Bersamanya (Ma:3)

9 3 0
                                    

Matahari malu-malu menampakkan dirinya di ujung langit sana. Di tambah suara kokokan ayam yang saling bersahutan, semakin melengkapi indahnya pagi ini. Altha meregangkan lengannya sembari menguap lebar. Rambut panjang nya yang lurus jatuh dan kecoklatan, ia ikat asal. Ia menyisir sebentar poni depannya yang membuat gadis itu terlihat sangat manis.

"Altha, bangunkan Angelo untuk solat subuh."

Ia langsung mematuhi perintah Kakek Jon tadi. Semalam Angelo memang tidur dengan Kakek. Percayalah teman pembaca, Angelo kemarin merasa sangat bahagia, karna untuk yang pertama kali ia merasakan begitu dekat dengan sosok yang sangat mirip dengan ayahnya itu. Bahkan Angelo tak ragu untuk melingkarkan lengannya di pinggang Kakek Jon selama tidur.

"Huhhh ni anak." Altha mendesah pasrah ketika melihat Angelo yang masih meringkuk dengan memeluk gulingnya.

Langsung saja Altha menarik guling yang di peluk Angelo, membuat lelaki itu marah.

"Kau ini kenapa..??" bentaknya pada Altha.

"Liat tuh jendela."

Angelo mengikuti arah pandang Altha. "Masih gelap."

Tangan Altha tergerak untuk melayangkan guling yang ia pegang ke kepala Angelo. "Ini udah subuh, cepetan salat dulu."

"Untuk apa..??"

"Itu kewajiban."

"Aku tidak paham."

Altha menarik nafas sejenak. Mencoba untuk sabar menghadapi manusia dari dimensi lalu ini. "Apa kamu tahu Tuhan..??"

Angelo mengangguk.

"Apa agama mu..?? "

"Aku tidak tahu."

"Hah..??"

"Aku tahu tentang keberadaan Tuhan sebagai pemilik bumi ini. Tapi aku tidak tahu apa yang di maksud agama."

Angelo was-was pemirsa. Ia sudah menyiapkan bantal bilamana Altha memukul dirinya lagi karna dia tidak paham agama.

Dan Altha ternyata hanya tersenyum tipis. Ia masih dapat paham, bilamana mungkin zaman dimana Angelo lahir, Agama masih di anggap tabu.

"Kalau begitu, mulai saat ini aku akan mengajarkan kamu tentang pentingnya Agama. Agar ketika kamu kembali nanti, kamu bisa mengajarkan Agama Islam pada keluarga mu."

"Ahh tapi aku masih mengantuk dan ingin tidur."

Mata Altha membulat, ia menarik kerah baju Angelo yang hendak tidur lagi. "Kamu ini manja sekali."

"Ohh tentu saja. Karna aku seorang Pangeran."

"Tapi sekarang tidak. Kamu harus menuruti setiap perintah ku. Kalau kamu tidak mau yaa silahkan per---"

Sebelum Altha mengatakan kalimat yang menyakitkan baginya, Angelo lebih dulu membekap mulut Altha lalu berdiri. "Aku akan menuruti perintahmu. Apa itu membuat mu puas, Nona..??"

Altha mengangkat satu jempolnya sembari mengangguk. Sementara lelaki itu mendelikkan matanya sebal dan beranjak pergi.

***

"Ayo, Angelo di coba lagi." sudah ketiga kalinya Kakek Jon mengajari Angelo untuk berwudhu. Tetapi lelaki itu masih belum bisa. Pertama, ketika ia membasuh tangannya ia berjengit kaget karna dinginnya air di rumah ini. Kedua, ketika ia menyalakan keran. Berkat tenaga kuatnya sebagai seorang Pangeran, keran plastik hijau itu malah terlepas dan membuat dirinya dan Kakek Jon basah kuyup.

Dan setelah keran dapat di pasang kembali, ia dan Kakek Jon mengganti pakaian basahnya. Uhh, lihatlah betapa tampannya Angelo memakai baju partai milik Kakek Jon. Tidak sedikit pun pesonanya berkurang.

My AngeloTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang