Gerobak Roti Bakar

111 2 0
                                    

Sekarang pukul 4 sore. Aku sedang duduk di ruang tamu sambil mendengarkan lagu-lagu di hpku. Gorden jendelaku kugeser sedikit agar aku bisa melihat pemandangan di luar jendela. Banyak orang yang lalu lalang lewat, ada yang ngebut menggunakan motor, ada yang santai mengayuh sepedanya sambil makan permen, ada anak kecil bermain, ada ibu yang dari warung beli kopi, ada bapak yang baru pulang dari sawah, ada anak muda yang sekedar jalan- jalan, dan masih banyak jenis manusia lainnya. Mau kusebutkan juga? Jangan deh. Terlalu banyak.
    Ada satu hal yang menarik perhatianku. Sebuah keluarga yang mendorong gerobak roti bakar. Mereka selalu lewat depan rumahku setiap sore, ntah kenapa aku selalu saja melihat mereka lewat ketika aku hanya sekedar melihat-lihat depan rumahku. Seolah mereka memang memanggilku. Tapi aku tak pernah menyapanya, hanya kulihat mereka mendorong gerobaknya. Keluarga itu terdiri dari bapak dan dua anak, kadang Ibu dan dua anaknya cewek dan cowok. Mereka berjalan menuju taman yang tidak begitu jauh dari rumah mereka. Sebetulnya rumah mereka juga tidak begitu jauh dari rumahku, kamu hanya harus berjalan lurus ke arah kanan karena rumahnya satu jalur dengan
rumahku. Kebetulan taman itu paling dekat dengan rumahku makanya mereka harus melewati depan rumahku lalu belok kanan di perempatan dan belok kanan lagi di pertigaan untuk mereka sampai di lapak roti bakarnya. Biasanya mereka berjualan sampai malam pukul 10.00 dan melewati depan rumahku lagi untuk pulang. Setiap mereka lewat, ada saja suara percakapan yang kudengar. Tapi samar-samar karena suara motor yang lalu lalang. Kadang kudengar mereka tertawa, berbicara dengan serius, dan selalu ada saja pembicaraan mereka yang kudengar diiringi dengan suara gerobak yang mereka dorong. Aku selalu berdoa setiap mereka lewat, semoga hari ini dagangannya laku banyak ya. Aamiin.. dalam hatiku. Itu saja.

RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang