CHAPTER 1-B

1.4K 189 35
                                    

Author POV

"Bagaimana menurutmu?" Tanya Jimin dengan antusias. Saat menunjukan lembar ujian praktiknya kepada Yoongi, yang baru saja masuk ke dalam ruang belajarnya, dan membawa Shoomy ditangannya.

"Wah, lumayan. Syukurlah!" Jawab Yoongi, ikut senang. Dia meletakan Shoomy di sofa.

"Kau tahu, jika aku mau fokus sedikit saja, aku yakin ini mudah sekali!" Jimin menyombongkan dirinya, dia tertawa puas.

"Jangan terlalu terlena saat ini" Kata Yoongi, kepada Jimin.

"Apanya yang terlalu terlena? aku ini mampu!" Jimin masih saja menyombongkan dirinya.

'Atau dengan kata lain, sebenarnya cara mengajar Suga hyung, lebih baik dari pada guruku di sekolah' Batin Jimin.

'Aku mulai memanggilnya dengan sebutan Suga hyung... rasanya menyebalkan' Batinnya lagi, saat dia mulai sadar, jika dia memanggil Yoongi dengan hyung.

"Hoseok pasti sangat terkejut. Aku ingin kau lulus dan membuatnya tersenyum!" Ucap Yoongi, sembari tersenyum membayangkan Hoseok.

Jimin mendelik tajam, "Kau begitu mencintainya, ya?" Tanya Jimin. Yoongi terduduk di sofa, yang berada di ruang belajar.

"Kenapa tiba-tiba?" Bukannya menjawab, Yoongi malah bertanya balik.

"Aku hanya ingin tahu, apa kau mencintainya" Ucap Jimin.

"Kau tak perlu khawatir. Ini hanya cinta sepihak" Yoongi tersenyum tipis, dirinya tahu, Hoseok tak mencintainya. "Bukuku yang kau baca itu, hanya fantasiku saja" Yoongi menghela napas, pasrah akan keadaan yang menyakitkan.

"Tapi, dia kan sudah mempunyai kekasih" Ucap Jimin lagi. "Ya, aku tahu" Yoongi membalasnya ucapan Jimin secara singkat.

"Bisa berada disisi orang yang kau cintai, adalah salah satu keuntungan berteman" Jelas Yoongi, Jimin hanya memperhatikan Yoongi berbicara.

"Jika kau memang mencintainya, seharusnya kau singkirkan saja kekasihnya itu dan membuatnya tergila-gila padamu" Kata Jimin kekanakan.

Yoongi tertawa mendengar perkataan Jimin, "Kau ini masih lugu, ya" Yoongi memandang Shoomy yang berada disebelahnya, "Dia sangat berarti bagiku. Itulah sebabnya aku tak ingin dia membenciku" Lanjutnya.

'Akhir-akhir ini aku mulai menyadari, Suga hyung tak pernah melakukan hal-hal yang tidak disukai kakak. Dia memperlakukan kakak dengan sangat berharga, bagaikan sebuah permata. Tapi bagi kakak, dia hanyalah seorang sahabat. Walaupun begitu, dia tetap bersungguh-sungguh' Batin Jimin, dia memikirkan sikap Yoongi yang sangat istemewa kepada kakaknya. 'Dasar bodoh. Bukankah itu hanya menyakitkan' Jimin bergumam pelan, Yoongi berdeham, namun kembali fokus melihat hasil ujian praktik Jimin.






******






"Whoa! Ke-keren!" Jimin berteriak senang di jalanan menuju apartementnya, saat melihat hasil ujian praktik tadi di sekolah. Dia tak peduli, jika orang-orang yang melihatnya seperti orang aneh, yang berteriak di jalanan. Dia sedang bahagia sekarang.

"Sebuah pencapaian yang drastis dalam waktu singkat! Mungkin aku ini memang jenius. Bagaikan seekor singa tertidur. Sekarang aku pasti bisa masuk Yonsei! Harus segera kuberitahu Suga hyung!" Ucapnya, masih takjub saat melihat hasil ujian praktiknya. "Aku ingin segera menemuinya. Aku yakin dia akan memujiku" Lanjutnya. Dia segera berlari memutar arah, menuju ke apartemen Yoongi.

Namun tiba-tiba dia berhenti, 'Tunggu! Apa yang barusan kukatakan? Harus segera kuberitahu Suga hyung? Aku ingin segera menemuinya? Ada apa dengan semangat berapi-apiku disenja ini? Seharusnya yang pertama kuberi tahu adalah Hoseok hyung! Tidak, ini tidak benar!' Batinnya, dan tanpa sadar sedari tadi Jimin memeluk tiang listrik yang berada di tepi jalan.

Pure-Hearted Romantica {YOONMIN}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang