah sampai di sekolah,harus ke ruang kepala sekolah dulu. Jadi karena aku adalah anak berbakti dan baik hati,hari ini aku mau bertemu dengan Bu Sita alias Ibu Kepsek tercintahhh.
"Assalamu'alaikum,bu" Salamku
"Walaikumsalam,masuk" Jawab Bu Sita."Selamat pagi,Ibu kepsek.Rindu saya nggak,nih?"godaku ketika melihat Bu Sita tak percaya melihatku.
"Ka-kamu beneran Ica yang kayak cowok itu kan,ya?" Tanya Bu Sita meyakinkan bahwa yang di depannya adalah bidadari ini.
"Iyalah,Bu,masa si Lucinta Luna?" Sahutku santai.
"Ya ampun naaak! Sejak kamu gak sadarkan diri gak ada yang selalu nyari masalah sama Ibu,loh" Ujarnya semangat sambil memelukku erat.
"Eh,iya,bu. Saya tau kok,Ibu rindu sama saya".
®®®®®®
Vote+Commentnya guys!
Lanjut nggak, nih?
KAMU SEDANG MEMBACA
Twilight and stories about us.
Teen FictionSenja selalu menceritakan cerita lucu tentang kita padaku. Dan tentu saja, aku tak pernah bosan mendengarnya.