Terungkap

2K 235 18
                                    

Sabtu ini mereka akan menyelesaikan projek dari Pak Yege. Susah memang berhadapan dengan guru semacam itu, tugas bikin miniatur emang segampang omongan Jaehyun.

Kemarin ia curhat panjang lebar dengan Jisoo, melalui telepon mereka bisa saling bertukar opini hingga larut malam

Flashback~

Jisoo mengambil toples kacang di meja makan. Ini sudah malam, ia ingin makan tapi takut diet kerasnya —yang termotivasi oleh Irene, sia-sia.

Hihihi...

Suara kuntilanak terdengar, pertanda ada telepon masuk.

Jisoo mengernyitkan alisnya, sejak kapan malam-malam begini ada yang menelpon?

Oh, Jaehyun!

Jisoo mengangkatnya, tetapi dalam mode speaker yang menyala.

"Apa Jae? Butuh lo sama gue?"

Terdengar tawa dari sebrang sana.

"Jis, gue mau cerita tentang Taeyong," ucap Jaehyun singkat, ia mencoba melancarkan aksinya.

"Silahkan, Bos!" jawab Jisoo sambil membuka kulit kacang, terdengar grusak-grusuk di sini.

"Jisoo! Berisik!" Irene dari dalam kamarnya meneriaki Jisoo lantas ia berlari bersama handphonenya ke lantai atas. Ke kamarnya dan segera melesat ke balkon. Tentu saja meja makan beserta kacang dan toples tertinggal mengenaskan. Biar saja Irene yang membereskan.

"Sori-sori, Jae! Gangguan tadi, ya lo cerita aja langsung," ucap Jisoo sambil duduk di kursi balkon. Ia memandang langit malam sambil mendengarkan celotehan Jaehyun.

"Jis, lo inget cowok pendiem yang dulu se SD sama lo gak? Dia kacamataan, rambutnya kek mangkok, selalu bawa bekal, dan pernah ngompol di kelas, lo lupa?"

"Gue lupa, Jae," seingat Jisoo ia tidak pernah sekelas dengan laki-laki semacam itu saat kecil.

"Dia anak pindahan, cuma satu semester. Sekelas sama lo waktu kelas 6 lo lupa?" ucap Jaehyun yang berusaha mengingatkan Jisoo akan Taeyong kecil.

Kini Jisoo ingat!

"Oh! Itu Tiwai! Eh kok lo tau? Kita sekelas cuma sampai kelas 5 kan?" tanya Jisoo heran, tiba-tiba Jaehyun membahas hal yang asing dan aneh.

"Nggak penting gue tau dari mana, pokoknya dia sekarang udah terupgrade jadi lebih baik. Dia udah ganteng sekarang tapi gantengan gue sih. Dan dia suka sama lo! Parahnya lagi dia barusan ngehamilin cewek! Nah lo! Mampus lo, Jis! Siapa suruh lo nemenin dia kalau dia lagi sendirian,"

Tiwai.
Hm, dulu Jisoo memang sering menemaninya ketika Tiwai di bully.
Tapi, Tiwai menyukai Jisoo benarkan?
Ini sudah bertahun-tahun terlewati tidak mungkin kan jika Tiwai--

Ah Jisoo pusing sendiri memikirkannya.

"Jis lo masih napas kan?" tanya Jaehyun dari seberang. Jisoo mendengus kesal, tentu saja ia hidup.

"Gue masih hidup o'on! Btw lo cuma mau cerita itu doang?"

"Enggak lah, Jis. Gue mau cerita tentang gebetan gue tapi nggak jadi deh! Btw, lo sama Taeyong nggak apa-apa kan?"

"Maksud lo apa, Jae? Gue sama Taeyong biasa aja kok!"

"Jis, pokoknya lo gaboleh deket-deket Taeyong deh entar lo hamil kek jennie,"

"Loh, Jae! Emang hamil beneran? Tapi kenapa kemarin gue lihat dia kayak biasa aja gitu pas di rumah Taeyong?"

"Lo bilang lo gak ada apa-apa sama Taeyong, tapi kemarin lo kerumah Taeyong, gimana si?!"

Pea-shooter [TAEYONG-JISOO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang