Chapter 9

1.5K 112 8
                                    

Up date~  up date~

Happy reading...
*


*


*
Suasana tenang perkemahan tiba-tiba menjadi riuh saat Junhoe datang degan wajah paniknya membawa seseorang yang tak sadarkan diri dalam gendongannya.

"Yoyo!"

Teriakan Minhyuk yang menyadari siapa sosok tersebut segera menghampiri dengan sedikit berlari diikuti oleh Donghyuk,Jooheon,dan Changkyun kemudian.

"Junhoe-ssi, apa yang terjadi dengan yoyo?" tanya minhyuk panik.

"Tak ada waktu hyukie,lebih baik kita bawa ke rumah sakit saja..." usul donghyuk

"Aku akan pinjam mobil wonho sunbae kalau begitu..." tambah jooheon.
*

*

*
Junhoe prov on.

R.S XXX

Setelah hampir setengah jam aku dan yang lainnya menunggu dokterpun keluar.

Bahkan omma dan appa yoyo sudah berada di sini karena sebelum kemari Donghyuk menghubungi mereka.

"Bagaimana keadaan anak saya, uisa-nim?" tanya Mr. Song.

Dokter paruh baya itu tersenyum tipis sebelum-

"Bisakah tuan dan nyonya song ikut keruangan saya..." ujarnya.

Dari nada bisara sang dokter aku jelas tahu itu bukan pertanyaan.

Kenapa harus bicara diruangan jika yoyo baik-baik saja? Dan kenapa aku tak asing dengan wajah nyonya Song ini? Aneh...batinku

Entah hanya perasaanku saja atau memang aku pernah bertemu dengan nyonya song di suatu tempat?

"Ah...ne tentu saja."

Mereka akan berlalu-

"Uisa-nim...bolehkah kami menemui yoyo hyung?" tanya changkyun.

Dokter itu tampak menimbang-nimbang dan melirik nyonya Song seolah meminta ijin.

Mengapa harus meminta ijin? Bukankah dia dokternya? Mencurigakan. Batinku.

"A-ah ne, tentu saja boleh...tapi jangan membuat keributan." ujarnya.
*

Skip.

*
Kulihat yoyo yang tengah terbaring dengan damai membuat senyumku mekar dengan sendirinya.

Kau masih tetap terlihat begitu polos saat tidur. Batinku.

"Joo hyung..."

Aku tak terlalu perduli tapi aku tahu bahwa changkyun tengah memanggil jooheon, teman yoyo yang adalah anggota pengurus OSIS itu.

"Apa hyung tahu siapa yang yoyo hyung temui di tenda?" lanjutnya bertanya.

Seketika aku berbalik menghadap mereka.

"Molla." jooheon menggelengkan kepalanya pelan.

"Yang aku tahu, aku pernah melihatnya beberapa kali didekat gerbang...lagipula, dari mukanya ia seperti orang baik..." lanjut jooheon.

Sial, jadi jisoo sering menguntit yoyo?

"Sejak kapan kau melihatnya?" tanyaku.

"Siapa?" jooheon sepertinya tak mengerti.

"Ji.soo, yeoja yang kau bicarakan itu." jelasku menekankan nama 'jisoo'.

Jooheon ber'oh' ria.

"Emmm. Kalau tak salah itu sehari setelah hyeongie mengantar donghyuk pulang karena donghyuk sakit perut...yah kurasa hari itu." ia mengingat-ingat.

"Wae?" tanya jooheon.

Kalau tak salah rumah donghyuk itu satu blok sama rumah hanbin, itu berarti satu blok juga dengan rumah-Chanwoo?

Brak!

"Jun! Omma dan appa Jung ada disinihhh."

Hanbin terengah karena ia pasti lebih memilih menggunakan tangga darurat lagi(?).

"Hah? Wae?"

"Hahhh molla, tapi bobby hyung sedang mengikutinya..."

"Mengikuti kemana?"

"Ruang uisa yang memeriksa yoyo...emmm Kim uisa. Ne, kukira aku sempat mendengar omma Jung menyebut nama itu."

Kim? Ini benar-benar mencurigakan, wajah nyonya Song itu seolah familiar sekali dan dokter bermarga Kim itu juga lebih mencurigakan lagi terlebih sekarang mereka bertingkah seakan menutup-nutupi sesuatu. Apa yang mereka sembunyikan? Batinku.

"Jika ada info lagi bobby hyung pasti memberi tahu." lanjutnya hanbin menyadarkanku.

Junhoe prov off.
*

*

*
Ruang Uisa Kim.

"Yak Kim, apa yang ingin kau bicarakan? Bukankah kau bilang anakku baik?" tanya nyonya Song dengan melipat kedua tangannya didepan dada.

Dokter bernama lengkap Kim Heechul itu hanya terkekeh pelan mendengar nada bicara nyonya Song a.k.a Song Hanna yang notabenenya adalah adik kandungnya atau adik kembarnya(?).

Mereka memiliki wajah yang berbeda tetapi lahir dihari yang sama.

Chacha gak thu itu namanya kembar apa tapi bisa-bisa readers aja deh nganggapnya apa.

"Ckckck benar-benar adik yang tak sopan. Kurasa besar di Amrik membuatmu lupa akan statusmu Song Hanna-ah ani atau kupanggil Kim Hanna?"

Hanna mencebik, kakaknya itu benar-benar menyebalkan.

" Jangan bertele-tele! Kau bahkan hanya lebih tua tiga jam dariku..." kesal Hanna.

Cletak.

Sebuah jitakan manis melayang diatas kepala Hanna dan membuatnya semakin mencebik kesal.

"Akhh! Yak appo! Das-"

Tadinya Hanna ingin menyumpah serapahi pria menyebalkan yang sayangnya adalah kakaknya itu, tapi tak jadi karena pintu ruangan yang tiba-tiba terbuka menampakkan tiga orang yang sangat mereka kenali.

"Heechul-ah? Kau dokternya?"

Tuan Jung berujar seraya menuju Heechul.

"Tentu saja...jika nyonya tak sopan Song itu saja bisa jadi dokter mengapa aku tidak?" heechul menunjuk Hanna dengan tatapannya.

Hanna semakin mencebik kesal sedangkan yang lainnya hanya terkikik melihat rau kesal ala Hanna yang menggemaskan.

Derita menjadi yang termuda batin Hanna pasrah.

"Hahaha sudahh lah heechul-ah, berhenti menggodanya. Apa kau tak kasihan melihatnya?" ujar nyonya Jung setelah berhasil menghentikan tawanya.

"Hyak! Berhenti tertawa dan katakan saja mengapa kau mengajak kami keruanganmu pabo!!" kesal Hanna sedikit menaikkan volume suaranya.

"Hahahahhh mianhh mian, hhh akuh sampai lupa hahaha..." ujar heechul di sela tawanya.

Namun sedetik kemudian raut keduanya tiba-tiba berubah serius.

Hal yang lumrah bagi mereka,kedua mahluk kembar itu memang seolah memiliki remot kontrol atas raut muka mereka.

"Kurasa yunhyeong mengingat semuanya."

Satu kata.

Hanya satu kata yang mampu membuat ketiga lainnya bertanya panik dan bingung secara bersamaan, sedangkan Hanna hanya bernafas pasrah.
*

*

*
T

B

C
*

*

*
Hay readers, chacha up date...

Jangan lupa Vote and Coment nya ya...

Mian buat Typonya.

Paii paii.

One More (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang