- 14 April 2041 -
Hembusan angin malam yang dingin, memasuki kamar seorang perempuan berumur 20 tahun. Perempuan itu bernama Cessa. Cessa terlihat sedang sibuk mengobrol dengan kedua sahabat kecilnya, Rasya dan Arza. Dengan kecanggihan di tahun 2041, kini ia dapat melihat kedua sahabatnya secara dekat dengan teknologi hologram. Tak lagi menggunakan laptop ataupun ponsel.
"Ces, coba tebak. Minggu depan itu hari apa?" Ucap Rasya dengan begitu semangat.
"Hm— hari jum'at?" Balas Cessa yang terlihat begitu kebingungan.
"Bukaaann." Rasya terlihat sangat tidak sabar akan sesuatu.
"Apaan?" Cessa masih terlihat akan apa yang kedua sahabatnya coba katakan.
"Ayo dong, tebak ces. Masa seorang atlit bulutangkis ingatannya pendek kayak begini. Katanya lu mau jadi juara Kejuaraan Nasional." Ucap Arza yang kemudian membalikkan badannya ke belakang.
"Aduh, apaan dah?" Cessa terlihat belum peka akan kode yang kedua sahabatnya katakan.
"Yah ces, masa lu lupa sih." Arza kemudian mengambil sesuatu dari belakangnya dan berputar kembali ke depan. Arza mengambil kalender digital dan membuka bulan April.
"Terus ada apaan di bulan April?" Cessa terus memperhatikan kalender tersebut dengan serius.
"Ini loh." Arza menunjuk ke tanggal 21.
"Kayaknya gua tau deh." Cessa kini terlihat sedikit excited akan apa yang sahabat-sahabatnya rencanakan. "Ulang tahun gua kan?"
"Yah ketebak elu sih za pake segala buka kalender." Rasya terlihat sedang menahan tawa yang ingin ia keluarkan."
"Yaudah iya, maaf deh. Lagian lama mikirnya." Arza juga terlihat sedikit menahan tawanya.
Arza dan Rasya kemudian tersenyum kecil dan melirik satu sama lain. "Selamat ulang tahun Ces!!!" Ucap Arza dan Rasya serempak.
"Aduh— gua kira apaan. Makasih ya. Terharu gak nih?" Cessa sangat bahagia akan kejutan yang diberikan kedua sahabatnya ini.
"Oh harus dong. Kan bikin kejutan gini tuh susah. Direncanain dulu, nahan ketawa dulu." Rasya terlihat sangat puas dan bahagia akan jawaban yang diberikan Cessa.
"Ces, kita punya kejutan buat lu."
"Waw, kejutan! Aku sangat terkejut!" Canda Cessa kepada kedua sahabatnya.
"Tumben aku." Sambung Rasya.
"Kan lagi ulang tahun, jadi karena gua gak mau terlihat tua, jadi pake aku tadi. Tapi sekarang udah enggak." Ucap Cessa sembari diselangi tertawa.
"Yeuh. Cessa, Cessa. Bisa aja menghindarnya." Arza kemudian memberikan isyarat kepada Rasya.
"Jadi, kejutannya itu—" ucap Arza dan Rasya secara serempak, "kita liburan selama tiga hari di— JEPANG!!!" Rasya dan Arza berteriak dengan begitu keras.
"Bentar, kalian gak bercanda kan?" Cessa terlihat sangat terkejut akan apa yang ia dengar.
"Iya Cessa Putri Andini. Kita gak bercanda." Ucap Rasya.
"YEAY!!! YUHHU!! NEGARA IMPIAN GUA!!" Cessa tak dapat menahan rasa bahagia dalam hatinya lagi. Hingga ia tak sadar bahwa suaranya terdengar ke lantai bawah rumahnya.
"Ade, tidur. Udah malem, kamu besok ada jadwal latihan pagi." Panggil Ibu Cessa dari lantai bawah.
"Iya bu, ini Ade lagi ngobrol sebentar." Cessa kemudian kembali menatap kedua sahabatnya.
"Cie yang kesenengan sampe kedengeran Ibu." Rasya kemudian sedikit tertawa setelah melihat Cessa.
"Pasti dong. Ini tuh negara impi—an gua! Dari dulu pas kita sering nonton Anime, sampe sekarang gua pengen banget kesana."
"Yaudah, mending lu tidur. Lu kan besok ada jadwal latihan. Besok siang kalo kita ketemuan gimana? Kan harus bicarain jadwal sama tempat nginep nya." Ucap Arza yang kemudian mulai mematikan hologramnya secara perlahan.
"Yaudah, gua tidur. Makasih ya Ras, Za. Kalian tuh emang sahabat terbaik gua. Lop banget dah."
"Gua ge'er nih. Gua kan masih single," ucap Rasya yang kemudian disambung oleh Arza, "iya nih. Gua kan juga masih pdkt."
"Udahlah, jodoh mah ditangan Tuhan. Yang penting mah kita bertiga masih bisa sering kumpul bareng." Ucap Cessa dengan begitu santai.
"Iya sih." Jawab Arza dan Rasya.
"Oh iya besok jam satu siang gua bisa. Di kafe yang biasa sering ngumpul aja? Soalnya itu kafe termurah dan terenak." Ucap Cessa sembari tertawa.
"Oke deh. Malem Ces, Za." Ucap Rasya yang kemudian mematikan hologramnya.
"Ok, malem juga Ces." Ucap Arza yang kemudian mematikan hologramnya juga.
Cessa kemudian mematikan hologramnya dan naik ke atas kasur. Ia berbaring dan mulai memikirkan masa-masa indah bersama kedua sahabatnya. Ia kemudian teringat akan sesuatu. Ia pun segera bangun dan membuka lemarinya. Ia tak menyangka ia bisa melupakan sebuah benda yang sangat berharga baginya. Album foto-foto ia bersama kedua sahabatnya.
To be continued...
____________________________________________________
Hallo semua!!
Makasih ya udah baca sampai sini ^^
Cerita yang ini updatenya gak ngaret kok. Jadi sabar aja ya...
Jangan lupa tulis Kritik dan Saran buat Author ya. Tanpa kalian, Autjor bukan apa-apa:)
Dan jangan lupa juga buat Vote ya!!
See ya alter! Eh later!!
KAMU SEDANG MEMBACA
BETWEEN DREAM & FRIENDS
Short Story• A Sci-fi Themed Short Story • Hidup tak pernah lepas dari pilihan. Setiap hari, kita selalu dihadapkan dengan pilihan. Entah itu pilihan yang mudah, sampai sulit sekalipun. Hingga pada suatu hari, seorang perempuan bernama Cessa dihadapkan pada du...