Kecewa

2.5K 321 35
                                    

"Yong, aku minta pertanggungjawaban nih sama kamu." ucap Jennie dengan sorot mata seriusnya menatap ke Taeyong.

Taeyong menatap Jennie dengan tatapan tidak percaya. Dan diantara mereka ada seseorang yang benar-benar ingin pergi supaya keberadaannya tidak mengganggu mereka berdua. Namun di sisi lain, ia juga ingin tahu.

Pertanggungjawaban? Memangnya apa yang Taeyong lakukan kepada Jennie? batin Jisoo yang sebenarnya merasa dirinya tak berhak tahu dengan hubungan mereka berdua.

Jisoo cepat-cepat memakan makanannya. Peduli setan jika Taeyong menganggap Jisoo gadis kelaparan atau gadis tak punya urat malu. Tapi Jisoo benar-benar merasa tidak berhak tahu tentang hal ini. Sama sekali bukan urusannya.

Benar saja, Taeyong melirik Jisoo yang makan begitu lahap. Seperti tidak makan setahun. Ia pikir Jisoo tidak terkejut mendengar pernyataan Jennie. Jennie memandang wajah Taeyong yang jelas-jelas tidak menatap dirinya. Jennie menangkup wajah Taeyong dengan tangannya, supaya Taeyong melihatnya.

"Aku hamil," ucap Jennie dengan wajah masam. Jisoo menjadi tersedak setelah mendengar itu, tidak jauh berbeda dengan Taeyong ia sangat kaget mendengarnya. Karena selama Taeyong dan Jennie berpacaran, Taeyong hanya memberikan sentuhan. Bukan melakukan sex bebas dengan Jennie. Lalu anak siapa itu?

"Uhuk...uhukk," Jisoo masih tersedak dan Taeyong memberikan tepukan di tengkuk Jisoo supaya cepat reda. Jennie menatap Jisoo dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Jen, kita tidak pernah melakukan apapun," ucap Taeyong menatap netra Jennie dengan serius. Pasalnya, ia memang tak melakukan apapun dengan Jennie, tetapi mengapa ujung-ujungnya menjadi seperti ini. Diam-diam Jisoo menyimak sambil menyeruput Pepsinya pelan-pelan.

"Tidak pernah katamu? Bahkan kamu pernah ngasih aku minuman yang sudah di campur perangsang apa kau lupa? Dan malam itu kamu berhasil memuaskan hasrat aku," tanya Jennie dengan emosi yang membara. Jisoo melihat kesungguhan dari sorot mata Jennie. Ia menarik kesimpulan bahwa Taeyong adalah laki-laki brengsek. Ia memang mendengar banyak dari Jennie, bahwa Jennie sering melakukan kontak fisik dengan Taeyong. Tapi Jisoo tidak sampai menduga bahwa Jennie telah hamil. Lalu bagaimana sekolahnya? Apakah dilanjutkan? Mungkin untuk waktu dekat ini Jisoo memperkirakan Jennie masih bersekolah dan berstatus sebagai pelajar.

Jisoo memalingkan pandangannya ke arah lain sambil tetap menyeruput pepsinya yang masih banyak. Demi apapun ia tak tahan mendengar obrolan privasi ini. Bisakah Jennie membicarakan berdua saja. Mengapa harus di depannya Jisoo.

Jisoo sedih namun lebih sedih lagi jika ia mendengar secara gamblang pernyataan bahwa Jennie dihamili orang yang baru dikenalnya.

"Gue berani sumpah kalo gue gak ngelakuin apapun sama lo. Kenapa lo mesti percaya sama kata-katanya Jaehyun? Gue ngasih minuman itu ke lo, karena apa? Di suruh Jaehyun. Gue nggak ngerti kalau minuman itu kecampur," ucap Taeyong mengintimidasi. Jisoo enggan menoleh, namun ia mendengar isakan Jennie. Jisoo mengurungkan niatnya, ia lantas berpindah tempat duduk dan memeluk Jennie yang menangis tersedu-sedu. Untung saja kedai ini tidak seramai tadi, jadi mereka tidak sampai dijadikan sorotan.

Jisoo menepuk punggung Jennie pelan. Memberikan rasa nyaman kepada Jennie yang menangis. Sedangkan Taeyong sangat frustasi. Ia tidak melakukan seks dengan Jennie, sungguh. Namun mengapa ujung-ujungnya Jennie hamil dan meminta pertanggungjawaban padanya. Bahkan sebulan yang lalu ia telah memutuskan Jennie namun tetap saja, Jennie enggan putus.

"Yong, lo mesti tanggung jawab dengan perilaku lo. Jennie hamil anak lo," ucap Jisoo yang sebenarnya ketakutan berucap sedemikian. Nanti takutnya dikata ikut campur. Jennie memeluk Jisoo lebih erat. Jisoo juga berusaha menenangkan Jennie. Sedangkan Taeyong menyipitkan matanya menatap Jisoo.

Pea-shooter [TAEYONG-JISOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang