Tiga.

24 6 13
                                    

Sebelum membaca dimohonkan klik tombol bintang dibawah ↙ ^-^

                     •×•×•×•×•×•×•

"Lo pernah jatuh cinta nggak?" Tanya Ica pada Rian saat mereka sudah kehilangan cahaya senjanya untuk kesekian kalinya.

"Pernahlah"

"Sama siapa?"

"Sama cewek"

"Namanya?"

"Gue lupa"

"Kalo sekarang?"

"Iya.Gue lagi suka sama seseorang sekarang"

"Hah? Beneran? Namanya siapa?"

"Rahasia laaaaaaahh"Rian bangkit dari duduknya. "Balik,yuk,udah mau maghrib,nih"

Sebenarnya Ica masih kesal bercampur kepo. Tapi apalah daya.

"Sama siapa, sih???" Tanya Ica kepo. Dia mengejar Rian dari belakang.

"Ada deh"

"Yaudah,Ciri-cirinya aja deeeh"

"Hmmm.. Dia cewek,terus punya hidung mata dan mulut juga yang lainnya"

"Ya elahhh,kalo itu sih gue juga tau"

"Yaudah diem aja kalo tau"

"Gini,nih,yan,kalo lo suka sama seseorang bilang aja langsung,jangan keburu dia di ambil orang.. Nanti lu nyesel. Gini aja,orang siapa? Biar gue yang nyomblangin. "

"Ga-per-lu!!"

"Idih! Sewot mulu lo! Gak dapat jodoh ntar baru tau rasa lo!"

"Kalo gue nggak dapat jodoh,berarti jodoh gue elu"

"Gue nggak mau jodoh sama manusia tukang kentut"

"Gue juga nggak mau jodoh gue cewek gila kayak lo"

Padahal mau,sih,gengsi,batin Rian.

                       ®®®®®®

"Riaaaaaan,ngerjain PR bareng yoook" Teriak Ica dari kamarnya. Sedangkan Rian di sebrang sana sedang mengerjakan PRnya sambil memakai headphone kesayangannya.

"Woyyy.. Rian begoooo!! Durhaka ya lo sama guee!!" Teriak Ica lagi. Selang beberapa menit karena tak ada respon,Ica mengamuk mengambil bantal gulingnya lalu melawati pagar balkonnya dan sampai ke balkon Rian.

"RIAAAAAAN!! Kalo gue panggil tuh dengerrr.. Budeg ihhhh" Dia memukul mukul Rian berkali-kali dengan bantal yang ia bawa.

"Apa sih? Gue lagi ngerjain PR juga" Balas Rian sinis.

"Ohh udah berani ya sinisin gueee? Gue lapor Mama nihhhh.." Ancam Ica

"Lapor aja lapor"

"Ihhhh! Sebel sama Lo!!" Lalu Ica kembali ke kamarnya dengan kaki yang di hentak-hentakannya khas orang yang sedang ngambek.

Lagipula buat apa Ica mengerjakan PR bersama Rian? Kan mereka beda kelas?. Hanya Ica yang tahu,sob.

"Ihh Rian begoooooo.. Padahal gue cuman mau nyuruh dia ngerjain PR matematika gue,eh,maksudnya ngerjain bareng" Ujar Ica berbicara sendiri.

Karena lelah mengoceh Ica terlelap tanpa mengerjakan sehuruf pun PR matematikanya itu. Siap-siap saja Ica,Bu Susi yang killer itu tak akan memaafkanmu HAHAHAHA (Ketawa jahat)

•••••

"Ya Allah,Ica kebobo-an Ya Allah,sehingga PR Matematika pun tak Ica siapkan Ya Allah.. Buatlah Ica sakit parah untuk hari ini saja Ya Allah.. Ica mohonnnn. Aamiin" Doa Ica dengan dramatis setelah melaksanakan sholat Subuh pagi ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Twilight and stories about us.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang